/ Artikel Sastra

RgBagus Warsono, Sang Pelindung Sastra (bagian 4 - selesai) Oleh: Wawan Hamzah Arfan

RgBagus Warsono, Sang Pelindung Sastra (bagian 4 - selesai)
Oleh: Wawan Hamzah Arfan
Apa yang telah diperbuat oleh RgBagus Warsono dalam menerbitkan buku antologi bersama tidak main-main, bukan hanya satu atau dua buku, tapi sudah mencapai puluhan buku, yaitu sekitar 26 buku antologi bersama. Belum lagi buku karya RgBagus Warsono sendiri, mencapai 23 buku. Sebuah prestasi yang sangat luar biasa. Salah satu buku yang ditulis RgBagus Warsono dengan judul "Kemeja Putih Lengan Panjang" (Sekumpul Puisi dari Dua Kumpulan Sajak) yang terbit tahun 2018, mendapat apresiasi dari orang nomor satu negeri ini. Kemudian RgBagus Warsono diundang ke Istana Negara untuk menerima penghargaan dari Presiden Jokowi.
RgBagus Warsono sebagai pegiat satra di negeri ini mungkin tidak ada duanya. Hampir setiap event-event yang beraroma sastra, RgBagus Warsono selalu siap menjadi ujung tombak, sekaligus ujung tombok. Saya melihat sendiri ketika berada di Markas Lumbung Puisi, masih ada beberapa tumpuk buku antologi bersama dari berbagai judul yang tidak dipesan oleh penulis antologi. Tapi RgBagus Warsono tidak pernah mengeluh, terlihat santai-santai saja. Menurut pengakuannya, nanti pun akan habis dibagikan cuma-cuma kepada siapa saja yang main ke Lumbung Puisi. Jujur saja, saya sendiri sebagai orang yang bergelut dengan dunia sastra , akan berpikir sepuluh kali untuk berbuat senekat yang dilakukan RgBagus Warsono.
Menurut pengamatan saya, orang macam RgBagus Warsono ini sangat langka, dan patut mendapat penghargaan dari berbagai pihak. Makanya saya lebih menyoroti RgBagus Warsono sebagai pegiat sastra, dari pada sebagai sastrawan Karena yang namanya sastrawan banyak yang terkenal, dan karya-karyanya pun banyak disoroti. Tetapi seorang pegiat, pecinta, sekaligus pelindung sastra sangat sedikit. Atas dasar itu tulisan ini saya beri judul "RgBagus Warsono, Sang Pelindung Sastra".
Tentu ada yang bertanya-tanya dengan istilah pelindung sastra. Pembaca yang bijak tentu dapat memberi asumsi sendiri. Jika apa yang saya ungkapkan di sini dianggap terlalu berlebihan, itu bisa saya maklumi. Karena apabila kita mau menelusuri asal-usul kata "berlebihan" itu berasal dari kata dasar "lebih". Ya, sebagai pegiat sastra yang benar-benar pecinta sastra tulen ini RgBagus Warsono punya nilai "lebih". Mudah-mudahan kerja keras RgBagus Warsono bisa membuahkan hasil yang positif bagi sastra Indonesia. Sekaligus memperkenalkan pada dunia, bahwa di Indonesia tidak sedikit karya sastra yang berkualitas.
Dan saya yakin suatu saat nanti RgBagus Warsono mampu menerobos dunia, menjadikan karya sastra Indonesia semakin jelas terbaca masyarakat dunia.
Ciptakan sesuatu yang indah untuk hari ini dengan berkarya.
Cirebon, Januari 2022
awal