/ Artikel Sastra

Sekilas Penyair Indonesia Sisi Unik Menjadi Ternama

Sisi Unik Menjadi Ternama
oleh : Rg Bagus Warsono

Banyak Cara Menjadi Ternama
(Pengantar Penulis)

Menciptakan//Menemukan//Melakukan// Menulis sesuatu yang pertama dan tidak sama dengan karya orang lain serta bermanfaat bagi orang lain itu derajat penghargaan tertinggi. Di negara maju di luar negeri hal demikian sangat dihargai pemerintah dan masyarakat.
Pada segi mencipta karya sastra juga demikian, namun di Indonesia pemerintah dan masyarakat belum pada taraf pemberi penghargaan yang baik pada orang lain yang berjasa.
Alih-alih penghargaan, kadang 'ditengok juga tidak.
Dunia sastra agaknya belum menjadi kebutuhan masyarakat. Budaya baca kita sebatas keperluan saja. Artinya jika seseorang membutuhkan infornasi barulah mencari.
Namun di tengah kurangnya penghargaan terhadap karya sastra sekarang ini, tumbuh banyak penulis , penyair atau sastrawan hampir di setiap kota di Indonesia. Penulis nencoba mengamati apakah gerangan banyak bermunculan penulis , penyair dan sastrawan ini. Kenapa mereka tertarik dunia kepenyairan, atau menulis lainnya?
Tentu banyak faktor yang mendorong banyaknya minat menjadi penulis, penyair atau penulis lainnya. Salah satu faktor menentukan adalah kebutuhan saluran berpendapat. Dan faktor lainnya tersedianya sarana penyampai pendapat yaitu teknologi informasi internet dengan berbagai akun sosial seoerti facebook, instagram, twitter dsb. Media informasi tesebut adakah tempat kita mencurakan pendapat itu. Dan sastrawan memiliki caranya tersendiri dalam menyampaikan pendapat itu berupa karya sastra.
Dari sinilah kebutuhan msnusia untuk dapat dikenali denfan mudah oleh setiap orang secara luas akan terwujud dengan mudah yaitu media informasi sosial atau akun sosial sesuai dengan bidangnya masing masing. Dan tentu saja produk sastrawan adalah karya tulisannya.

Sisi Unik Menjadi Ternama

Ternyata menjadi terkenal itu tak semudah membalikan tangan. Butuh berbagai kerja nyata dan usaha, termasuk perjuangan disamping hambatan dan tantangan pribadi yang menyelimutinya.
Kesadaran akan kelemahan diri dan menemukan cara evektif untuk maju memerlukan pejalanan diskusi diri yang penuh problematika. Setelah memahami kelemahan barulah mengkaji potensi diri.
Potensi diri belum berarti bisa terdepan dan diterima. Namun implementasi yang rutin dan kekuatan kesungguhan kerja membetuk karya berkualitas. Artinya pengalaman dari refleksi diri yang terus diinovasi akhirnya akan menemukan jalannya.
Demikian kita kenal penyair-penyair yang terus berkembang dan maju di tengah ramainya bermunculan penyair penyair Indonesia dengan ciri khasnya sendiri-sendiri. Dan mereka tampak semakin mengkokohkan diri sebagai penyair Indonesia yang semakin mapan.
Tentu satu sama lain berbeda sisi namun patut kita ketengahkan sebagai suatu inspirator bagi mereka generasi muda . Dan tentu saja perjalanannya yang unik dan menarik dapat dijadikan inspirasi kita semua untuk bersama mengangkat sastra Indonesia.
Mereka yang patut dikenal adalah:

  1. Aisyah Rauf
  2. Ali Arsy Kindai
  3. Arya Setra
  4. Asro Al Murthawy Dkm
  5. Bambang Sulis (Bengkel Sastra)
  6. Denting Kemuning
  7. Elly Azizah
  8. Ence Sumirat
  9. Fahmi Wahid
    10.Jumadi
  10. Moel Soenarko
  11. Mbak Nurkhofifah Viefa
  12. Nana Sastrawan
  13. Raden Rita Maimunah
  14. Ritawati Jassin
  15. Riani Pemulung
  16. Riswo Mulyadi
  17. Rai Sri Artini
  18. Rosmita
  19. Sartikah
  20. Sarwo Darmono
  21. Silivester Kiik
  22. Sokanindya Pratiwi Wening
  23. Sugeng Joko Utomo
  24. Sulistyo
  25. Tarni Kasanpawiro
  26. Thomas Sutasman
  27. Wanto Tirta
  28. Winar Ramelan
  29. Yuda Wirajaya
  30. Zaeni Boli
  31. Heru Patria

"Apa Nandure"

Apa nandure (Apa nanamnya) ini bukan sekedar tanam dipelihara dan dipupuk, tetapi juga pilihan bibit berkualitas dan unggul. Jadi analogi 'apa nandure perlu di mulai dari pilihan bibit.

