(125) NYANYIAN ANAK BELANTARA, Sukardi Wahyudi
(125)
NYANYIAN ANAK BELANTARA
Sukardi Wahyudi
Aku anak belantara
menginginkan hal yang sama dengan anak kota
semua serba ada dan tersedia
kualitas pendidikan setara
bapak ibu guru lengkap bertitel S dua
gedung mewah sering dikunjungi para penguasa.
Aku anak belantara
tak pernah mengaduh apalagi mengeluh
biar program istimewa belum datang
membasahi kerongkongan dada
daging ayam telur susu 4 sehat 5 sempurna
berputur menari di tempurung kepala
makanan bergizi dalam hayalan
perjalanannya panjang menuju bibir desa
entah tersangkut di tikungan mana.
Aku anak belantara
ingin berteriak tak punya suara
suaraku terlalu mungil untuk didengar
dulu belantaraku menyediakan hamparan hidangan lezat tak kalah mewah makanan anak kota
rebung umbut daun sengkil dan pucuk paku
undang galah patin haruan dan biawan
menu kearifan nenek mayang hilang
karena kaki hutan sudah rapuh runtuh
sungai tak perawan di telan air limbah.
Aku anak belantara
sering terlupa atau memang di lupakan
di pandang anak nomor sekian
padahal aku dengan setia menjaga etika.
Aku anak belantara
tapi aku anakmu juga.
Kukar, 17032025.
SUKARDI WAHYUDI, *sekarang bertempat tinggal di calon Ibu Kota Negara (Kukar-Kaltim), telah menghimpun karyanya dalam puluhan buku tunggal : LELAKI ITU (puisi, 2010), ADA GELISAH DI PERTEMUAN WAKTU (cerpen 2011), dan BEGENJOH (puisi 2024), menerima Anugerah Kesetian 30 Tahun “SETYASASTRA NAGARI” dari Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia, menerima Anugerah SASTRAWAN BERDEDIKAS 2021 Kaltimtara, menerima Anugerah Sastrawan Berjasa 2024 juga tercatat dalam buku : APA DAN SIAPA : PENYAIR INDONESIA (Yayasan HPI, 2017). JEJAK RINDU (puisi 2019) terpilih sebagai Buku Sastra Nasional 2024 Versi LPSI dan karya puisinya telah diterjemahkan dalam bahasa ibu (bahasa Kutai) bahasa Inggeris, bahasa Spanyol juga termuat dalam ratusan antologi bersama dengan para Penyair Nasional dan Internasional baik berupa Puisi maupun Cerpen.
*
Subscribe to Literanesia
Get the latest posts delivered right to your inbox