/ Ulasan Puisi

Sembilan Delapan, Jelaga Zoya Herawati

Sembilan Delapan, Jelaga Zoya Herawati

Puisi itu kesaksian. Sebagaimana Chairil melihat mayat-mayat bergelimpangan sepanjang jalan raya dan di tepi rel kereta api antara Kerawang Bekasi.
Atau penyair menyaksikan ganasnya bencana alam gunung meletus dan Sunami. Zoya adalah penyair yang juga pencatat sejarah itu. Sembilan Delaan bukan angka merek rokok. Tetapi merupakan puluhan pabrik rokok yang terbakar hingga asapnya terhirup manusia Indonesia sehingga Sembilan Delapan menjadi sebuah catatan sejarah peristiwa yang tak terlupakan oleh bangsa ini.
Namun versi penyair adalah puisi. Menyimpan misteri yang hanya dapat dipecahkan oleh penyairnya. Mari kita lihat Sembilan Delapan yang terdapat dalam Jelaga, Zoya Herawati.

//Semalam
Secercau gagak hitam
Menyesal ditelinga,
"ah, pertanda apa?"
Lirih tanya kepada diri/

/"inikah?"
Di layar kaca
Lunglai sang tiram terbata
"saya undur diri..."
Enth demi apa... /

/Mata lelaki tua sejenak berbinar
Kemenangan?
Tidak juga!/

/Kereta kehidupan laju meninggalkannya
Dihantam sepi
Di Sudut pengap
Tanpa ada cerita lagi/

/... /

/Namun suara-suara makin sayup bocah terlelap
Oleh tangan tangan
Halus milik sang tiram. //

Demikian kesaksian Zoya di Sembilan Delapan ini. Puisi yang tak hanya melihat peristiwa tetapi juga dampak dan peringatan buat generasi ini sebagai pelajaran berharga bagi bangsa lewat puisi.
(Rg Bagus Warsono)
1c2fe7a5-a543-4afb-8f88-db7fdec8a671-94