/ Ulasan Puisi

Sepi Sekali Malam Ini Imaji Biru Dewi Sulistiawati

Sepi Sekali Malam Ini Imaji Biru Dewi Sulistiawati
Merangkai puisi-puisi yang ditulis dalam waktu berbeda adalah ketrampilan tersendiri agar buku menjadi menarik dan menggoda untuk dibaca lembar-lembar selanjutnya.
Adalah Dewi Sulistiawati dalam Imaji Biru. Awie begitu panggilannya yang lahir di Bekasi dan tinggal di Depok merangkai puisi-puisinya dari berbagai puisi tahun tahun sebelumnya dan juga dari puisi puisi yang dikumpulkan dari banyak kesertaannya mengikuti antologi bersama. Pengalamannya membuat Awie mampu menghadiahkan antologi tunggalnya yang pertama.
Tentu puisi puisi Imaji biru ini jadi beraneka namun puisinya mampu membuat pembaca tertarik pada buku ini.
Mari kita lihat,

Sepi Sekali Malam Ini

//Aku seperti serangga menjerit
Di tengah padang rumput kering
Di bawah sinar bulan separoh/

/Hanya kesunyian
Aku mencintai sepi
Namun kadang kumerasa
Ini jalan kematuanku/

/Perlahan aku menapaki tangga
Perlahan kubuat jejak
Bagi pemakamanku sendiri
Sepi sekali malam ini
Hanya suara tetes kerinduan
Terdengar dari kebeningan jiwa./

/... /

/Sepi sekali malam ini
Hanya aku dan kebodohan
Menguasai aku/

/Dimana aku//

Di sini di puisi ini Dewi Sulistiaeati menceritakan sendiri di malam hari. Tak baik untuk sendiri. Kesendirian membuat lsmunan, lamunan yang akan mengotori pikiran. Puisi mengantarkan pesan bahwa sendi di malam hari banyak syaitan menggoda hati. Tetapi Dewi Sulistiaeati menyiasatinya dengan puisi.
(Rg Bagus Warsono)
1c2fe7a5-a543-4afb-8f88-db7fdec8a671-63