/ Penyair Antologi Bersama

Sakkarepmu, Penyair Mbeling Indonesia

Daftar Penulis Sakarepmu

Aan Jasudra (Lahat)
Agustav Triono (Banyumas)
Ali Syamsudin Arsi ( Banjarbaru)
Aloeth Pathi (Pati)
Anggi Putri (Surabaya)
Anggoro Suprapto, (Pati)
Arif Khilwa (Pati)
Ary Sastra(Tanjungpinang)
Buana K.S (Muara Bungo)
Budhi Setyawan (Bekasi)
Dasuki Kosim (Indramayu)
Denis Hilmawati T (Karanganyar)
Diah Natalia (Jakarta Timur)
Eddie MNS Soemanto (Padang)
Eri Syofratmin (Muara Bungo)
Fernanda Rochman Ardhana
Fitrah Anugerah (Bekasi)
Fitriyanti (Indramayu)
Gampang Prawoto(Bojonegoro)
Gunta Wirawan (Singkawang Kalimantan Barat)
Harkoni Madura (Sampang)
Haryatiningsih (Indramayu)
Hasan Bisri BFC (Bogor)
Helmi Setyawan(Tegal)
Heru Mugiarso (Semarang)
Iis Sri Pebriyanti ( Indramayu)
Jen Kelana (Nganjuk)
Marsetio Hariadi (Surabaya)
Muhammad Lefand (Jember)
Nanang Suryadi (Serang)
Navys Ahmad (Tangerang)
Novia Rika (Jakarta)
Nunung Noor El Niel ( Denpasar)
Nur Fajriyah (Indramayu)
Osratus ( Sorong)
Rg Bagus Warsono (Indramayu)
Rini Garini (Maalengka)
Riswo Mulyadi (Banyumas)
Riza Umami (Indramayu)
Samsuni Sarman (Banarmasin)
Sokanindya Pratiwi Wening (Medan)
Slamet Widodo (Solo)
Sunaryo JW (Tapanuli)
Sus S . Hardjono (Sragen)
Suyitno Ethex
Tonganni Mentia
Tutik Hariyati S (Indramayu)
Ustadji Pantja Wibiarsa (Purwrejo)
Wadie Maharief ( Yogyakarta)
Wahyu Hidayat
Wans Sabang (Bekasi)
Wardjito Soeharso(semarang)
Wirol Haurissa (Ambon)
Yuditeha (Solo)
Zaeni Boli (Bekasi)
Foto1676
Puisi-Puisi Sakkarepmu

  1. Rg Bagus Warsono, Gadaikan Saja Emas Tugu Monas.
  2. Faiz Saf'ani, Dawet
  3. Agus Chaerudin, Mendadak Selebritis
  4. Ness Kartamihardja, Sekolah Belut Kelas Dua
  5. Wanto Tirta, Tempe
  6. Osratus, Protes Kepada Diri Sendiri yang Bermulut Seribu
  7. Nunung Noor El Niel, Wangsit
  8. Zaeni boli, Tisu Toilet dan Hujan yang Berisik,
  9. Cerasu Ceceep, Air
  10. Nana Sastrawan, Sebuah Malam di Pesta Penyair
    11 ,Aloysius Slamet Widodo, Asu , KEBAHAGIAAN LELAKI
  11. Damar Anggara, Teruslah Berburu Laknat
  12. Dewa Sahadewa, Dunia Paranoia
    14.Uncu Nelma, " Seperti Biasa "
  13. Arya Setra ,Di Bawah hujan Malam, JIWA TANPA RAGA
  14. Al-faiz Wansa Ahmad , Suara Berdecit Dari Sepeda Ontel Tua Itu,
  15. Sang Banyang. Mazmur Kota
    18.Aberijlain Gomar Samsara, Kau dan Lonte
  16. Heru Mugiarso, Penyair Masturbasi, SATU LITERASI
  17. Eri Syofratmin, Aku dan Anjing di Tumpukan Sampah
    21.Fernanda Rochman Ardhana, Sajak Klimaks
    22.Suyatri, TRAGIS
  18. Ismail Sofyan Sani, BUTA TULI TANPA NURANI, DI ETALASE TANPA KACA
    24.Edi Purwanto, ANOMALI
    25 . Yusiteha,Sampah Ranjang
  19. Wadie Maharief, Bencana
    27.Aloeth Pathi,Capung di Lampu Mercury:Pengakuan Sri
    28 Masgampang Prawoto, PERSETUBUHAN SENONOH
  20. Hadi Sastra, Jajan
  21. Artvelo Sugiarto, SAJAK SETELAH MALAM
  22. Muhammad Lefand, JANUARI
  23. Wardjito Soeharso, Sang Pejalan Malam
  24. Denis Hilmawati,CINTA KERITING
    (01)
    Rg Bagus Warsono
    Gadaikan Saja Emas Tugu Monas.
