/ Artikel Sastra

Komentar Lembut Membuai, Keras Lugas oleh Wawan Hamzah Arfan

Lembut Membuai, Keras Lugas
sebuah buku Kumpulan Puisi Tandem karya Dyah Nkusuma dan Wardjito Soeharso benar-benar sangat serasi, menarik, dan unik. Dua penyair yang berbeda karakter dan gaya penulisan ini bisa menyatu. Puisi-puisi Dyah Nkusuma sebagian besar mengangkat tema cinta, kasih sayang, dan keindahan, dikemas dengan gaya bahasa yang lembut, dan penuh perenungan dalam mengungkapkan perasaan tentang peristiwa yang dialaminya. Berbeda dengan puisi-puisi yang ditulis Wardjito Soeharso, sepertinya tidak membutuhkan sebuah perenungan dalam mengungkapkan perasaan. Wardjito Soeharso dalam menulis puisi sangat sederhana dan apa adanya, tentang apa yang dilihat, didengar dan dirasakan. Sehingga gaya bahasa yang dipakai Wardjito begitu keras, tegas, lugas, tanpa tedeng aling-aling. Dengan perbedaan tema dan gaya bahasa kedua penyair ini, menjadikan Kumpulan Puisi Tandem ini menjadi sangat menarik untuk disimak dan dikaji.
Kita tunggu kehadiran buku Kumpulan Puisi Tandem karya Dyah Nkusuma dan Wardjito Soeharso . Juga tak lupa saya ucapkan selamat buat Komandan Lumbung Puisi yang telah menggagas diadakannya antologi puisi tandem, walau sepertinya terlihat kurang mendapat respon, namun nyatanya perlahan tapi pasti, dan nanti akan hadir antologi puisi tandem lainnya
(Wawan Hamzah Arfan)348258998_116600761419921_5308634206682755765_n-2