/ puisi

Sepenggal Kisah Bersama Mantan,Theo Kiik II

Theo Kiik II
Sepenggal Kisah Bersama Mantan

Sore itu,
kau datang tanpa malu-malu
mengunjungi hati dan rumahku,
yang halamannya pernah kau semaikan janji, tak lupa kau sematkan pula cumbu.
Aku tertunduk malu
Tak ingin melihat tatapan sayu
yang kau arahkan kepadaku,
seolah menelisik berharap masih ada sisa rindu di hati dan di rumahku
: gubuk tua yang pernah kau jadikan istana cintamu.
Aku masih terpaku,
mulut ku menjadi kaku
Tubuh fana ini lesu
dan rupanya, semesta ikut membisu
: Tanpa kata, pun tak ada suara.
riuh di luaran sana, apa lagi bercengkrama.
Bingung, Aku atau kamu yang harus bicara
soal hati yang dahulu kau gores hingga luka
Kau mulai bicara,
mengungkap 1001 kata
: Kata maaf dan sesal yang begitu dalam, sembari kau teteskan air mata,
Tetapi aku memaknainya,
: Air mata buaya.
Pintamu, kita berpulang,
mengulang kisah dengan bersulang.
tetapi aku, cinta dan perasaanku telah menjadi usang.
: kini tak ada lagi ruang
Meski kau terus meraung.
Malaka, 06 Januari 2024