/ puisi

Satu Puisi Ditulis Ramai-ramai : Bicara Pahlawanmu Hari Ini

Satu Puisi Ditulis Ramai-ramai
Bicara Pahlawanmu Hari Ini

1)Taruna Harda Semeru, Wonogiri, Sobe Sonbay III. I Gusti Ngurah Rai, Bali, Sultan Thaha Syaifuddin Propinsi Jambi, Datu Cornelis Manoppo Kotamobagu , Kapten Samadikun, Cirebon, Rd.Alit Prawatasari, Cianjur, Mohammad Tabrani Soerjowitjitro, Pamekasan dan Kopral Dua KKO (Anumerta) Harun Tohir bin Mandar, Bawean Gresik.

Tak perlu kau kenang

Tak perlu kau kenang, hanya pahami bahwa di sini pernah ada darah yang mengalir dan gantilah dengan peluh keringatmu.
Perjuanganku tak sia-sia
Sekalipun pusaraku tak Bernama
jalan jiwa selembar bendera:
Merah Putih.
Aku memilih puputan, sebagai tanda bakti cintaku pada Pertiwi.
Cinta yang kutandai dengan tumpahan suci darah.
Lanjutkan perjuanganku untuk Negeri Jambi
Meski hanya tinggal pusara namun mataku tetap menatap keadaan anak cucuku
Di sepucuk Jambi sembilan lurah ,jangan biarkan Jambi kembali di jajah oleh tangan tak bertanggung jawab
Darah darah yang menguar di tubuhmu terus memekarkan perjuangan dan pengharapan ini.
tak akan gentar,
tak akan padam sebab merah putih adalah nyawa yang kau semat pada raga indonesiaku mengabadi hingga mati
Kapalku tenggelam dihantam meriam musuh,
namaku kini dikenal sebagai jalan di Kota Cirebon, padahal jasadku terdampar selama dua hari di Laut.
Demi harga diri bangsa, lebih baik mati berkalang tanah dari pada hidup dijajah sebab nilai kemanusiaan harus kita perjuangkan,
Allahu Akbar
Kujadikan bahasa sebagai kudapan dan senjata menusuk jiwa walau kadang sia-sia
Aku relah mati mudah di tiang gantungan atau membusuk di penjara demi mewujudkan keutuhan NKRI.
Ku tulis surat terahir untukmu, wahai azimat hidupku;
“Hukuman jang akan diterima oleh Ananda adalah hukuman digantung sampai mati, di sini Dalam dunia ini akan tetap kembali ke Illahi…
Mohon Ibunda ampunilah segala dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan Ananda selama ini… Ananda tutup surat ini dengan utjapan terima kasih dan selamat tinggal selama-lamanja, amin…
Djangan dibalas lagi”

Bicara Pahlawanmu Hari Ini

2)Syodanco Supriyadi Blitar, Teuku Umar Johan, Aceh, Jenderal Polisi Hoegeng Imam Santoso, Pekalongan, Ki Hadjar Hardjo Oetomo, Madiun , Raden Mas Said- Surakarta, Moch. Toha dan Moh. Ramdan, Bandung, Letnan Soetomo.pemalang,Halim Perdana Kusuma, Sumenep/ Madura, Tubagus Rangin, Majalengka, Rahadi Oesman, Ketapang Kalimantan Barat , dan Nyimas Melati, Banten

Meski hingga kini jasadku tak ditemukan

Meski hingga kini jasadku tak ditemukan, tapi semangat juang untuk negeri telah kuwariskan
Darah yang mengalir di tanahnya
Ianya pupuk penyubur semangat kami
Demi kedaulatan bangsa
Teuku Umar,
tiada sia sia perjuangan mu
Hidupku aku habiskan untuk mengabdi, pada Ibu Pertiwi aku tunjukkan bakti
Kejujuranku tak satupun mampu membeli,
meski harus aku korbankan jiwa ragaku ini
Setia hati dihiasi dengan duri,
bahkan merdeka pun masih ada sekam
Semangat juangmu membara di jiwa penerusmu
Rumangsa melu handarbeni
Rumangsa melu hangrungkepi
Mulat sarira hangrasa wani
Tak rela lemah cai diduduki
Kau bakar semangat kemerdekaan
Membumihanguskan seluruh isi kota
Meski mataku di puncak menara dan ragaku membentang jauh di bawah sana,
Tapi merah putih masih menyatu dalam balut jiwaku
Kepak sayap juang tak kan pernah patah,
aku terus mengangkasa menjaga langit dirgantaramu
Kepalaku dipenggal Belanda,
jasadku entah di mana,
aku gugur sebagai pahlawan,
tapi kalian telah begitu tega mengisi kemerdekaan dengan berbagai pengkhianatan.
"Apa yang kami lakukan sekarang ini adalah hanya sekadar menunaikan tugas dan kewajiban."
jasadku dulu dipotong-potong
kolonial, tuan tanah dan kaum cukong
Kini, irisan di lekuk tubuh ini
kembali bagai disayat belati
oleh kelakuan bangsa sendiri

