Ada Perempuan Penebar Jagung di Jalan Tak Berumah, Bambang Widiatmoko

Aku Berguru Pada Sajak Meditasi Rindu Micky Hidayat

Ada Obat Nyamuk di Percik Harap di Habaring Hurung, Dyah Nkusuma

Tentang Asmara Mantra Nur Khofifah

Mataheru Mata Kaki Heru Mugiarso

Ziarah Ke Lubuk Larangan, Syahadat Senggama

Ada Menggoblogkkan Diri Dari Cinta ke Negara, Suyitno Ethex

Cerita Bersama Antonius, dari Wajah Negeri kata Arif Khilwa

Perempuan Yang Kupanggil Ibu di Angon Angin Gambuh R. Basedo

Perempuan Yang Kupanggil Ibu di Angon Angin Gambuh R. Basedo

Sudah 17+ Membaca Lukisan Pelacur Pasar Kembang

Menunggu Malam dalam Mengemas Kenangan Yuditeha

Tiga Warna Tiga Tanda, Perjalanan Diri Lindung Ratwiawan

Heru Patria Senyawa Kopi Sekeping Hati, di Pasar Kopi

Asmariah Perempuan Pesisir, Berangkatlah Kata-kata

Sartikah akhirnya ditambat di Pelabuhan Terakhir, Kita Dalam Aksra

Berselang Sehari Setelah Kepergianmu Sapardi.... Dia yang Terjatuh di Rimba Dunia Ketika Satu Sayapnya Patah

Makrifat Penghambaan Surasono Rashar, Sebuah "Proses" Kemakrifatan Seorang Penyair

Ada Sepatu dari Pipilan Jagung di Kado Kata Supriyadi

Sulistyo Ingin Kembali Menulis Puisi

Lasman Simanjuntak tentang alam, infratruktur, dan kehidupan, Tidur di Ranjang Petir

Wajib dan Menerima Selamat Said Sanib Politikus Rendah Hati

Fahmi Wahid Penghantar Suara Orang Pedalaman

Kisah tentang korban hak asasi manusia pada masa lalu dibungkus dalam puisi puisi penyair Indonesia.

Rinjani di Pencakar Langit, Mas Yono Buanergis Muryono