/ artikel

SEDEKAH PUISI , PUISI SEDEKAH, Yoffie Cahya

SEDEKAH PUISI , PUISI SEDEKAH
Oleh :Yoffie Cahya

Ketika kita memberikan bantuan kepada pihak atau orang lain berupa uang ( materi ) dalam agama
Islam disebut sedekah
Sedekah yang diberikan dengan tulus dan ikhlas apalagi di bulan Ramadan sangat disukai Allah
sehingga pahalanya berlipat ganda
Adalah para penyair dengan kecintaannya dalam menulis puisi selalu ingin memberikan atau
mempersembahkannya kepada kita sebagai pembaca dengan ikhlas tanpa pamrih ( terlepas dari
motivasi ingin mendapatkan honor dari redaksi media yang memuat karyanya ). Bagi mereka yang
penting terus berkarya, mendaki ke puncak kreativitas atau meraih kesuksesan sehingga namanya
menjadi besar dan terkenal. Mungkin satu -satunya “ imbalan” bagi mereka adalah kepuasan batin
yang mereka rasakan setelah karyanya dimuat atau dipublikasikan.
Dengan mengerahkan segenap usaha dan kemampuannya, para penyair memberi kita sesuatu yang
mungkin lebih berharga ketimbang sedekah berupa materi ( uang ). Di balik kreativitasnya dalam
mengolah kata dan rasa, kapasitas wawasan dan pengetahuannya dalam banyak hal , penyair sering
kali mengajak kita untuk menjadi orang “ lurus” , memberi kita pesan – pesan moral , hal – hal yang
hakiki dalam menegakkan kebenaran dan keadilan di balik keindahan puisinya sebagai karya seni.
Semua itu dilakukan para penyair dengan tulus dan ikhlas. Maka dalam konteks ini, istilah “ sedekah
puisi” yang dilakukan para penyair “ sudah ada” sejak para penyair dan puisi itu sendiri ada ( kalau
memang mau menggunakan istilah sedekah ).
Adalah Rg.Bagus Warsono yang “menggali” istilah sedekah puisi mencuat ke permukaan karena
terinspirasi dengan datangnya bulan Ramadan , mengharapkan dan menyulut semangat para
penyair untuk menulis puisi di bulan Ramadan sebagai sedekah melanjutkan rutinitas keberadaan
Tadarus Puisi. Dengan tema sedekah puisi diharapkan penyair menulis dengan ikhlas sebagai
sedekah yang tentu saja insya Allah mendapat pahala yang berlipat ganda.
Sastrawan – sastrawan terkenal sering kali disebut telah memberikan sumbangsih yang besar
terhadap bangsa dan negaranya juga terhadap kesusastraan dunia. Dalam hal ini bisa dikatakan
bahwa kata sumbangsih secara hakiki pengertiannya sangat identik dengan kata sedekah
Demikianlah, dengan tema sedekah puisi diharapkan para penyair dapat menulis dengan “pas”,
sesuai dengan situasi dan kondisi bulan Ramadan. Dan sebagaimana diucapkan oleh Rg Bagus
Warsono, tulisan ini juga dimaksudkan hanya sekadar mendukung tema Tadarus Puisi dalam antologi
puisi bulan Ramadan tahun ini.
Akhirnya saya menyampaikan salut kepada Rg Bagus Warsono atas ide – idenya yang selalu inovatif
meski pun terkesan “ nyeleneh” dan selamat berkarya kepada para penyair yang tergabung dalam
Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia, semoga kesuksesan selalu menyertai kita. Aamiin YRA..
Kadipaten, 15 Ramadan 1443 H.