/ Berita

Pengumuman Keputusan Nominasi Buku Sastra, Buku Sastra Tak Terlewatkan dan Buku Sastra 2024

Pengumuman

Keputusan Nominasi Buku Sastra, Buku Sastra Tak Terlewatkan dan Buku Sastra 2024

Prakata Buku Sastra Nasional 2024

Buku puisi (selanjutnya disebut antologi dalam hal ini antologi puisi) sebagaimana sebuah buku utuh memiliki judul dimana lembar-lembar isi buku terkait judul. Lembar-lembar halaman buku dalam antologi (puisi) adalah puisi terkait judul. Setidaknya ada benang merah dengan judul oleh karena itu judul memberi tahu pada calon pembaca mewakili semua isi di dalamnya.
Dalam tulisan ini buku yang dimaksud adalah buku puisi tunggal atau antologi puisi yang ditulis oleh seorang penyair.
Karena keterkaitan itu sangat pandai penulis atau penyair memberi judul. Jika isi bervariasi maka ditulislah misalnya Bunga Rampai, Perjalanan (proses kepenyairan), Jejak, Dari 4 Kumpulan Puisi, dan sebagainya. Ada juga yang menggunakan pilihan kata guna merangkum semua isi misalnya menggunakan kata Suara ..., Pesan ...., Duka ..., Pelangi dan sebagainya dan sebagainya guna mencakup semua isi buku. Judul.memberi tahu awal gambaran isi di dalamnya.
Kemudian pembaca dalam kebiasaan orang Indonesia pada umumnya, membaca antologi tidak seperti membaca cerpen atau novel atau buku certa yang akan dipahami jika membaca secara runtut dari awal. Tetapi antologi dibaca suka-suka si pembaca. Biasanya melihat Daftar Isi dan kemudian acak membolak balik halaman antologi itu. Bila ada yang membaca diurut dari halaman pertama, terus berurutan membaca tiap halaman itu hingga akhir itu pembaca istimewa.
Karena dibaca suka-suka itu berarti ada halaman yang beruntung dibaca dan ada halaman yang terlewat. Namun ketika membaca halaman acak itu dijumpainya puisi-puisi yang menarik dan pembaca akan langsung mengingat judul buku. Ternyata puisi-puisi itu terkait dengan judulnya. Di sini kepiawaian penyair mengemas buku. Namun tidak jarang dutemui banyak puisi bagus tetapi tidak terkait judul. Mungkin oleh penulisnya dimasukan untuk memenuhi ketebalan buku.
Di lain buku, banyak pula dijumpai karena membaca halaman secara acak kebetulan terdapat puisi yang tak merujuk judul dan kurang menarik.
Penulis dalam hal ini tidak menjelaskan bagaimana sebuah rangkaian kata disebut puisi atau apa itu puisi. Yang penulis utarakan di sini adalah antologi tunggal. Antologi tunggal atau buku puisi karya seorang penyair tentu tentu di dalamnya adalah puisi-puisi.
Adalah puisi utuh karena sudah diterbitkan okeh penerbit dan memiliki hak cipta. Artinya penulis antologi tunggal pasti seorang penyair. Apapun bentuk puisinya, menarik atau kurang menarik tetap sebuah puisi. Karena buku itu adalah buku sekumpulan puisi. Di sini seorang kurator, seorang ahli dalam membedah buku, atau seorang guru bahasa dapat menilai antologi. Apakah puisi itu puisi yang bermutu atau tidak.
Pada tahun 2024 saya menulis catatan siapa-siapa Sastrawan Indonesia berkarya baik. Pencatatan sastrawan ini berlangsung satu tahun yaitu sejak januari sampai Desember tahun 2024. Cukup lama dan melelahkan memang, tetapi alhamdulillah dapat selesai dengan waktu yang direncanakan.
Mencatat siapa-siapa berkarya baik harus didasari dengan pembuktian yang dipertanggung jawabkan sehingga saya kemas dengan kegiatan Pemilihan Buku Sastra Nasional 2024 versi Lumbung Puisi. Lumbung Puisi adalah 'rumah sastra tempat berkumpulnya sastrawan dan karyanya yang saya kelola.
Kemasan kegiatan ini ternyata mendapat sambutan yang luar biasa dari para sastrawan dari berbagai daerah. Sejak Januari 2014 hingga Desember 2024 saya menerima buku- buku antologi puisi untuk dipilih siapa berkarya baik. Berkarya baik berarti harus dibaca. Isi buku yang bervariasi ketebalannya. Buku-buku yang terseleksi adalah buju yang sengaja dikirim oleh sastrawan untuk dasar pemilihan buku sastra nasional. Dan ternyata lebih dari 200 buku antologi dapat saya selesaikan terbaca. Buku buku itu terbagi menjadi buku masuk Nominasi Buku Sastra Nasional 2024, Buku Sastra Tak Terlewatkan Nasional 2024 dan Buku Sastra Nasional Tahun 2024.
Dalam masa itu ( Januari hingga Desember 2024) penyeleksian buku itu sengaja dilakukan saya sendiri agar tidak dibumbui campur tangan kurator lain. Saya pun sadar bahwa ini kurang demokratis, tetapi memilih buku sastra terbaik bukan voting suara terbanyak tetapi bagaimana menghayati sebuah buku sastra dengan kaidah-kaidah (aturan) yang dimiliki kurator itu. Dan kegiatan ini pun bisa dan boleh dilakukan oleh suapa saja. Demikian versi Lumbung Puisi.
Beberapa catatan buku-buku kumpulan puisi peserta seleksi oleh penyair zaman ini.
Catatan ini hanya sekedar pemberi semangat dan tentu boleh menggunakan pendapat lain.

