/ Dongeng

Presiden Kunyuk Ingin Punya Sayap

Presiden Kunyuk Ingin Punya Sayap
(Asal usul gua Lawa)
Oleh : Rg Bagus Warsono.
Negeri Belantara di benua Satokhewan dipimpin oleh Presiden Kunyuk. Presiden yang disegani dan dipatuhi juga ditakuti negeri tetangga. Kunyuk menjadi presiden karena kecerdikannya. Macan dan singa yang galak pun tan sanggup mengalahkan kecerdikan Kunyuk. Karena itu semua tokoh Belantara menobatkan Kunyuk menjadi presiden.
Presiden kunyuk memang jempolan apa pun masalah negeri dapat diatasi dengan kecerdikannya. Sehingga negeri aman dari gangguan negeri lain yang hendak menaklukkan negeri Belantara.
Presiden Kunyuk bak raja-diraja apa pun kemauannya harus diturut. Terutama para mentri dan pejabat negeri harus setia. Jika tidak menurut maka hukuman yang diterima. Seringkali para pembantunya dihukum karena tak sanggup menjalankan perintah. Bahkan ada yang tiba tiba diseret di pengadilan dan dihukum hanya karena mendengar laporan para penjilatnya. Pendek kata Presiden Kunyuk kini menjadi bengis dan kejam.
Presiden Kunyuk pun menjadi buah bibir rakyat satokhewan di seluruh negeri Belantara. Banyak penduduk merasa ketakutan dan tidak dapat hidup tenang karena ulah Presiden Kunyuk.
Suatu ketika burung bangau berbondong-bondong meninggalkan negeri Belantara. Kemudian diikuti bangsa ular, buaya kepiting dan lain-lain meninggalkan negeri.
Kabar burung bangau berbondong-bondong pergi meninggalkan negeri Belantara akhirnya terdengar Presiden Kunyuk . Lalu presiden pun memanggil para mentrinya menanyakan kenapa para bangau terbang meninggalkan negeri.
"Ampun Presiden, hamba tidak tahu kenapa Bangau terbang tinggi dan meninggalkan negeri, juga termasuk bangsa ular dan biawak juga buaya.'
Ketika Presiden tengah berkumpul dengan para mentri tiba-tiba datang anjing hutan yang hendak melapor.
"Kabar apa yang kau bawa wahai Anjing Hutan? " tanya presiden.
"Siap Presiden, hamba hendak melapor bahwa kawanan gajah, sapi, kerbau dan banteng tengah berangsur angsur pergi meninggalkan negeri Belantara menuju selatan."
"Kenaps kau tak larang?! Bentak Presiden.
"Ampun Presiden, kami sudah melarang pada mereka untuk tidak meninggalkan negeri, tapi mereka tak mempedulikan omongan kita" jawab Anjing Hutan.
Presiden Kunyuk tertegun berfikir sejenak. Setelah bangau terbang tinggi meninggalkan negeri kini bangsa gajah, sapi, kerbau dan banteng pergi juga.
Presiden Kunyuk lalu melihat keadaan diluar istana. Ternyata memang benar penduduk berangsur-angsur meninggalkan negeri. Presiden Kunyuk melihat ke langit tampaklah pimpinan bangau berputar putar di atas istana sambil memberi tahu agar seluruh penduduk segera meninggalkan negeri. Ketika bangau melihat Presiden Kunyuk berdiri di depan istana, bangau terbang rendah dihadapan presiden.
Melihat bangau itu presiden kunyuk tertegun sambil berfikir, seandainya ia punya sayap maka tak takut tertinggal sebab bisa terbang tinggi dan terjun terbang dengan cepat.
Segera Presiden Kunyuk bergegas dan me ngumumkan agar mentrinya membuatkan sayap untuk dirinya. Perintah Presiden Kunyuk pun segera dilaksanakan . Para mentri semua mencarikan bagaimana Presiden Kunyuk punya sayap agar bisa terbang. Satokhewan sakti dan ahli sihir di seluruh negeri diperintahkan untuk membuatkan sayap Presiden Kunyuk.
Dalam situasi itu naluri bangau, ular kerbau yang berangsur angsur meninggakan negeri diikuti oleh satokhewan lain. Kini ikan ikan sungai pun bergerak ke muara sungai dan bergabung bersama ikan lainnya menyusuri tepi pantai meninggalksn negeri.
