Edi Ruslan PE
Edi Ruslan lahir di Pekanbaru, Riau, 17 Agustus 1947. Mengawali proses kreatifnya sebagai pengarang sejak duduk di bangku SMP, tetapi secara sungguh-sungguh baru ia lakukan sekitar tahun 1967. Sejumlah karyanya berupa puisi dan cerpen tercatat pernah dimuat di beberapa media massa antara lain di Mingguan Mimbar Demokrasi, Majalah Mimbar Bandung, Harian Sinar Harapan, Haluan, Kompas, Majalah Sastra Horison, Zaman, dan Menyimak. Karyanya dalam bentuk kumpulan puisi yang telah diterbitkannya, antara lain, Vogabon (1975), Surat-Suratku Kepada GN (1981), Nyanyian Wangkang (1999), sebuah antologi bersama penyair Taufik Ikram Jamil, Antara Mihrab dan Bukit Kawin (1992). Sedangkan karya-karya dalam bentuk roman atau novel yaitu, Di Bawah Matahari, Taman, Jakarta di Manakah Sri, Ke Langit (1993), Jembatan (Kekasih Sampai Jauh), Perang Bagan dan Stasiun di Kaki Bukit. Selain itu, ia juga menerbitkan satu-satunya kumpulan cerpennya, Renungkanlah Markasan (DKR, 1997). Dua novelnya, Jakarta di Manakah Sri dan Di Bawah Matahari, diterbitkan di Kualalumpur, Malaysia. Sementara roman-romannya yang lainnya diterbitkan oleh Balai Pustaka, Jakarta.
Kumpulan esai yang pernah dia tulis yakni, Kita dan Pedih yang Sama (1999), yang ditulisnya setiap minggu selama tiga tahun berturut-turut di sebuah mingguan yang terbit di Pekanbaru, dan Aduh Riau Dilanggar Todak berisikan sejumlah tulisannya di majalah berita Gatra, Jakarta. Atas kiprah dan peran aktifnya di dunia kesusastraan, tercatat ia pernah meraih beberapa penghargaan, diantaranya, Hadiah Sayembara mengarang Roman Dewan Kesenian Jakarta 1977, memenangi sayembara mengarang roman Dewan Kesenian Jakarta tahun 1986, Hadiah ke-dua Sayembara mengarang Roman Dewan Kesenian Jakarta 1997, Anugerah Sagang kategori Seniman Terbaik Pilihan Sagang dari Yayasan Sagang (1998), dan Seniman Pemangku Negeri (SPN) dari DKR.
Subscribe to Literanesia
Get the latest posts delivered right to your inbox