/ puisi

TRILOGI PANATHA; MENJELANG PESTA DEMOKRASI, Teguh Susanta

TRILOGI PANATHA;
MENJELANG PESTA DEMOKRASI
Oleh: Teguh Susanta
Meniti Tangga
Di layar kaca
Senyum-senyum mengembang
Tangan-tangan melambai
Rajin silaturohim
Oh, bakal calon
Ikut iklan pasta gigi
Merekah menebar janji
Melirik Pasar
Melihat pasar
Sayuran hijau segar
Sehijau harap balon
Rajin kunjungi pondok
Jumpa ulama
Sarungnya tertiup angin
Melirik hati Nahdiyin
Erupsi
Beda wilayah
Satu Indonesia
Marapi dan Merapi
Terjangkit flu dan batuk
Meler dan muntah
Giri saja yang Erupsi
Kubu Capres tahan diri
Purwakarta, Desember 2023

Ketika Lima Puisi Pola Tuang Bersatu

MENDUNG MENGGANTUNG
Oleh: Teguh Susanta
Candra ke tujuh
di langit masih mendung
belumlah hujan
Ingat legenda
Sangkuriang dan Tumang
berburu kijang
Dor lima kali
melayang nyawa Tumang
lantas potong hatinya
pengganti persembahan
hatinya kijang
panik seusai membantai
cerita dusta terurai
Tumang setia terbinasakan
dusta terkarang berselimut kabut
Payungnya, Bandit!
;terkoyak
Purwakarta, September 2022
Biodata Penulis:
Teguh Susanta, lahir di Klaten, 6 Desember 1966. Bergabung pada WAG Genitri, asuhan Ibu Rahayu Iis Singgih dan WAG Penyair Berkarya (PB), asuhan Bp.Vito Prasetyo. Dan menjadi Admin Penasehat pada Group literasi FB Serpihan Aksara Qolbu (SAQ). Menerbitkan buku kumpulan puisi berjudul Antara Ada dan Tiada, dg penerbit Cleopatra Mandiri. Juga aktif mengikuti Antologi Puisi bersama, kerjasama Apajake dan Genitri, antara lain Jalan Stoa, Wajah Kota Kita, dan Satu dekade Malam Rantau Prapat (1dekadeMPR), Antologi Puisi: 100 CHAIRIL Anwar Masa Kini, oleh Group FB Lumbung Puisi Penyair Indonesia, asuhan Bp. Rg. Bagus Warsono dan Antologi Puisi Anti Korupsi #Hariantikorupsisedunia2023 bersama Bung Hatta Corruption Award, Kawan Bung Hatta Labuhanbatu dan FE Universitas Islam Labuhanbatu.
357817662_3511695765754702_645585793100812358_n