Bicara Pahlawanmu Hari Ini

3)Bejo,Kota Batu, Sultan Hasanuddin, Makassar, Dewa Agung Istri Kanya, Klungkung. Brigjen R Kretarto, Jombang, Amir Hamzah, Langkat, Raja Sisingamangaraja , Tapanuli Utara, Raden Kartidjo Sastrodinoto-Tulungagung, 15) Jenderal Sudirman, Purbalingga, dan Haji Hasan Mustofa, Garut:

Akupun hancur kepalaku,semua isi perutku terburai

Akupun hancur kepalaku,semua isi perutku terburai,kau buang jasadku di hutan bambu,semangatku,
Perjuanganku,tetap hidup dalam hatimu wong Batu
Badik bukan hanya di pinggangku,
pun tak sekadar di tangan, badik tertancap di jiwaku, bersarung semangat dan bermata nurani,
badikku merunjam ketakutan.
Demi dharmaning ksatria sejati untuk menegakkan kedaulatan dan kehormatan negeri ini,
pemedal agung pun menjadi saksi bisu atas pecahnya puputan Klungkung
Tak peduli darah harus tumpah dan membasah di bumi persada, karena takbir merdeka dari pekik pejuang dan seluruh santri akan terus mengumandang di semesta raya
Aku melihat potongan kebohongan-kebohongan tanpa pengampunan.
Mengubah sajak menjadi sengketa.
Mengambil jiwamu dengan pemberontakan,
tanpa perdamaian dan perikemanusiaan.
Amir, Amir,
aku mencium jiwamu yang terus hidup.
Dalam sajak-sajakmu yang terbakar.
Kenangan halaman yang dirobek waktu,
cinta dimakamkan di situ
Kami masih hidup dengan kobaran api cinta, biarlah semua cinta yang tersemai membakar kembali semangat dalam jiwamu
"Djo" panggilan akrabmu, menentang hindia Belanda di bumi persada,
Memanggul senjata tanpa lelah, menjaga perdamaian perjanjian Renville,
gaungmu tak sesohor dunia,
namun tetes peluh perjuanganmu tiada pernah hilang, merobek penindasan,
memuncakkan darah perjuangan,
demi tanah air tercinta
Jubah juangku basah air-wudlu,
meski aku sakit,
aku dan lasykarku tetap bergerilya usir penjajah, luka berdarah-darah,
genggam erat semangat, sahid fisabilillah,
emban misi merdeka.
Adalah bait-bait mistis yang kau tulis menjadi laku hidup.
Ya, kaulah penghulunya puisi;
jauh sebelum negeri ini merdeka.
Sebab kemerdekaan, (bagimu) hati dan pikiran yang tidak dibelenggu rantai duniawi.

Bicara Pahlawanmu Hari Ini

4)KH. Hasyim Asy'ari, Jombang, KH. Noer Ali Bekasi, Bung Tomo, Surabaya, Dr. Soetomo, Nganjuk. KH. Ahmad Rifa'i, Kendal, Letnan R. Mohammad Ramli-Sumenep, H Darip, Jakarta. Guplo, Gombong

