/ puisi

CERITAKU TENTANG SEKUNTUM BUNGA LILY, Suriar Amazi

Suriar Amazi
CERITAKU TENTANG SEKUNTUM BUNGA LILY

Aku ingin mengaku, tidak bisa merajam ruah pesona
mencoba melenyapkan putikmu, sekuntum bunga lily
bagai angin kencang mendera tangkai yang lembut gemulai
terlalu sering harummu menggoda hela napasku
Aku ingin jujur saja, rasa suka tidak hadir seketika
tatapan pertama saat putikmu mulai tumbuh mekar di gulir masa remaja
tersihir indah rupamu menghunjam lubuk hati paling dalam
namun akhirnya padam di tiup musim bunga-bunga di sanggul penganten
Aku tidak ingin menyimpan rahasia, saat berjumpamu dalam kesendirian
tentang cerita terpincut hati yang terbenam dalam pangkuan masa
tak ada istimewa, hari hari beredar seperti biasa saja
aku saja yang peka, sedang kamu tidak merasa bahwa kupernah suka
Aku mulai yakin bahwa chimistry hatiku telah menyumbuimu, bunga lily
suatu ketika ada derai duka mengalir di kelopak mata
aura simpatikku telah memudarkan isak tangis yang tertahan, itu pengakuanmu
ketika sekelompok kupu-kupu tak peduli
dengan keberadaanmu
Ah ... kedekatan ini hanya sejilid buku cerita yang pendek
angin dari arah tengah telah mengisap kuntum bunga lily
wangi bunga sudah tiada lagi harum di relung dada
tinggallah aku terpuruk di taman mimpi-mimpi buruk.
Marabahan, Batola
Kamis, 7 Januari 2021/22 J. Awal 1442
22.54 wita.
BIONARASI:
SURIAR AMAZI, lahir di kota berjuluk seribu sungai Banjarmasin. Berdomisili di Desa Semangat Dalam, Kecamatan Alalak, Kabupaten Barito Kuala, Provinsi Kalimantan Selatan. Karya tulis tersebar di beberapa komunitas literasi gaway dengan nama asli (lengkap) Suriar Amazi atau nama pena Aksara Ajie Ahmad. Sudah menerbitkan beberapa antologi bersama atas prakarsa komunitas literasi online (News Haiku Indonesia, Dunia Aksara, TISI, Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia, Sastra Nusa Widhita, Koperasi Dapur Sastra Jakarta dan Taman Aksara). Mengikuti event-event lomba menulis puisi di grup literasi gawai. Menulis puisi di Fb sejak tahun 2013. Namun sejak masa SMA/MA sudah menulis puisi, tapi tidak dipublikasikan (sayang sekali manuskripsi puisi itu terbakar hangus, taksempat diselamatkan). Dapat bersilaturahmi di akun Fb: https://www.facebook.com/suriar.amazi dan email: [email protected]