Pemilihan bibit juga tak asal ambil tetapi butuh penelitian dan uji coba berkali-kali hingga berhasil.
Jadi tahapan pemiligan biji bibit tanaman juga memakan waktu dan tenaga dan fikiran.

Setelah itu barulah tanam, namun rak sekadar bertanam dengan bibit unggul tetapi juga cara tanamnya saja butuh teknik tanam yang baik.

Setelah itu barulah memetik hasilnya. Dan biji dari hasil yang super itu dijadikan sumber bibit tanaman unggul.

Kegigihan Dasar Kesuksesan

Tak ada yang menyangka sedikitpun seorang guru yang juga pelatih pencak silat diam-diam menulis puisi. Dan itu berjalan sepanjang tahun hingga akhirnya menjadi penyair dengan karya puisi yang terkumpul menjadi buku. Dia adalah Sartikah penyair asal Garut. Di Bekasi Ibu rumah tangga dengan kesibukannya mengurus keluarga , suami dan anak-anak dalam perjuangannya mensejahterakan keluarga bersama suami dengan pahit getirnya berjuang mencukupi kebutuhan keluarga hingga akhirnya bisa membesarkan anak-anak dan pendidikannya. Ini tetntu sesuatu yang wajar bagi setiap keluarga. Namun tidak begitu bagi seorang Tarni Kasanpawiro ibu rumah tangga ini mencatat liku-liku hidupnya dalam bentuk puisi. Sempat-sempatnya ia mencatat peristiwa yang dialami dalan keluarga sebagai puisi. Di sisi lain dalam keluarga lain seorang ibu berjuang sendiri setelah tidak punya suami. Kodratnya sebagai perempuan terpaksa harus dapat mengatasi kebutuhan keluarga terutama ansk-anak. Belum lagi godaan silih berganti. Betapa tersentak kaget sekaligus salut ketika ia rajin menulis puisi dan puisinya begitu indah sepadan dengan penyair-penyair yang sudah ada. Dia adalah Sokanindya Pratiwi Wening , penyair dari Aceh. Di Bengkulu lain lagi. Elly Azizah Ibu Rumah tangga yang tinggal bersama suami menikmati hari tuanya sambil menulis puisi. Ia mengikuti berbagai even atologi bersama. Baginya adalah menyumbang serta mengutarakan pemikiran melalui puisi lebih pas, sebab puisi bebas dan memberi kebebasan apresiasi pembacanya. Dia mampu membidik peristiwa, lingkungan dan keadaan alam yang dikemas dslam puisi. Kemudian beralih pada perempuan muda guru yang tampak energik aktif di masa ini. Aisyah Rauf di Makasar. Ia mampu menjadikan puisi sebagai dasar menguji kemampuan untuk prestasi dirinya. Pengalaman membaca dan menulis puisi di event antologi bersama serta begabung dalam pergaulan lewat teknologi digital baik facebook, instagram, twitter dll.menjadikan kaya pengalaman yang membawanya sebagai prestasi pada profesi kesehariannya sebagai guru. Sedang di Padang , Raden Rita Maimunah , telah lama sekali menulis puisi baik sejak sekolah, muda bekerja sebagai tenaga administeasi du sebuah sekolah hingga menjadi Kepala Tata Usaha yetap menulis. Mengapa demikian? Karena puisi itu jujur sehingga ia suka apalagi sebagai pegawai di lingkungan pendidikan . Hingga pensiunnya , Raden Rita Maemunah tetap menulis puisi. Dan karyanya pun tak sedikit yang menuai apresiasi tinggi.