Para Mentri dan pejabat negara mulai terasa di badan perubahan alam di negeri Belantara. Yaitu akan adanya bencana negeri. Satu persatu pegawai negeri meski dilarang, pergi meninggkan rumahnya.
Presiden kunyuk tak juga mendapatkan sayap ia pun mulai gelisah dan ketakutan. Apalagi medengar beberapa mentrinya kabur meninggakan kantornya dan pergi. Beberapa mentri yanf khusus diperintahkan mencarikan sayap pun tak ada kabarnya.
Di langit burung burung bangau masih memberi peringatan, kini berputar putar di atas istana agar presiden segera meninggalkan negerinya.
Kini penghuni istana semakin sedikit, satu persatu secara diam-diam meninggalkan negeri Belantara. Mentri mentri dan pembantunya satu satu tak kelihatan. Hingga akhirnya istana tinggal Presiden Kunyuk , ibu negara , dan anak-anak presiden kunyuk.
Bangau masih berputar-putar di atas istana. Suaranya makin keras memperinfatkan agar semua penduduk segera meninggalkan negeri Belantara. Sementara Presiden kunyuk masih menunggu mentrinya yang diutus mencari sayap agar bisa terbang. Tak sabar menunggu Presiden kunyuk melihat Bangau terbang berputar-putar.
"Hai Bangau lihat siapa aku"
"Ya Kau paduka Presiden Kunyuk!", jawab Bangau.
"Bagaimana aku bisa mendapatkan sayap sepertimu?"
"Tak mungkin kau bangsa Kunyuk, tubuhmu tak mungkin bersayap. Cepat lari tinggalkan negeri ini.! Teriak Bangau.
"Aku ingin sayap sepertimu!" balas Presiden Kunyuk.
Bangau merasa iba melihat keluarga Presiden masih berada di Istana sedang negeri Belantara sebentar lagi akan terjadi bencana. Bangau akhirnya memberi tahu.
"Bergelantunglah semua di kayu atap Istana kau akan tumbuh sayap!"
"Akan kuturuti wahai Bapak Bangau."
"Cepat bergelantung di atap Istana! Teriak bangau sambil terbang tinggi dan menukik meninggalkan negeri Belantara.
Kini Presiden Kunyuk bergelanyutan di kayu suhunan atap Istana. Juga ibu negara dan anak menantu Presiden Kunyuk bergelanyutan di kayu atap istana.
Sayup-sayup terdengar gemuruh air bah dari arah pelabuhan. Semakin lama semakin terdengar keras. Gemuruh angin dan air bah memasuki negeri . Tak kecuali istana presiden.
Presiden kunyuk yang terkenal cerdas dan banyak akal ini menggigil ketakutan. Mulutnya komat kamit memohon agar segera tumbuh sayap.
Hatinya dirundung ketakutan, kadang terselip kenapa tak lari saja seperti rakyatnya. Harapannya kini hanya memohon pada Yang Kuasa agar diberi sayap.
Airpun mulai masuk istana semakin lana semakin tinggi. Presuden kunyuk dan keluarhanya masih bergelatungan di atap istana. Ibu negara dan anak menantu nenjerit nenangis . Presiden kunyuk tetap pada pendiriannya memohon agar diberi sayap. Presiden Kunyuk makin erat memeluk kayu atap istana sedang air hampir menyentuh atap.
Setahun berlalu, begeri Belantara hanya tinggal puing-puing membatu di bekas iatana. Semuanya telah tenggelam bersatu dengan laut Selatan. Dari puing puing istana itu tampak (lawa) terbang keluar masuk puing istana yang menyerupai gua. Disana banyak bergelantungan lawa di atap gua yang dulu istana Presiden Kunyuk. Tidak diketahui nasib Presiden Kunyuk dan Keluarganya. Kini hanya tampak lawa-lawa dalam gua. Oleh orang gua penuh kelekawar itu disebut sebagai Gua Lawa.

  • Tamat-
    ( Dongeng: Rg Bagus Warsono , indramayu, 23 Agustus 2024)
    457035175_8060117537397940_6371246113899379932_n