    Gadaikan Saja Emas Tugu Monas.
    buat ngobati presiden yang sakit telinga
    karena dokter THT pada jadi anggota dewan
    Monas kita puntung
    biar saja dari pada kalah tinggi sama gedung samping
    ya mau lah pakgadai terima barang
    sebab yang masih bahan juga sudah tergadai
    Nanti lambang jakarta gimana
    terserah , rumah gue aja hilang di peta
    rg bagus warsono, 28-03-16
    (02)
    Faiz Saf'ani
    Dawet
    misal uang memang tak terpakai
    jangan lalu untuk pergi ke bar
    atau di pakai tidak benar.
    sayang kalau uang terbuang sia sia
    Lebih baik untuk saya.
    Saya belikan dawet sedapatnya
    satu plastik tidak apa apa
    atau se waduk cacaban* pun okelah
    Biar nanti ramai ramai
    kita menyedotnya
    dengan paralon atau sedotan gajah.
    Oke, setuju dengan ide saya?
    Kalau tidak setuju jangan marah
    saya cuma kasih saran bukan memaksa
    tapi kalau setuju ya Alhamdulillah.
    Faiz Saf'ani
    (03)
    Agus Chaeruddin
    Mendadak Selebritis
    MENDADAK SELEBRITIS
    Ini hidupku, kawan
    Aku jatuh dan bangun
    Apa pedulimu?
    Engkau malah bertepuk tangan
    Jika kuterpuruk dalam kesedihan
    Kubegini dan begitu
    Selalu jadi bahan gunjingan
    Sungguh keterlaluan
    Katanya teman ngomongin di belakang
    Apa untungnya sich, ngegosipin orang
    Sakkarepmu wae, kawan
    Mulutmu itu harimau kamu
    Mau mengaum
    Atau ingin mengeong, terserah!
    Asal jangan usik hidupku
    Jombang, AggusChaeruddin 29032016
    (04)
    Ness Kartamihardja
    Sekolah Belut Kelas Dua
    .
    Wismodar nangis di kolong space iklan,
    tali kolornya hilang waktu dijemur emak
    padahal itu kenangannya di Kalijodo,
    ketika masih sering main sama Wynona
    (Nama asli: Winarno)
    Kata emak, mungkin digondol gendruwo artis,
    untuk ajimat penglaris
    .
    Kenal dengan Wynona, eh ...Winarno
    waktu dia lulus kuliah
    di sekolah lapas kelas dua Cipinang
    lulus cum laude, lalu turun ke lapas kelas satu
    Lho, dunia ini aneh ya,
    yang cum laude, kok bisa turun kelas?
    .
    Wismodar Wynona, jadi pasangan Bony Clyde,
    boleh pilih, yang mana Bony, yang mana Clyde
    pokoknya mereka asik tarik ulur belut licin
    dengan tali kolor kenangan,
    di aliran kalijodo
    .
