/ Menjadi Penyair

PENYAIR ADALAH PILIHAN HIDUP, Daeng Mangeppek

No. 027
:Daeng Mangeppek
PENYAIR ADALAH PILIHAN HIDUP
Sebenarnya saya tidak punya keinginan menjadi penyair. Saya cuma senang menulis puisi dan dimulai sejak kelas dua SMA, saya sudah menulis puisi dan dikirim ke koran Pedoman Rakyat, koran Fajar, Suara Muhammadiyah, SKU Intiberita, Menit Plus, Versi, dll. Ternyata puisi yg saya kirim ke media tersebut di atas, hampir semua dimuat dan mendapat honor yg lamayan banyak pada waktu itu
Target saya menulis puisi waktu itu hanya ingin mendapatkan uang atau honor, dan saya menulis puisi secara otodidak, tidak melalui pendidikan atau kursus, hanya banyak berdiskusi dengan penyair dan banyak membaca buku sastra, terutama buku kumpulan puisi para penyair yg sudah punya nama di negeri ini
Sejak itu, saya mulai rajin menulis puisi. Saya sudah menulis puisi sekitar 500 judul. Target saya, menulis puisi, paling kurang dua judul dalam sehari dan sebagian dikirim ke sejumlah media yg terbit di media lokal dan media nasional. Puisi yg saya tulis sudah ada beberapa yg dibukukan diantaranya ; Dongen Dari Wakil Rakyat, Katanya Kau Rindu Padaku, dan terakhir ikut antologi puisi 50 penyair Indonesia ; Di Ambang Batas Negeriku (Imajinasi Syair Lintas Generasi) dan antologi puisi Rindu Rasulullah yg dilaksanakan Ikatan Penulis Muslim Indonesia (IPMI)
Saya dan beberapa teman penyair di Makassar sering jadi nara sumber di Program 4 RRI Makassar yg berbincang soal sastra, bedah buku terbaru dan membaca puisi. Kalau tidak salah ingat, sudah hampir lima tahun mengisi acara budaya dan sastra di RRI Makassar.
Ada sebagian orang berpendapat bahwa penyair itu rata-rata hidupnya susah atau "kere", tapi bagi saya, menjadi penyair adalah pilihan hidup. Setiap pilihan hidup atau pekerjaan apapun, pasti ada resikonya, termasuk menjadi penyair. Untuk menjadi penyair yg bisa menghasilkan uang, maka jadi penyair yg profesional, bukan penyair amatiran. logo-lumbung-puisi-5