/ Tokoh Sastrawan Indonesia

Seno Gumira Ajidarma

Seno Gumira Ajidarma seorang cerpenis, esais, wartawan, dan pekerja teater. Nama samaran yang dimilikinya Mira Sato, digunakan untuk menulis puisi sampai tahun 1981. Dia lahir di Boston, Amerika Serikat pada tanggal 19 Juni 1958, tetapi dibesarkan di Yogyakarta. Ayahnya adalah Prof. Dr. MSA Sastroamidjojo, guru besar Fakultas MIPA Universitas Gadjah Mada. Ibunya, Poestika Kusuma Sujana, adalah dokter spesialis penyakit dalam. Seno menikah dengan Ikke Susilowati pada tahun 1981 dan dikaruniai seorang anak bernama Timur Angin.Karya Seno antara lain berbentuk kumpulan puisi, cerpen, novel, dan esai. Berikut karya-karya Seno. Kumpulan puisi 1) Mati Mati Mati (1975), 2) Bayi Mati (1978), 3) Catatan-catatan Mira Sato(1978). Kumpulan cerpen 1) Manusia Kamar (1988) kemudian dicetak ulang dengan judul yang berbeda Matinya Seorang Penari Telanjang (2000), 2) Penembak Misterius (1993, 2007), 3) Saksi Mata (1994), 4) Dilarang Menyanyi di Kamar mandi (1995), 5) Sebuah Pertanyaan untuk Cinta (1996), 6) Negeri Kabut (1996), 7) Atas Nama Malam (1999), (8) Iblis Tak Pernah Mati (1999, 2001), (9) Dunia Sukab (2001), (10) Kematian Donny Osmond (2001), (11) Aku Kesepian Sayang, Datanglah Menjelang Kematian (2004), (12) Sepotong Senja Untuk Pacarku (2002), (13) Linguae (2007). Kumpulan naskah drama Mengapa Kau Culik Anak Kami (2001) Drama "Mengapa Kau Culik Anakku" dipentaskan di Graha Bhakti Budaya Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, 6-8 Agustus 2001, dan di Societeit, Taman Budaya, Yogyakarta, 16—18 Agustus 2001. Pertunjukan diproduksi oleh Perkumpulan Seni Indonesia bekerja sama dengan Kontras (Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan). Naskah drama ini berasal dari sebuah cerpen Seno "Cinta dan Ninja" dalam kumpulan Iblis Tak Pernah Mati yang merupakan juga fragmen dari Naskah drama Tumirah, Sang Mucikari, dipentaskan pertama kali di Gedung Kesenian Jakarta, Jumat 29 Januari 1999, oleh Teater Yuka dengan sutradara Yenni Djajoesman. Naskah drama lainnya yang terdapat di dalam kumpulan ini adalah "Clara" yang juga berasal dari cerpen "Clara" yang dimuat dalam kumpulan Iblis Tak Pernah Mati. Karya dramanya yang lain "Pertunjukan Segera Dimulai" (1976). Komik, antara lain, Jakarta 2039, 40 Tahun 9 Bulan setelah 13—14 Mei 1998 (2001), Sukab Intel Melayu: Misteri Harta Centini (2002), Taxi Blues (2001). Novel, antara lain, Jazz, Parfum, dan Insiden (1996), Kitab Omong Kosong (1994), Biola Tak Berdawai (2004), Kalatidha (2007), Wisangeni Sang Buronan (2000), Naga Bumi I Jurus Tanpa Bentuk (2009). Esai, antara lain Affair Obrolan Tentang Jakarta (2004), Ketika Jurnalisme Dibungkam, Sastra Harus Bicara (1997, 2005), Kisah Mata Fotografi Antara Dua Subjek: Perbincangan Tentang Ada (2002), Layar Kata: Menengok 20 Skenario Pemenang Citra Festival Film Indonesia 1973—1992 (2008), Sembilan Wali dan Siti Jenar (2007), Surat dari Palmerah (2002).