    Lewat Bundaran Thamrin,
    di depan gedung lembaga,
    ternyata tali kolor Wismodar jadi tali pengerek bendera
    Dia kenal banget,
    karena ada belut mati di ujungnya
    .
    Itu belut,
    sebagai piagam penghargaan dari kalapas,
    karena dia licin memanjat gedung lembaga,
    mencuri surat kuasa!
    .
    Ness Kartamihardja
    29maret16
    (05)
    Wanto Tirta
    Tempe
    mendoan tempe biasa
    musim dingin
    butuh selimut
    makan mendoan tempe
    uenak
    tidur nyenyak
    lelah hilang
    selimut tebal hangat
    tempe hangat nikmat
    tambah cengis
    mringis
    pedas
    banyak makan sambel
    mules
    banyak makan tempe
    hati-hati wuru tempe
    waduh
    Wanto Tirta
    29032016
    (06)
    Osratus
    Protes Kepada Diri Saya yang Bermulut Seribu
    “Sekarung kodok, anda kumpulkan
    dalam semalam
    Seratus ember kosong, berbaris di kolong
    Aha, saya tahu!
    Maksud anda, mau pinjam suara kodok
    dan mulut ember
    Agar bisa cuap-cuap, sampai bibir ndower
    Iya, ‘kan?
    Kalau begitu, lunasi dong uang tunggakan gula kopi
    Tanaman jagung sudah berganti empat kali
    Ibu kios, kurang sabar apa lagi?
    Atau, saya biarkan tenggorokan anda lengket
    seperti permen karet tergencet ceret?
    Pasti, anda akan bilang: ‘Jangan.’
    Merasa keok?
    Saya hanya bercanda, kok
    Serupa isapan jempol anda, khayal saya tidak majal:
    Dengan modal sepenggal bual
    Bisa mendatangkan emas sebangsal
    Sejuta bual, hutang kita lunas total
    Membantu sesama, tidak susah
    Untuk kelas bawah,
    beras murah harga serupiah,
    jemput bola dari rumah ke rumah
    Untuk kelas menengah,
    mobil irit bensin bisa dicicil sepuluh rupiah
    selama empat puluh tahun setengah
    Kalau lima ratus tahun lajunya masih lincah,
    pemiliknya mendapat hadiah lima puluh rumah mewah
    Untuk kelas atas,
    yang merasa sayang tabungannya terkuras,
    operasi jantung saya urus sampai tuntas
    Bukan saya sedang jual kecap
    atau asal ucap
    Ditanyakan langsung silahkan pada mulut serabi
    kaya kata tinggi, nihil bukti.”
    Osratus
    Sausapor, 30 Maret 2016
    (07)
    Nunung Noor El Niel
    Wangsit
    haruskah terbit dari hati yang dicubit
    hanya karena hidup yang terus dipirit-pirit
    lihatlah jiwaku yang telah terjangkit
    karena hasrat cinta yang sulit
    nasibku pun serasa dililit-lilit
    hingga kepala terasa sakit
    mungkinkah itu semua kuungkit-ungkit?
    dan membiarkan harga diriku jatuh pailit?
    kau tulari aku semua jenis penyakit
    sekarang aku terlanjur terjepit
    padahal seharusnya hatiku kau rakit
    biar kekasihmu jadi penuh spirit
    bagaimana aku menulis puisi berbait-bait
    agar cintaku dan cintamu saling berkait
    dan aku dapat kembali bangkit
    tanpa perlu memekik atau menjerit
    berikanlah aku sedikit wangsit
    hingga aku tak sekedar menulis puisi alit
    sebab nanti kau bilang aku pelit
    membuat perutku bisa jadi sembelit
    Nunung Noor El Niel
    DPS Maret 2016 -28613
    (😎
    Zaeni Boli
    Tisu Toilet dan Hujan yang Berisik
    tisu toilet dan hujan yang berisik
    memaku dinding juga genteng
    dengan irama asal asalan
    beberapa ekor kelelawar mengendap dalam gelap
    sambil memakan buah curian
    entah jam berapa mereka akan pulang
    bau bensin yang di hirup hidung
    adalah ilusi
    tentang pertanyaan pertanyaan
    bagaimana nasib bangsa
    di tangan bangsat
    ai mati
    zaeni boli 2016
    (9)
    Cerasu Ceceep
    Air
    Emak dan Bapak air tengah bersantai,
    Emak bertanya:" Siapa namamu tong..?