Talenta Lain Mendukung Popularitas

Adalah Denting Kemuning perempun penyair asal Surabaya, memulai debutnya sebagai penyair ketika masih sekolah. Perjalanannya hidupnya penuh liku namun ia tergolong perempuan yang tangguh. Dibawanya diri untuk slalu bersama anak-anak di sebuah Taman kanak-kanak sehingga kesempatan untuk menulis ada. Tulisannya asli seorang penyair. Penulis membaca puisi penyair Surabaya ini diberbagai antologi bersama yang diikutinya yang diselenggarakan di berbagai komunitas sastra di Nusantara ini seakan merajut Nusantara. Akhirnya penyair ini mulai dikenal di Indonesia. Kenapa? Ada talenta lain disamping menyanyi lagu anak-anak yaitu menyulam. Sebuah ketrampilan yang kini jarang dimiliki gadis-gadis melenial. Ia bisa merajut bentuk apa saja dengan benang. Sulamannya yang indah tentu memakan waktu dan kesabaran. Ternyata dari sinilah Denting Kemuning (yang bernama asli Kanti) ini dikenal yaitu Penyair karena kepiawaiannya merajut benang. Bila menyebut penyair ini bayangan orang adalah penyair yang pintar menyulam. Demikian bahwa sebuah talenta mampu mengangkat nama seseorang hingga ternama. Lain Denting lain pula Arya Setra penyair asal Bandung yang tinggal di Jakarta. Arya Setra dengan kemampuannya melukis nekat pergi ke Jakarta dan menetap di Pasar Seni Ancol. Tentu ini perjuangan berat karena produk lukisan bukan menjadi produk kebutuhan masyarakat kebanyakan. Tetapi Arya Setra mampu hidup di sana. Dan disela-sela adonan cat air dan kanvas habis ia meracik puisi. Bakat seninya membuahkan karya yang bisa diperhintungkan. Orang menyebut Arya Setra penyair yang juga pelukis. Hal mengenai kegemaran ganda juga ditampilkan penyair Sarwo Darmono , ia adalah penyair dengan karya berbahasa Jawa. Di Magetan Darwo Darmono dikenal sebagai onthelis dan memiliki komunitasnya sendiri, tetapi di dunia sastra rajin menulis geguritan. Baginya menulis geguritan adalah upaya pelestarian budaya bahwa puisi Indonesia telah ada ratusan tahun lalu dalam bentuk geguritan. Di sini nama Sarwo Darmono mulai dikenal sebagai penyair. Di tempat lain Ritawati Jassin tak ingin ia sebagai penyair karena namanya dikaitkan dengan nama keluarga Jassin. Apalagi ia bekerja di PDS HB Jassin. Karena itu ia terus mengasah jiwa kepenyairannya dengan tulisan-tulisan yang pada akhirnya ditemukan ke-khasannya. Ciri tulisan itulah yang membawanya diterbitkan di Balai Pustaka. Oleh penulis ini merupakan sesuatu ketetapan hati yang dapat menjadi inspirasi kita semua.

Profesi lain Bukan Penghalang

Kita Kalimantan Selatan di Balangan menjumpai penyair Fahmi Wahid namanya menjadi dikenal karena melekat dengan kota Balangan. Pasalnya ia berpuluh tahun sebagai penggerak sastra di kota itu. Tak sedikit pengorbanan demi puisi. Fahmi andai bukan penyair sudah cukup dikenal di kota itu. Disamping seorang ulama , kariernya sebagai karyawan Departemen Agama berujung hingga jabatan tinggi sebagai Sekretaris kantor Depag Balangan. Namun puisi tak ditinggalkan bahkan kadang harus membagi waktu dengan pekerjaan pokoknya. Mungkin sudah dari 'sononya semakin banyak menghidupi puisi semakin banyak rezeki. Penyair yang tak mau tinggal diam ini membawanya menjadi ternama di Balangan dan Kalimantan Selatan. Dan Anda akan tercengang bila Fahmi Wahid ternyata penggemar barang antik. Ternyata setiap untung penjualan barang antik, ada saja kegiatan sastra dilakukan terlebih sebagai Ketua Dewan Kesenian Balangan yang aktif berkegiatan khususnya sastra. Begitu juga kisah seorang guru sekolah dasar di Ajibarang Banyumas manjadi Kepala Sekolah berkat aktifitasnya dalam sastra, dan dikenal di Banyumas karena ketokohannya dalam bidang sastra. Wanto Tirta namanya, penyair yang rajin mengumpulkan puisi hingga ribuan jumlahnya. Saat ini Wanto Tirta adalah penulis antologi pribadi tertebal di Indonesia.Dan menjadii ternama karena antologi tebalnya itu.
Di sudut propinsi Jawa Barat bagian selatan Sugeng Joko Utomo tepatnya di Tasikmalaya dikenal sebagai penyair justru karena ia seorang guru Ilmu Pengetahuan Alam di sekolah lanjutan. Orang menyangka guru yang berminat sastra pasti mengampu mata pelajaran bahasa tapi nyatanya Sugeng Joko Utomo adalah guru biologi. Karena itulah Sugeng dikenal sebagai penyair di kota itu.
Tepat Memilih Jalan Kesuksesan

