/ puisi

Gadis Penjual Kopi di Gerbong Kereta Api Ekonomi, Heru Patria

Gadis Penjual Kopi di Gerbong Kereta Api Ekonomi
Oleh : Heru Patria
di antara bising deru kereta
ramah suara manjanya menyapa
tawarkan kopi hangat pada setiap penumpang
untuk usir penat selama perjalanan
senyum tipis menggoda dari wajah jelita
keramahan pura pura semanis gula
dorong gerobak dari satu gerbong ke gerbong lain
tebar pesona agar dagangan selaris mungkin
sebagai lelaki pecandu kopi aku tergoda
pesan secangkir torabika tanpa gula
seruput kopi di dalam gerbong terasa hambar
jauh dari nikmat yang tadi sempat tergambar
memandang gadis penjual kopi di gerbong kereta api ekonomi
jauh lebih berkesan dari kopi seduh yang tersaji
kaki jenjang menopang tubuh semampai padat berisi
melenggang pelan melewati setiap kursi
aku tercengang menatap bodi sintal terbalut seragam
angan melayang kembali susuri masa silam
andai hari ini aku masih lelaki lajang
sebait puisi cinta kupastikan akan segera melayang
belum sempat kucumbui bayang gadis itu dalam lamunan
telah habis pula satu cup kopi dalam genggaman
tanpa sadar tanganku melambai hentikan dia lagi
kembali kupesan kopi untuk sekadar tenangkan perasaan
hingga kereta api berhenti di jatibarang
senyum gadis penjual kopi masih terkenang
semoga lusa dalam perjalanan pulang
gadis penjual kopi akan kembali datang
bukan sekadar menawarkan kopi
tapi membawa serta secuil asa dari hati
untuk kutanam di dasar memori
dari sebuah perjalanan ke lumbung puisi
Jatibarang, 30 Oktober 2023