    "Aku Embun"
    "Aku, Gerimis"
    "Aku, Hujan"
    "Aku, Salju"
    "Bagus...nama kalian bagus-bagus.." Kata Emak tersenyum.
    Semua senyum, dan Bapak yang cengengesan bertanya pula:" Lha, badanmu kotor nian, bau pula, siapa namamu..?"
    "Nama saya...Kencing.."
    .
    Cerasu Ceceep
    Semarang, 06-04-2016.
    (10)
    Nana Sastrawan
    Sebuah Malam di Pesta Penyair
    Tiga kelas kopi
    berbatang puntung rokok
    di dalam asbak
    kau, menjelma sebuah malam
    tertawa dalam temaram bulan
    seolah hidup memang harus
    ditertawakan
    seperti klimak politik sebuah komedi
    tetapi sejarah punya cerita
    selama masih tersimpan
    dalam ingatan
    tertera pada angka dalam kalender
    tampak pada tugu peringatan
    mungkin mencipta
    sebuah sedih pada kesepian
    dari air mata
    orang-orang yang dilupakan
    selepas mereka pergi
    ke dalam tenda-tenda waktu
    kau, datang pada pesta penyair
    untuk menertawakan hidup
    dan diri sendiri
    tidak untuk membacakan puisi
    atau ber-selfi untuk dokumentasi
    apalagi saling caci
    pesta para kurcaci
    "Na, kau tahu sentot? Dia punya senapan. Kepalamu akan pecah ditembaknya!"
    tanganmu mengepal
    meremas puisi
    lalu membuangnya ke tong sampah
    wajah gelisah
    mata yang merah
    seperti menyimpan api
    "Jika Sentot punya senjata, apa guna diksi!"
    malam pesta penyair yang ramai
    di sebuah warung
    yang dijaga tentara
    dan kau berdiri
    berteriak lantang
    :sakarepmu!
    Nana Sastrawan
    (11)
    Aloysius Slamet Widodo
    ASU
    Kirik itu anak asu
    kirik gede namanya asu
    anjing ya asu
    air susu umi disingkat asu
    dilarang kencing disini kecuali asu
    apa sampeyan mau dipanggil asu !
    Asu itu kalau diberi daging mau
    tapi kalau diberi tai juga mau
    itu namanya clutak
    maka bila ada hal negatip
    orang bilang asu
    tapi bila ada hal positippun
    orang bilang asu
    kata asu memang fenomenal !
    Bila kesel dimarahi bos kita bilang asu
    bila kaget ada temen kentutnya keras dan bau kita bilang asu
    bila marah ke anak buah yang bikin salah kita bilang babi kirik asu
    bila kesel ada wakil rakyat ikut kampanye Donald Trump kita bilang asu
    bila terganggu sms kridit tanpa jaminan kita bilang asu
    bila nembak cewek ditolak kita bilang asu
    kata asu memang fenomenal !
    Bila tiba 2 ketemu teman lama kita bilang asu
    bila mau bulan madu dapat datang bulan kita bilang asu
    bila lihat pasangan cowoknya jelek ceweknya cantik kita bilang asuuu
    bila isteri melihat suaminya suka mancing
    ( maiinkan alat kencing) ia bilang asu
    bila ada cewek susu gede lewat kita bilang asuuuuu
    bila ada isteri kita lewat kita bilang .....oh yayangku !
    kata asu memang fenomenal !
