KOLONIALISME MODERN, Heru Patria
KOLONIALISME MODERN
Oleh : Heru Patria
bahu bahu ringkih banting tulang
peras keringat malam siang
demi recehan uang
tak pernah rasakan senang
hidup tuk berjuang
raih senang
tangan tangan kekar
tanpa tujuan mendasar
tetapkan pajak kian besar
tak melihat kondisi pasar
banyak usaha gulung tikar
ribuan jelata menahan lapar
di bawah pagar
gedung gedung pencakar
menjerat gusar
negeri menjelma kerajaan oligarkhi
republik menjadi monarkhi
jelata dicekik pajak tinggi
serupa romusha kerja rodi
kebijakan tak berpihak lagi
pada pribumi
demokrasi digilas kolonialisme modern
penjajahan terselubung berjalan intern
panggung kemerdekaan jadi impoten
sungguh senewen
kenaikan pajak menjerat nadi
ciptakan lubang bagi banyak kaki
melangkah gontai
mengais rejeki
pada tong sampah di sudut negeri
demi sesuap nasi
walau basi
pajak tinggi model penjajahan
merontokkan sendi kehidupan
haruskah raga raga rongsok disingkirkan
demi ambisi sebuah golongan
kolonialisme modern harus dilawan
jika negara cabut subsidi
dengan alasan agar rakyat belajar mandiri
itu saatnya kewajiban bayar pajak diakhiri
agar negara bisa berdikari
besaran pajak harusnya tak mencekik
agar jelata tak meringkik
Blitar, 22-12-2024
Heru Patria adalah novelis dari Blitar yang juga gemar menulis cerpen dan puisi. Karya cerpen dan puisinya banyak dimuat di berbagai media massa baik cetak maupun online. Peraih Anugerah Sutasoma tahun 2024 ini lahir di Blitar, 13 September 1969. Adapun buku puisinya yang sudah terbit adalah : Berita dari Kolong Tol (Intishar, 2017), Senyawa Kopi Sekeping Hati (IA Publisher, 2022), Orasi Anak Negeri (LovRinz, 2023), Rapsodi Dua Hati (IA Publisher, 2024)
Subscribe to Literanesia
Get the latest posts delivered right to your inbox