Kisah penyair yang semakin mantap justru dikampung halamannya adalah pada diri Zaeni Boli. Boli semula bergabung di Komunitas Kali Malang di Bekasi dan malang melintang Jabotabek sebagai pekerja seni. Hasratnya yang tinggi dan jiwanya yang mau belajar diterima dimana-mana dan banyak yang suka. Namun kehidupan tak sebatas kepuasan berkesenian ada tuntutan lain dalam kehidupan ini. Seperti tengah menimba Ilmu, setelah cukup pengalaman akhirnya Boli kembali di kampung halamannya. Disana ia terus menulis, membagi ilmunya pada anak didiknya. Ketekunannya membuat ia dikenal sebagai penyair di Larantuka. Kemudian memantapkan dirinya dengan keberhasilan kesarjanaan bidang pendidikan dan peningkatan status guru sehingga menjadi eksis menulis. Tak sampai di situ saja sekali waktu atas prestasinya ia bisa eksis di luar Nusa Tenggara Timur. Begitu juga Nana Sastrawan yang telah memiliki nama di Jakarta. Malang melintang dunia sastra membuatnya kaya pengalaman. Baginya totalitas berkarya sangat penting, namun sastra tak juga bisa menutup tuntutan keluarga tercinta. Keputusannya diluar dugaan , sambil mendirikan penerbitan kembali di tempat tinggalnya di lembah Ciremai di Cirebon. Tetapi justru di tempat kampung halaman menulis lebih tenang, terbukti dengan lebih banyak buku, antologi dan novel yang dilahirkannya sehingga semakin memantapkan diri sebagai penyair ternama tidak saja nananya dikenal di Cirebon tetapi juga Indonesia lewat penerbitan yang dimilikinya.
Lain Boli dan Nana, di Banyuwang Nurkhofifah Viefa semakin bersinar. Ia menjadi penyair ternama karena kerendahan hatinya. Kepiawaiannya membaca puisi, ia manfaatkan untuk memberi apresiasi puisi kepada para penyair senior yang dibaca dengan divideokan kemudian diunggah di media sosial. Lewat cara inilah Nurkofifah menjadi dikenal dikalangan penyair Indonesia. Bahkan banyak kalangan pecinta sastra di Banyuwangi dan Jawa Timur, di tingkat regionalnya, mengenal penyair ini. Agaknya cara Nurkofifah melaju di dunia kepenyairan menjadi inspirasi dan manfaat bagi yang lain.

Sendiri dan Tekun Buah Keberhasilan

Banyak orang memandang sebelah mata sebuah profesi pemulung, padahal mereka laskar mandiri sebagai petugas kebersihan tanpa digaji, apalagi ada yang menganggap pekerjaan itu disesuaikan pendidikannya. Tentu ini pandangan keliru. Di Tegal, Riani Pemulung ( Riani langsung menempelkan kata "Pemulung" pada namanya tanpa malu), adalah penyair yang beranjak dari menulis puisi setelah pulang dari mencari plastik bekas di penampungan sampah. Tentu menulis puisi tidak berarti menambah penghasilan tetapi tetap dijalaninya hingga di kenal luas sebagai penyair. Tak hanya itu saja, Riani di rumahnya membuka taman bacaan bagi anak-anak 'pinggiran pelabuhan Tegal. Dapat dibayangkan sebatas pemulung mampu berbuat meningkatkan minat baca, inilahb yang menyebabkan Riani Pemulung terus dikenal. Di Bandung siapa sangka semakin bertambah usia semakin meluas dikenal masyarakat. Seniman serba bisa Moel Soenarko disebut apa saja boleh, penyair pelukis atau seniman. Perempuan penyair ini memadukan lukisan dan puisi oleh pelukisnya yaitu dia sendiri. Suatu karya dengan dua objek apresiasi lukisan dan puisi. Berkat ketekunannya dan kegigihannya Mbak Moel, demikian penulis menyebutnya bisa membangun rumah seni yang boleh dikunjungi siapa saja. Seakan perjuangan tiada henti selagi masih bisa memanfaatkan waktu, ia lakukan untuk hal yang positif yaitu menulis. Dan kegiatan ini semakin memantapkan nama Mbak Moel di dunia kepenyairan khususnya, dan seniman pada umumnya.
010-2

020-2

030

040

050

060

070

080

90

100

110

120

130

140

150

160

170

180

190

200

210

220

230

240

250

260

270

280

290

300

310

320