    Asu dalam pergaulan
    identik dengan pertemanan,persahabatan
    sekaligus kemarahan, ,kekagetan kekaguman
    kata asu memang fenomena !
    Kirik anak asu
    banyak mlirik digampar isterimu
    kirik anak asu
    habis dikerik disuruh nyusu !
    asuuu !
    Aloysius Slamet Widodo
    Jakarta,9 maret 2015
    Aloysius Slamet Widodo
    KEBAHAGIAAN LELAKI
    Bila ada anak
    Bila masih dianggap bapak
    Bila duwit banyak
    Bila bisa makan enak
    Bila bisa tidur nyenyak
    Bila lancar kentut kencing dan berak
    Bila masih bisa numpak
    Bila istri nggak galak !
    Jakarta 5 oktober 2015
    (12)
    Damar Anggara
    Teruslah Berburu Laknat
    Ada koruptor bangga menghisap duit rakyat,
    tak takut kualat apalagi siksa akhirat.
    Ada pejabat yang asyik nyolong anggaran:
    Sambil menghitung berapa untung terbilang,
    tanpa takut laknat tuhan.
    Damar Anggara
    Sidomulyo, april 2016.
    Penyair Sakkarepmu
    (13)
    Dewa Putu Sahadewa
    Dunia Paranoia
    Melihat perempuan berrok mini
    Itu sumber perkosaan kau yakini
    Melihat kebaya kelihatan pundak
    Kau takut nafsu bangsa meledak
    Lalu kau kaburkan gambar indah di televisi
    Kau beri penjelasan segala kecurigaan
    seolah paling berjasa menjaga ahlak
    anak anak
    tapi sebenarnya kau sedang sakit
    entah karena terkena virus
    atau salah mengeja ayat
    Aslinya, kau sendiri tak mampu menahan syahwat
    kau jadi penguasa paranoia
    mengajak semua saling curiga
    Aduh kacamatamu apa
    sehingga hampir semua terlihat nista
    Ambang nafsu di bawah pusar
    sesekali kau perlu ditampar
    supaya sadar
    dan otakmu bisa mekar.
    Maret 2016
    Dewa Putu Sahadewa
    (14)
    Uncu Nelma
    " Seperti Biasa "
    Seperti biasa...
    Malam akan semakin kelam
    Dingin semakin mengkristalkan asa
    Bayu pun berhembus kencang di malam kelam
    Seperti biasa...
    Aku terjaga di malam buta
    Sendiri ku pintal asa
    Berburu mimpi yang tak nyata
    Seperti biasa...
    Aku sendiri tanpa kawan
    Hanya sesal yang selalu menyiksa
    Hatiku berkabut dan berawan
    Uncu Nelma
    17April2016
    (15).
    Arya Setra
    DI BAWAH HUJAN MALAM
    Ketika hujan datang bertandang
    Menyadarkan imaji
    Yang sesekali ku toreh menjadi berhala di bibir kata dan rupa
    Sampai aku lupa cara menuang rasa...
    Tidak ada apa-apa disini selain hujan,
    Bagaikan energi yg mengusap kulit
    Meninggalkan rasa tajam dan perih mengoyak hati,,,
    Bagiku menggambarkan dunia " nyata"
    Sangatlah membosakan Refresif dan mengecilkan hati
    Janganlah kau racuni hatimu dengan sikap fanatisme
    Intoleran, militan apalagi radikal menghancurkan diri,,,
    Hanya dari sikap ketololan
    Yang tidak pernah di produksi oleh kitab manapun..
    Ku akui kegelapan itu milikmu
    Tapi janganlah kau meminta kepadaku api,,,
    Karena telah lama kupadamkan
    Di dalam gelas kopiku.