yang tak pernah padam adalah lentera jihad

" yang tak pernah padam adalah lentera jihad melawan angkara murka dan kezaliman..."
Jangan kalian ikut denganku melawan Belanda,
jika masih merampok harta rakyat.
Rakyat bersama kita sepanjang Karawang Bekasi.
Pekik lengking semangatmu membakar gelora dada arek-arek Suroboyo
Menyatukan negeri dengan kepak sayapmu menjadi tonggak sejarah peradaban lebih beradab
Meski kau beri aku julukan setan Kalisasak ataupun ulama sesat, tak sekalipun aku menyerah,
biarpun aku terbuang di pengasingan namun cintaku pada negeri adalah landasan juangku yang takkan pernah usai
Berbekal sepucuk pistol,
sebilah keris dan hunusan pedang di atas tank rampasan, kuterima dengan dada telanjang ratusan mesiu peluru bersarang demi ranum senyum ibu pertiwi, tetapkah kalian tak bergeming …
Dengan iman dan keyakinan, aku halau Belanda dan Jepang
Tapi,
kalian sia-siakan
Iman dan keyakinan kalian perjual belikan
Kepura-puraanku bertaruh nyawa
Pura-pura tunduk pada penjajah hanya untuk mencuri ratusan senjata
Untuk bekal para patriot bergerilya
Walau akhirnya aku ditembak setelah terbongkar kedoknya
Itu semua demi satu kata: Merdeka...

Bicara Pahlawanmu Hari Ini

5)Sutoyo Siswomiharjo, Kebumen , Kapten Nursaid Makassar, Halim Perdana Kusuma, Sampang, M. Boya, Indragiri Hilir, KH. Ahmad Rifa’I, Kendal, Sultan mahmud badaruddin II . Palembang. Kapten KH. Achyat.Chalimy, Mojokerto, Mayor Hamid Rusdi, Kota Malang, KH. Noer Ali, Kota Bekasi, Laksamana Malahayati ,Aceh dan KH. Abdullah Sajjad, Sumenep.

Meski kaupangkas nyawa kami berkali-kali

Meski kaupangkas nyawa kami berkali-kali,
semangat kehidupan akan terus tumbuh demi perjuangkan negeri ini tanpa rasa gentar tanpa rasa ngeri
Kelakuanku, aku adalah kapten Nursaid bukan hanya untuk memperjuankan keluarga tapi semua rakyatku tercinta dan negara Indonesia walau aku mati itu semua sudah takdir ilahi Rabbi semoga bisa menjadi contoh generasih berikutnya
Aku rela mati di usia 25 tahun demi kemerdekaan bangsa dari penjajah,
tapi kalian mati di usia 25 tahun karena tawuran dan over dosis narkoba.
Mana penghormatan kalian atas jasa-jasa pahlawan bangsa?
harimau rawa merambah hutan bakau dan sungai-sungai berlumpur selalu mengaum walau puluhan peluru menembus dadamu
Perjuanganmu, dakwah dan kritik yang tajam membuat kompeni geram,
lalu kau tuangkan dalam nadzom dan syair yang memukau sebagai ajaran dan kritik pedas bagi alim fasik dan pemimpin yang munafik,
dan engkau wafat dalam pengasingan di Manado.
Syair dan ajaranmu akan ku kenang selalu:
Sudah jadi kenyataan umum,
‘alim, haji fasik saling menolong, kepada raja kafir,
mereka saling mengasihi dan saling menjunjung. Itulah orang ‘alim munafik imannya kosong, karena sebab diangkat derajatnya menjadi Tumenggung
Demikian juga ancamanmu, tak berarti,
demi negeri, meski terpisah jasad dan keluarga,
bahkan darah ditumpah.
cita cita merdeka tetap kan membelah angkasa raya.
Catatan yang akan kuwariskan padamu.
Perjuangan ini telah memakan ratusan anak negeri, daerah Dlanggu menjadi saksi,
bumi ini telah ditebus dengan darah dan nyawa pribumi,
dan perjuangan tak akan berhenti sampai di sini
Tidak perlu kau jiarahi makamku
Tidak perlu kau telisik kepergianku
Tidak perlu kau sesali kematianku
tetapi aku tidak rela pengkianatan membunuh kembali kemerdekaan bangsaku.
Untuk kalian yang menari dan berdendang diatas perih perut yang lapar
Atau bersulang secawan anggur keringat jiwa jiwa yang terkapar
Biarkan aku bangkit,
Kan kutoreh luka sayatan pada dada yang culas nan angkuh
Rasakan perih,
mengalir bersama darah yang membusuk
Sehingga kau mengerti arti kesakitan
Dan menghargai sebuah perjuangan
Penjajahan harus hengkang dari bumi Pertiwi, tekadku
Dengan 2000 pasukan janda janda ditinggal syahid kami melawan kapal Belanda
Gelora juangku adalah gelora laut
Digeladak kapal aku bertempur satu lawan satu tanpa ragu
Secepat kilat rencongku menghujam tubuhnya
Cornelis de Houtman gugur ditanganku
Peluru telah syahidkan jiwa,lalu kau kotori merah putih dengan air liur dan topeng mahadewa.
Kembalikan merah putih dalam kibar hakiki....!!!
Bicara Pahlawanmu Hari Ini

