/ Artikel Sastra

Tentang Bedah Buku

Tentang Bedah Buku

Di taman-taman di Jerman di tempat duduk- duduk pengunjung disediakan kotak rumah buku yang bisa diambil untuk dibaca. Dan memasukkannya kembali di kotak rumah buku itu setelah dibaca dan hebatnya lagi buku-buku di kotak rumah buku itu tidak berkurang atau hilang, malah bertambah

"Kenalan Baru" adalah sudut baca di sebuah perpustakan yang berisi buku-buku koleksi terbaru di perpustakaan itu, dalam rangka peningkatan minat baca dan memudahkan pengunjung mencari buku terbaru terbit.

Ada berbagai acara berkaitan dengan buku seperti: Peluncuran Buku (lauching buju) , Bedah Buku, Debat (berkaitan isi buku), Pameran Buku, Bazar Buku, Visualisasi Buku, Bazar Buku Best Seller, Pameran Buku Best Seller, Amal Buku, Peluncuran Terjemahan Buku, Ekspedisi Buku (pengirinan buku pertama untuk sekolah se Indonesia) dan lain-lain.

Bedah buku pada umumnya dibedah untuk keperluan publikasi buku dan keaslian karya secara ilmiah, jadi tunjukan isi sebagai karya bermutu dan bandingkan dengan yang pernah ada. Kata bedah artinya membuka lebih dalam agar publik memahami banyak tentang buku yang dibedah.
Bedah Buku itu si pembicara sebaiknya membaca terlebih dahulu dan memahami buku yg
akan dibedah.

Bedah buku pada sisi pendidikan harus menjadi kebiasaan di negeri pecinta buku. Kita kurang "gemas" dalam acara-acara perbukuan padahal bedah buku ini acara istimewa karena mempertemukan penulis dan pembaca.

Bedah buku itu mengedepankan buku yang dibedah dan penulisnya bukan Si Pembicara yang ditonjolkan. Bedah buku juga sebaiknya membedah buku baru dan bisa yg lagi hit.
Dalam Bedah Buku, si Penulis harus siap menerima konsekwensi atas buku yang ditulisnya. Kritik dan temuan bedah buku harus diterima. Justru kritik dan temuan bedah buku itu yang akan mengundang polemik sehingga buku itu diperbincangkan dan disorot publik.

Hal publikasi siapa yang membedah buku dakam acara bedah buku sebetulnya berkaitan dengan derajat buku itu. Sangat disayangkan apabila dijumpai seorang tokoh menbedah buku karena honorarium yang tinggi sedang buku yang dibedah (maaf) tak sebanding dengan gelar tinggo si penbedah. Jadilah acara itu rusak oleh susipan acara ( baca puisi, sanjungan dari para tokoh yang hadir dan hiburan lain)

Jika Bedah Buku didanai penulisnya, cenderung bersifat promo. Sebaiknya Bedah Buku diselenggarakan oleh lembaga, misalnya perpustakaan, universitas, Kepanitiaan Festival Buku, sampai media peberbitan koran/majalah dan penerbit huingga lenbaga pemerintah dsb.

Rg Bagus Warsono, 17 Oktober 2024
AGUS-WARSONO