    Menyapalah dengan cinta
    Walau semuanya diam tak terdengar
    Hanya gerak hasrat yang menggeliat lembut di hati
    Seperti tubuh molek bidadari memberi mimpi abadi
    Aku menyerah dan pasrah
    Di kurung dimensi energi
    Menyusun segala elemen materi
    Karena semua yg hidup pasti akan mati
    Menuju wujud sejati,,,,,
    17/4/2016.
    Arya Setra
    JIWA TANPA RAGA
    Andai aku gak punya raga
    Entah apa yg kurasa
    aku tak akan bisa bagaimana aku duduk
    Bagaimana aku berdiri dan berjalan,,,,
    Aku melihat tp sebenarnya aku gak bisa melihat
    Aku mendengar tapi sebenarnya aku gak mendengar
    Aku bicara tapi sebenarnya bukan aku yang bicara
    Sehingga tak ada kata dan suara milik ku
    Aku terdiam,,,,Yg kurasa hanya hampa Sepi yang tak bertepi
    Kekosongan,,,ke lapangan dalam kesunyian
    Aku hanya merasakan detak nadi yg tak henti mengiringi setiap hembusan nafas
    Sang kehidupan
    13 mei 2016
    (16)
    Al-faiz Wansa Ahmad
    Suara Berdecit Dari Sepeda Ontel Tua Itu
    Suara berdecit dari sepeda ontel tua itu, menggiring lamunanku.
    Pada wajahmu yang dulu.
    Begitu rupawan, dan cantik, namun itulah dulu.
    Masa-masa silam.
    Waktu cinta kumengerti sebagai.
    Kemolekan tubuhmu.
    Saat ini aku tetap mencintai.
    Bukan. Bukan sepeda ontel tua itu.
    Bukan pula tubuh molek itu. Yang dulu.
    Kugandrungi. Tapi kenangan-kenangan.
    Yang memapah waktu.
    Dimana saat ini kupahami cinta.
    Dari mengenangmu.
    Bandar Lampung,
    22/04/2016 .
    (17)
    Sang Banyang
    Mazmur Kota
    sampai di hidung tercium ragu
    masih harumkah kau :kota
    mimpi bagi anak-anak kami
    tiada jawab di sana
    lantas bergegas, kuterka kepulan asap
    masih indahkah kiranya?
    padahal aku telah lupa
    mazmur cinta bau nikmatnya surga
    cuma akal menimbang
    segala musim yang telah gugur
    ketika senja tak lagi jingga menyala
    :di sana
    ( Ngrambe, 22 April 2016 )
    (18)
    Aberijlain Gomar Samsara
    Kau dan lonte
    Kau cuma bisa mencemooh lonte
    Menghinadinakan ia
    Bukankah dia saudara sebangsamu?
    Kalian samasama manusia
    Sangat muliakah kau?
    Tanyalah : jika tahu bakal jadi lonte
    ia tidak sudi dilahirkan
    Mana pedulimu?
    Lonte butuh duit!
    Sama sepertimu
    Jangan dulu tanyakan peran negara
    Tapi apa peranmu
    Sebagai tetangga
    Sebagai saudara
    Asal kau tahu
    Dosamu jauh lebih besar
    Jepara, 170416
    (19)
    Heru Mugiarso.
