/ puisi

PELANGI SETELAH GERIMIS Edison P. Malau

PELANGI SETELAH GERIMIS
Edison P. Malau

Kemarin...
Kemarin jalanan penuh dengan bunga-bunga janji
Kita tabur dan benihnya kita semai bersama titik-titik rindu
Bertumbuh dan mekar sepanjang kenangan yang merantai
Aromanya benar-benar menyimpulkan wangian dalam kalbu

Kemarin...
Kemarin masih kita sempatkan memilih rantai dan tangkai
Bunga sempat berbuah menjadi putik dan biji
Kusematkan sedikit kisah pada daun-daun berduri
Lalu, kau siramkan kata-kata menentang alibi

Kemarin...
Kemarin aku rajin memungut duri-duri tajam di hamparan hati
Mengikat perahu rindu yang semakin hari semakin menepi
Merenung dan mengurung keluh kesah dalam hati
Merajut janji dalam aksara tanpa buaian mimpi

Besok...
Besok aku akan mengirimkan rangkai kata dalam kitab
Kau akan mengeja aksara penuh makna di setiap lembar
Kalimat-kalimatnya akan menyentuh langit-langit hatimu
Mengeluarkan suara tanpa bunyi:
hadirmu menjadi bencana terindah dalam hidupku

Besok...
Besok akan kubangun menara pandang di pertengahan awan biru
Di sana, aku tidak perlu menakar asmara seperti saat itu
Setiap saat, akan menikmati pelukan hangat sang surya
Memeluk pelangi setelah gerimis belaian menyapa
Meneriakkan bunyi tanpa suara:
kepergianmu memberi semangat indah untukku

Sidikalang, 5 April 2024