Bicara Pahlawanmu Hari Ini

6)Letda Sujono, Simalungun, Awang Long, Kutai Kartanegara, Mayor Jenderal Bambang Sugeng,Kulonprogo, Tjilik Riwut , Palangkaraya, Sisingamangaraja XII. Sumatera Utara, Mohammad Toha , Bandung

Biar darahku tertumpah

Kepalaku pecah
Nyawaku musnah
Untuk tanah-tanah Merdeka
Tetaplah
Menatap
Hingga kiamat
Engkau tetap tumpah darahku
Negeriku
Mahakam memerah, semerah semangat Senopati
menjaga bening alur sungai
dari riak noda layar penjajah.
Ini dada ku
menghadang meriam perisai negeri
walau gugur di usia dini.
memimpin pasukan dengan gagah berani,
tak gentar pantang mundur,
sepanjang aliran sungai Kulon Progo,
dengan lantang ia berkata,
"Aku rela aku tak kecewa gugur demi nusa bangsa."
Berdarah Dayak Ngaju, berjuang dengan senapan dan pena, prajurit handal,
birokrat dan politisi
Tidak ada kata menyerah untuk jiwa jiwa yang merdeka. Berjalan maju,
bergerilya melawan tirani
Aku gadaikan raga dan nyawaku
Untuk kemerdekaanmu
Bukan untuk kesombongan dan keangkuhanmu

Bicara Pahlawanmu Hari Ini

7)Raden Mattaher, Jambi, TGH L.M. Faisal, Lombok Timur, Dokter Karyadi, Semarang , Martha Cristina Tiahahu, Maluku, Sultan Hamid II, Pontianak, M.A. Sentot-Indramayu, Hamid Rusdi,Malang,

Aku dengan gagah berani

menghunus keris melawan senjata laras panjang para penjajah,
maka peluk erat kemerdekaan ini wahai generasi muda!
Bambu runcing ini, mampu menusuk jantung penjajah bangsaku. Tetapi kata-kata mu saat ini,
buat luka hati yang sakit, karena sikapmu
"kupertaruhkan nyawaku di ujung bayonet demi memastikan keselamatan warga dari air beracun"
Demi mengalahkan musuh dia rela membantu ayahnya dalam melawan penjajahan Belanda dan tidak ada kata menyerah
Garuda kurancang untuk negeri yang sedang berjuang
Membumi raya pada kedaulatan negara…
"Jangan sakiti rakyat jangan lupakan sejarah!"
"Lebih baik miskin terhormat daripada kaya dengan meminta-minta!
"Tombak dan salawaku akan kuserahkan kepada generasiku untuk tetap mempertahankan tanah airku terhadap tantangan zaman yang semakin menggila"
fotomu terasa berdegup di jalan Bunulrejo Kota Malang, mengisahkan perang Agresi Militer Belanda II,
lalu mengajari kami tentang merdeka, meski jasadmu telah terlarung di alam nirwana
Bicara Pahlawanmu Hari Ini

Bicara Pahlawanmu Hari Ini

8). Kyai Telingsing, Kudus, Panglima Undru, Pulau Sumbawa, Jendral Soedirman, Kebumen. Andi Depu, Balanipa, Soekarni-Blitar, H.M.Animwijaya Husin , Kepahiang, Sukarjo Wiryopranoto. Cilacap, M.A Sentot ,Indramayu. Sultan Adam, Martapura Kab. Banjar, Sultan Mahmud Badarudin II, Palembang. Robert Wolter Mongonsidi, Makassar, Kopral Dali, Indramayu:

