/ Ulasan Puisi

Lasman Simanjuntak tentang alam, infratruktur, dan kehidupan, Tidur di Ranjang Petir

  1. Lasman Simanjuntak tentang alam, infratruktur, dan kehidupan, Tidur di Ranjang Petir

Lasman Simanjuntak, berkeliling bukan karena ia seorang kuli tinta, tetapi seorang penyair juga. Karenanya apa apa yang dilihat dan dialami menjadi goresan-goresan puisi dalam hidupnya, sehingga terkumpul antologi ini.
Lasman menyoroti banyak hal, tentang alam ini bumi, langit, matahari, bulan, sungai laut, hewan juga tumbuhan Ciptaan Tuhan sebagai objek puisi. Tak semata-mata sebagai bacaan puisi tetapi juga wujud kekaguman kepada Tuhan Maha Pencipta.
Tidur di Ranjang Petir adalah antologi yang diambil sari judul puisi di dalamnya. Mari kita simak cuplikannya:

Tidur di Ranang Petir

//Sewindu telah kutulis
Pesan petapa
Bersyair dalam air/
/Wajah langit lalu terbuka lebar
Dari Tuhan ada kabar singkat/
/"Segera jaring jiwa orang-orang murtad karena
Sebuah pekabaran selalu menjenguk setia"
Kata pengkhotbah yang sudah dua kali divaksin/
/Awan kecil dari laut ditengok tujuh kali
Jadilah hujan bertubi-tubi/
/tiba di atas ranjang yang gelisah bersatu dengan
Benturan air kolam batu
Ikan-ikan segera Sodorkan mulutnya
Dengan menu makanan bervariasi bersama ayat-ayat suci/
/Supaya basah lagi dengan genangan air mataku/
/.... //
Sungguh Tidur di Ranjang Petir puisi yang menghanyutkan. Layak antologi ini diapresiasi pembaca semua.
(Rg Bagus Warsono)

1c2fe7a5-a543-4afb-8f88-db7fdec8a671-28