  1. Perjalanan kepenyairan masih berproses artinya penyair menyerahkan kepada puisi yang ditulisnya untuk menggeliat sendiri mencari apresiasi.
    Artinya kelahiran puisi tanpa garap dengan kesungguhan menjadi karya sastra yang unggul.
  2. Banyak pemahanan keliru bahwa buku kumpulan puisi atau disebut antologi makin tebal makin baik. Padahal belasan puisi pun bisa dibuat buku. Keadaan pemahanan keliru ini memengakibatkan ada ketergesa-gesaan melahirkan puisi untuk pemenuhan ketebalan buku.
  3. Kurangnya minat baca justru dikalangan penyair itu sendiri, sehingga banyak dijumpai judul-judul puisi yang sama atau mirip yang pernah ditulis penyair sebelumnya.
  4. Kurang diperhatikan dan pemahanan pembuatan nama buku. Buku sebagaimana fungsi dan manfaatnya memiliki kepala buku, sebagai nama buku yang memiliki relevansi terhadap isi buku. Artinya judul buku mewakili keseluruhan isi.
  5. Banyak penyair meninggalkan ciri khasnya pribadi sendiri yang sebetulnya merupakan kekuatan gaya bahasa dari keunikannya itu dengan meniru karya orang lain tetapi ditengah perjalanan ( dalam baris dan bait puisi) kesulitan pilihan kata sehingga baris kalimat menjadi acak maksud.
  6. Gaya Bahasa: Pengulangan bait dan baris dengan arti yang sama dalam puisi, mengakibatkan puisi lebih memiliki arti transparan seperti kalimat berita atau cerita. Ini mengakibatkan bobot puisi menjadi ringan. Tak menampilkan metafora yang menguatkan puisi itu hidup.
  7. Pemahanan arti sastrawan atau penyair itu perlu diperluas (kurangnya membaca) bahwa menjadi penyair itu tidak dituntut untuk membuahkan puluhan buku antologi . Artinya jika membuat buku pastikan buku kita itu memiliki mutu sastra.
    Rg Bagus Warsono, kurator utama di Lumbung Puisi,
    1 Januari 2025

Memutuskan :

