/ Berita

Novel Sarinten, Heru Patria Tembus Pasar Gramedia

476921648_9125237504219266_8280728031789484453_n
Lumbung Puisi dan Kebanggaan itu.
Novel Heru Patria Tembus Pasar Gramedia

Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia sebagai Dokumentasi Sastra Modern mencatat kelahiran sastrawannya dalam gerak kemajuan sastra Indonesia. Namun justru tidak dalam puisi tetapi novel.
Menyusul sastrawan Indonesia modern lain yang mendahului masuk pasar buku nasional saat ini Gramedia seperti Tere Liye, Sujiwo Tejo, Ayu Utami, Ahmad Tohari, Gola Gong dan lain-lain.
Adalah Heru Patria Sastrawan asal Blitar yg sangat rajin nenulis dan produktif saat ini. Kegigihannya menulis sangat luar biasa merupakan profesi hidupnya disamping seorang guru.
Meski karier gurunya tersendat ia tetap semangat menulis untuk mendapatkan tambahan penghasilan justru di zaman hinorarium menulis susah dicari saat ini. Toh Heru Patria bisa mendapatkan penghasilan itu meski dimulai dari honor limapuluhanribu di tahun duapuluhribuan yang dinilai sangat kecil.
Penyair Blitar ini terus menulis apa saja sepengetahuannya. Puisi, artikel, cerpen , cerita anak hingga menulis novel. Pada proses sedemikian liku dan dramatis sebagaimana perjuangan ingin mendapatkan perubahan baik hidup, tulisan maupun nama. Lahirlah Tumbal Kali Tempur Sarinten, novelnya dilirik penerbit besar Gramedia dan terbit di 2025 ini.
Tentu kelahiran ini dicatat di Lumbung Puisi Sastrawan Indinesia sebagai dokumentasi dan koduktor sastra yang mengantar perjalanan sejarah sastra modern. Sebuah gambaran bahwa penulis tidak boleh berputus asa tetapi tetap harus semangat.
Kelahiran Tumbal Kali Tempur menjadi cataran sastra modern nasional yang justru lahir bukan dari hiruk pikuknya sastra facebook atau sastra media sosial tetapi lahir dari dusun kecil di Blitar . Dan dicatat pula pula pertama kali sebagai gebrakan 2025 di masa Presiden Prabowo Subiato oleh kurator kecil dari Lumbung Puisi.
Semoga jejak ini terus diikuti para penulis keluarga besar Lumbung Puisi khususnya dan penulis lainnya dari pelosok negeri.
Rg Bagus Warsono, korator di Lumbung Puisi.