Aku berjuang tanpa memanggul senapan dan menghunus pedang

Menerangi gulita sesama menyebarkan ajaran rosul-Nya
Hidup tentram tanpa klaim saling benar
Berangkulan membina persaudaraan walau beda keyakinan
Jaga tradisi leluhur jangan luntur oleh tindakan ngawur
Sapugara membara, peluru dan mesiu,
guruh gemuruh bertubi-tubi,
rakyat dan Undru berontak,
enyahkan engkau sang penjajah,
Dan enyahkan hati kita,
hujat-menghujat dan telisik-Menelisik,
suatu yang sia-sia belaka, saat ini
Wahai generasi milenial kini...
Saatnya engkau raih...
Prestasi gemilang demi para pejuang Pertiwi...
Kau peluk tiang tua bendera jahitanmu
Dan berteriak seperti halilintar
Padamkan api nyali penjajah
Kau berkata
"Bongkar dulu darahku
Kemudian rampaslah nyawaku wahai orang eropa!
Baru kalian bisa hentikan kibar kain merah putihku
Di langit tanah pertiwiku
Tetap tegar meski badai kehidupan selalu menemani langkahmu. Kita tahu karena duri terkadang ada hanya untuk disingkirkan,
jika itu bisa membuatmu sakit hati di hari ke depan.
Bumi hangus Kepahiang membara mesiu, peluru berdesing berdentum bertubi-tubi membahana menggelora panas.
Rakyat Kepahiang berjuang mempertahankan sejengkal tanah untuk mengusir penjajah.
Merdeka sekali merdeka tetap merdeka
Kau bertempur tanpa kenal lelah demi mempertahankan negara.
Kau angkat senjata di medan perang tanpa pedulikan keselamatan diri.
Pejuang tangguh demi tanah air tercinta.
Darah bercucuran tak kau risaukan
Mari perjuangakan negeri ini dengan semangat cinta tanah air cinta bangsa dan cinta bahasa.
Sang perkasa muda belia
Bertekad baja berjiwa kstaria
pembela rakyat jelata
Pasukan setan merah siap melibas penjajah
Takkan biarkan bumi wiralodra banjir darah dan air mata
Kibarkan merah putih
Jebatan bangkir saksi bisu
Atas jejak Sang Pemberani
dibalik serdadu pijat
Ada Pisau benalu
Entah mengapa
Yang menjadi alasan rempah rempah
Sehebat itu kah?
Rempah pertiwi
Atau ada misi yang lain kah?
Itu pertanyaan pertiwi pada bu negeri
Hujan peluru membasahi bumi Sriwijaya
Ia maju tanpa ragu bersama pahlawan muda
Membela negara melindungi rakyat Indonesia
Meninggalkan jejak di bumi penuh warna.
Kau tak pernah mengalami bayonet musuh nempel di bola mata, tapi kau sia silakan aku dengan kelakuanmu.
Aku yang mati muda di dor di Rel Kereta Api, demi untukmu Indonesia.

Konduktor : Rg Bagus Warsono
Penulis:
1.Bayu Nindyoko
2.Ina Marct
3.I Made Suantha
4.Rosmita
5.Gia Setiawati Nesa
6.Wawan Hamzah Arfan
7.Ence Sumirat
8.Khalid Alrasyid
9.Muhajir Syam
10.Heru Patria
11.Mustiar Ar
12.Ali Oncom Still Alive
13.Anas Bachtiar Arief
14.Putri Bungsu
15.Rboedi Budiman
16.Iwang Nirwana
17.Hasani Hamzah
18.Yoffie Cahya
19.Wahyu Yudi
20.Ahmad Dumyati
21.Idg Hans Botor Trilambang
22.Aisyah Rauf
23.Winar Ramelan
24.Didik Eros Sudarjono
25.Wirja Taufan
26.Edison P. Malau
27.Niken Haidar
28.Hendra Sukmawan
29.Yus Harris
30.Prawiro Sudirjo
31.Denting Kemuning
32.Amini
33.Andaningrum N
34.Nok Ir II
35.Munadi Oke
36.Sugeng Joko Utomo
37.Tarni Kasanpawiro
38.Wandi Julhandi
39.Hendri Abu Afrin
40.Hafney Maulana
41.Eltiefari Latief
42.Budi Riyoko
43,Mohammad Saroni
44,Mukti
45.Sukaesih
46.Delia Rawanita
47.Iin Muthmainnah
48.S Ratman Suras
49.Soekardi Wahyudi
50.Nurhayati
51.Dyah Nkusuma
52.Ahmad Z Ujung
53.Arya Setra
54.Iniratu Kinan
55.Syafrul Hamdi
56.Imron Bintang
57.Evi Maulany
58.Lita AlQadrie
59.Bi Yang Lana (Toipah Junedi )
60.Evi Maulany
61.Ria Mi
62.Sulistyo
63.Ahmad Mansur Efendi
64.Amiruddin Hasan
65.Hari Yono
66.Elly Azizah
67.Sum Irah
68.ED
69.Mihrab AN-nabawi Nabawi
70.Lia Sri Rahayu
71.Rg Bagus warsono