A.Nominasi Buku Sastra Nasional 2024
Versi Lumbung Puisi

  1. Di Lombok Aku Dapatkan Puisi, penulis :Sindu Putra
  2. Tandik Meratus, penulis :Fahmi Wahid
  3. Apakah Negara, penulis: Toto St. Radik
  4. Jalan Tak Berumah, penulis: Bambang Widiatmoko
  5. Kenangan Kampung yang Hilang, penulis: Muhammad S
  6. Perjalanan Berkarat, penulis: Wawan Hamzah Arfan
  7. 75 Sajak, penulis: Nanang Ribut Supriyatin
  8. Sebuah Catatan di lembar Perjalanan, penulis : Yanti S Sastro Prayitno
  9. Kita+(Duh)-Kita, penulis : penulis: Marwanto
  10. Ibu Doa dan Cinta, penulis: A Rahim Eltara
  11. Jejak Rindu, penulis: Soekardi Wahyudi
  12. Jalan-jalan di Bangka, penulis: Dian Chandra (Hardianti)
  13. Hari-hari Purna Bhakti, penulis: Kasdi Kenalis
  14. Syahadat Kenangan, penulis: Samian Adib
  15. Ode Untuk Mak Erot, penulis: Ence Sumirat
  16. Serlok Palsu, penulis: Yustinus Harris
  17. Musim-musim Berbisik, penulis: Hadijah Karim
  18. Dari Awal Sebelum Akhir Kenangan, penulis: Merawaty
  19. Belantara Maya, penulis: Iis Yuhartini
  20. Mengais Memulung dalam Kehidupan, penulis: Riyani Pemulung
  21. Rasa Jiwa di Balik Karya, penulis: Moel Soenarko
  22. Destinasi, penulis: I Nyoman Wirata
  23. Tembang Sepi Orang-orang Pinggiran, penulis: Agus Yuwantoro
  24. Mawar dan Kembang, penulis: Koriyah ( Mayek)
  25. Kita dalam Aksara,penulis: Sartikah
  26. Kumpulan Puisi Pilihan Berjalan Dalam Ingatan, penulis: Dharmadi
  27. Pesan Koma, penulis: Rosmita
  28. Cinta Sebening Madu, penulis: Ule Ceny
  29. Kumpulan Puisi Ketika Aksara Bicara, penulis: Tusilah
  30. Yang Terasing dan Mampus,penulis: Marlin Dinamikanto
  31. Hanya Untukmu, penulis: Sulis Bambang
  32. Perempuan Penabuh Subuh, penulis: Asmariah Supriyadi
  33. Tentang Matahari, penulis: Ria Mi
  34. Pergi ke Masa Silam, Pulang ke Masa Depan, penulis: Supali Kasim
  35. Jejak, penulis: penulis; Sulistyo
  36. Autobiografi Kejahatan, penulis: Sthiraprana Duarsa
  37. Prasasti Lereng Sindoro, penulis: Barokah
  38. Gapura, penulois: penulis: Suyitno
  39. Asmara Mantra, penulis: Nurkofifah
  40. Bisikan Tanah Penari, penulis: Rissa Churria
  41. Jalan Hati, penulis: Surasono Rashar
  42. Hujan Tak Datang di Pesta Api , penulis: Sugeng Joko Utomo
  43. Musikalisasi Guman Asa, penulis: Ali Syamsudin Arsy
  44. Surabaya Musim Kemarau, penulis: Aming Aminudhin
  45. Biarkan Cinta Pergi Naik Kereta, penulis: Tri Astoto Kodarie
  46. Yang Kupetik dari Semak, penulis: Mita Katoyo
  47. Ijinkan Aku Menjelujur Kata, penulis: Hafney Maulana
  48. Pesan Laut Kepada Perahu, penulis: Muhammad Lefand
  49. Berkata Ranting Kering, Dyah Nkusumah
  50. Orasi Anak Negeri, penulis: Heru Patria
  51. Rindu Yang Tak Pernah Sirna, penulis: Aan Aminah Budiarsih.
  52. Nice To Meet You Ramadhan, penulis: Pensil Kajoe
  53. Suara Pagi, penulis: Sri Sunarti
  54. Dongeng Latisha, Penulis: Winar Ramelan
  55. Trembesi di Sudut Kota, penulis: Kanti (Denting Kemuning)
  56. Pena Patah, penulis: Prawiro Sudirjo
  57. Ya Habibana,penulis: penulis: Abede Mujib
  58. Ketika Tiba di Rumah, penulis: Thomas Sutasman
  59. Catatan kaki, penulis: Indri Yuswandari

B.Buku Sastra Tak Terlewatkan Nasional 2024
Versi Lumbung Puisi

  1. Apakah Negara, penulis: Toto St. Radik
  2. Jalan Tak Berumah, penulis: Bambang Widiatmoko
  3. Kenangan Kampung yang Hilang, Muhammad Saroni
  4. Perjalanan Berkarat, penulis : Wawan Hamzah Arfan
  5. 75 Sajak, penulis: Nanang Ribut Supriyatin
  6. Sebuah Catatan di Lembar Perjalanan, penulis : Yanti S Sastro Prayitno
  7. Kita+(Duh)-Kita, penulis : penulis: Marwanto
  8. Ibu Doa dan Cinta, penulis: A Rahim Eltara
  9. Jejak Rindu, penulis: Soekardi Wahyudi
  10. Jalan-jalan di Bangka, Dian Chandra (Hardianti)
  11. Hari-hari Purna Bhakti, penulis: Kasdi Kenalis
  12. Mengais Memulung dalam kehidupan, penulis: Riyani
  13. Rasa Jiwa di Balik Karya, penulis: Moel Soenarko
  14. Tembang Sepi Orang-orang Pinggiran, penulis: Agus Yuwantoro
  15. Yang Terasing dan Mampus, penulis : Marlin Dinamikanto
  16. Gapura, penulis: Suyitno
  17. Surabaya Musim Kemarau, penulis: Aming Aminudhin
  18. Orasi Anak Negeri, penulis: Heru Patria
  19. Nice To Meet You Ramadhan, penulis: Pensil Kajoe

C.Buku Sastra Nasional 2024
Versi Lumbung Puisi

  1. Autobiografi Kejahatan, penulis: Sthiraprana Duarsa
  2. Di Lombok Aku Dapatkan Puisi, penulis :Sindu Putra
  3. Tandik Meratus, penulis: Fahmi Wahid
  4. Destinasi, penulis : I Nyoman Wirata
  5. Jalan Hati, penulis: Surasono Rashar

Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia
Indramayu, 1 Januari 2024

Korator Utama,
Di Lumbung Puisi

Rg Bagus Warsono

Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia
Dokumentasi Sastra Modern
Jalan Tulip Merah No.6 Perumahan Cidayu
Kelurahan Margadadi, Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu -45212
Jawa Barat. Website : leteranesia.com , Email:[email protected]

Capture