/ Tokoh Sastrawan Indonesia

86. Rahmat Ali

  1. Rahmat Ali, kelahiran Malang, penulis sejak lama tapi tidak terkenal. Sudah nulis beberapa belas buku berwujud cerita rakyat Betawi, kumpulan cerpen dan novel-novel. Telah merampungkan novel tentang kapalpenjelajah "RI IRIAN". Lalu "Gipsi Laut", lalu "Mis Koncoku Sinorowedi" dalam bahasa Jawa logat Malang. Lalu "Sakdrajat Coro ambek Tikus". Beberapa puisi. Disusul "Dilabuhi jajah deso milangkori, lelakon ingsun" (juga dalam bahasa Jawa logat Malang. Lalu meneruskan bikin puisi dalam bahasa Inggris juga bahasa Arab.
    Suka berkelana di dalam kota dan luar kota serta petualangan yang positip. Dari tahun 1964-1972 menjadi KKO AL, beroperasi di Surabaya, Jakarta dan pulau Batam Kepri. dikirim ke AS belajar komlek, tahun 1973 pindah kerja sebagai pegawai Pemda DKI hingga pensiun 1995. sudah ke Inggris, Belanda, Jerman, negeri-negeri Skandinavia untuk mempejari lebih dalam tentang museum kelautan.bahari. Selama di dinas kebudayaan ikut membina kesenian di DKI Jakarta. Ke Nagoya membawa rombongan pentas wayang kulit. Di dinas pariwisata ke Hongkong, Tsentsen dan Beijing. 1995 pensiun dimanfaatkan untuk menulis. Mengikuti temu pengarang di Lampung, Pekanbaru dan Pangkalpinang, Kudus, Semarang, di bidang askah kuno pernah ke Bao-bao Buton, terus mampir Makassar dan Denpasar. Juga ke Bitung dan Menado serta menyelam di Bunaken. Ke Kepulauan Seribu sudah rutin.
    Rahmat Ali