(096) Pedut Bergelayutt di Sudut Menu. Karya: Rust Gaok
Pedut Bergelayutt di Sudut Menu.
Karya: Rust Gaok
Saat ku tulis ini, perjalanan baru dimulai. sepuluh hari adalah bayi baru lahir belum bisa berbuat apa-apa. Namun cerita miring terjadi di mana - mana . Menu menampar wajah . Ayam berlari kulitnya tersayat. Keras. Anak- anak berlari ketakutan. Ada yang pasang badan. Membunuh demokrasi. Kejujuran yang demokrasi rupanya menjadi beban. Menjadi rintangan.
Anak+ anak sesungguhnya adalah simbol kejujuran. Mereka hanya menjawab pertanyaan . Belalang dan serangga beterbangan di antara sayur dan nasi . Anak- anak berlari menangis ketakutan. Cerita berhamburan di media sosial. Tantang perubahan harga. Tentang ayam yang rasanya aneh . Tentang susu rasa daun kelor. Tantang anak- anak yang tidak mau makan. Tentang cerita di negri dongeng. Bulan madu yang menawarkan harmonisasi, tiba-tiba menjadi senja yang gelap. Sayur tumpah di antara nasi yang sedikit basi . Senja makin gelap menjadikan langkah makin sulit. Kerikil mempersulit langkah.
Dan anak- anak mengeluh, membiarkan perut lapar demi masakan di rumah. Ada yang diam menatap tajam. Ada yang bingung melihat nasi yang basi. Ada yang muntah bau racun. Tak ada yang terpaksa
Semoga!
* Pemalang, 6 Feb 2025*
*
*Rustono ( Rust Gaok )
Tenp.tgl lhr: Pemalang,6 Desember 1963
Pendidikan terakhir: IKIP MUHAMADIYAH YOGYAKARTA
LULUS 1990
Pekerjaan : Guru di SMA N 1 BANTARBOLANG PEMALANG Samapi sekarang.
Menjadi pengelola SMK PGRI 3 RANDUDONGAKAL dari 2003 s.d. 2008
Organisasi :DKD KABUPATEN PEMALANG sebagai penasat
Karya: Keranda di Kurusetra ( kumpulan puisi )
*
Subscribe to Literanesia
Get the latest posts delivered right to your inbox