(053)Rapat Rahasia di Dalam Perut, Batari Parfum
Rapat Rahasia di Dalam Perut
Batari Parfum
Di meja makan sekolah, piring-piring
berdiri tegak seperti peserta sidang.
Nasi di tengahnya adalah saksi bisu,
ditanya berkali-kali oleh mulut anak-anak,
tapi jawabannya tercecer di lembar anggaran.
Sendok bergesekan pelan,
seperti tangan yang sedang mencuri.
Sop sayur berubah jadi protokol.
Daging ayam menghilang,
digantikan laporan resmi yang tak pernah dimakan.
Di belakang pintu dapur,
garpu menggantung dengan luka di lehernya.
Lemari es berdenting seperti kotak suara,
menyimpan semua janji basi:
lauk impor, protein kadaluarsa,
gizi yang dikarantina di ruang rapat hotel.
“Anak-anak hanya butuh kenyang,” kata mereka,
sambil menandatangani bon makan malam.
Anak-anak sekolah duduk di kursinya,
mengunyah udara dengan suara pelan.
Di dalam perut mereka, negara sibuk berdiskusi.
Tulang ikan bercampur kertas tender,
kolesterol tumbuh dari janji subsidi.
“Besok kita makan apa?” tanya seorang anak.
“Besok kita makan mimpi,” jawab nasi dingin.
Di pojok ruangan,
jam dinding berhenti berdetak.
Di lantainya, minyak goreng tumpah,
licin seperti politik.
Semua orang berjalan di atasnya,
tanpa takut terjatuh.
Di luar, korupsi bersiul pelan,
memanggil tikus-tikus pulang.
Mereka membawa potongan piring,
untuk membangun istana kecil
di perut anak-anak yang sudah lama kosong.
Banyumas , 25 Januari 2025
Penulis :* **Marwan ***, Lahir Banyumas 1993.
Subscribe to Literanesia
Get the latest posts delivered right to your inbox