Tafsir Lukisan Yos Suprapto, oleh Rg Bagus Warsono
Tafsir Lukisan Yos Suprapto, oleh Rg Bagus Warsono
Saya tidak tahu, apa nama judul lukisan yang dilarang dipamerkan karya Yos Suprapto. Hanya mengambil dari pemberitaan resmi media nasional yang dapat dipertanggung-jawabkan. Beda kurator tentu beda pula pandangan dan pemikirannya. Sehingga judul pameran Lukisan yang digelar menjadi perkara ramai.
Kurang paham 5 atau 2 lukisan yang dilarang ditampilkan dalam pameran yang diberdel itu.
Tetapi di media sosial lukisan yang diminta untuk ditampilkan itu terlanjur menyebar.
Seperti juga Anda jika disodori beberapa lukisan ada pilihan lukisan yang disukai. Dan saya menyukai lukian Yos Suprapto ini (tidak tahu nama judul lukisan ini) jika boleh menberi judul lukisan berlatar belakang mata (matahari) nusantara ini saya sebut judulnya "Mabok" karena saya tertarik dengan botol minumannya.
Tentu saja kekuatan lukisan ini terdapat dalam metafora sebual lukisan yang beraneka tafsir, sebuah pancaran tersendiri. Tetapi mementum yang dipilih Yos Suprapto sangat tepat dikala rakyat lagi deman "kedunguan". Sehingga beralasan jika "mabok" diketengahkan.
Dari mulai latar belakang digambarkan matahari berupa mata manusia dengan semburat warna merah menandakan mata tengah memandang pada bidang sorotan tertentu. Disana ada gedung mirip istana yang lagi viral tentu saja. Dengan perkantoran arau mungjin hotel di depan latar istana itu. Saya juga tidak tahu itu lomplek apa.
Di depan perkantoran itu ternyata gambar tikus yang tengah digerogoti gedung perkantoran prasarana komplek itu . Mungkin lagi makan besi beton, semen atau batu dan material lain tikus-tikus lapar yang ganas memerah.
Pada meja disediakan sebotol minumam dengan dua gelas pasangannya dan sebakul buah yang menandakan ada pesta di situ. Pesta itu yang dilambangka di atas sebuah meja hitam yang menyambung dengan mahkota raja jawa yang dipakai oranf tengah bersenggama sehingga mirip ikan. Ini hanya mengelabui pandang yang melihatvlukisan itu untuk menyembunyikan maksud. Pesta itu juga membelajangi kebun rakyat yang hijau yang tempatnya makin terjepit.
Pada sisi kiri gambar itu tidak sedikit orang tengah menengadahkan tangan memohon, mungkin lapar mungkin juga miskin kelihatannya gambar rakyat meminta pertolongan.
Pada tengah lukisan ini yang menjadi fokus lukisan tampak dua orang telanjang berhadapan (mungkin bersenggama) tengah menikmati pesta. Gambar perempuannya tengah memakan sesuatu dan yang laki-laki menghadap perempuannya dengan siku lengan diletakan diatas meja sebagai pemilik pesta itu. Yang menjadi aneh adalah orang telanjang itu masih mengunakan penutup kepala. Entah jenis topi dari daerah mana. jika juga sebuah mahkota dari ciri raja negara tertentu.
Di bawah dua orang berpesta itu digambar bersusun orang tengah menjilati dubur dari paling bawah lukisan hingga dubur laki-laki telanjang yang tengah pesta itu.
(Bersambung)
Subscribe to Literanesia
Get the latest posts delivered right to your inbox