    Penyair Masturbasi
    seorang penyair
    semalam bermimpi:
    Menulis puisi sendiri
    Menerbitkan antologi puisi sendiri
    Dijual sendiri
    dan ketika tak juga laku
    akhirnya dibaca sendiri
    sambil mengagumi
    dirinya sendiri
    esok paginya
    celana dalamnya basah
    tanpa dia sadari
    poedejanggasoedra2016
    SATU LITERASI
    Satu literasi
    mengucur dari dada ibu
    agar anakanak
    tak buta huruf
    dalam mengeja Zaman
    yang kian tak karuan
    2016
    (20)
    Eri Syofratmin
    AKU DAN ANJING DITUMPUKAN SAMPAH
    Ditumpukan sampah
    ada anjing telah mengais aksara
    menciumi buntang yang berulat
    gonggong tulang kekandang
    Ditumpukan
    sampah,
    aku lihat
    anjing senang
    puisi
    Ditumpukan
    sampah,
    ada syair;
    buang sampah:
    ANJING
    Setelah letih berceracau
    menebar aksara dionggokan
    sampah-sampah kota
    aroma busukbusuk itu tak dapat ditutupi
    bau buntang
    bau kain lap
    bau jamban
    bau tai
    bau segala bau
    terkumpul di pembuangan sampah
    Ternyata; "Benar"
    sisa-sisa
    sisi-sisi
    kehidupan
    manusia itu:
    "MEMANG BUSUK !!!
    Kota LINTAS, 24 April 2016.
    (21)
    Fernanda Rochman Ardhana
    SAJAK KLIMAKS
    Ini negara kau lihat merdeka
    saat tersimpan tangis bayi dalam bejana
    lalu tergadaikan di bumi-bumi perdagangan
    bertukar nominal, satu bayi bergerak
    menyusu dari dadamu hingga dada buatan
    bagaimana bisa? bisa!
    karena negara ini telah merdeka
    kau bebas jual nyawa buah sengketa
    dari kekasihmu yang menidurimu sepanjang sabtu
    lalu dari kekasihmu yang lain menunggangimu sepanjang minggu
    dan berpuluh-puluh lainnya masih menunggu jatah dari bibirmu
    hingga entah siapa yang sudi membelikan misoprostol untukmu?
    agar anakmu tak lahir
    agar tunas bangsa darimu tak lahir
    agar nyawa buah sengketa tak lahir
    nyatanya tak ada!
    sekedar menengok atau hendak mengakuinya
    di hari-hari ia mentahtai rahimmu, hingga
    terbidang jalan lapang menatap dunia, dan
    bila kau tumbuhkan dengan kasih sayang
    kelak racau mulutnya menggugat tanya
    “Ibu, mana bapakku?”
    “Ibu, siapa bapakku?”
    “Ibu, matikah bapakku?”
    Cileunyi, 2016
    (22)
    Suyatri
    TRAGIS
    Anak kolong tanpa alas kaki
    Menyusuri lorong limbah pengap
    Sungguh miris sinar mata nanar
    Harapan berserakan di jalanan
    Baju lusuh tertatih-tatih tanpa mengenyam pendidikan
    Dekil tanpa cahaya bintang
    Pelangi pudar dalam bayangan
    Pejabat berbaju necis mencibir memandang
    Hak anak dikebiri mati
    Terpasung oleh tragedi
    Tragis kejamnya hidup ini
    Impian hanya ilusi
    Permainan imajinasi
    Takkan pernah hiasi langit dengan pelangi senyum
    Mengabdi pada negeri
    24042016
    (23)
    Ismail Sofyan Sani
    BUTA TULI TANPA NURANI
    tuan tuan masih saja bertikai
    siapa yang mestinya berkuasa
    siapa presiden, siapa gubernurnya
    tuan cuma pikirkan ambisi semata
    sebagai wakil rakyat yang dipercaya
    ternyata cuma itu yang tuan bisa
    rakyat sudah sangat sengsara
    percuma bicara tentang cinta
    hanya sandiwara sia sia
    yang kita pahami bersama
    berjuta pengangguran
    membuang surat lamaran kerja
    membakarnya di tungku perapian
    membunuh harapan dan keinginan
    tuan entah dimana
    berjuta perempuan
    pergi bekerja di pagi buta
    bergelantungan tanpa nada di bis kota
    berdesakan dan dilecehkan di kereta
    tuan buang muka
    berjuta perempuan
    berbondong jadi babu di luar negeri
    beberapa terancam hukuman mati
    beberapa mati disiksa majikannya
    tuan entah dimana
    berjuta mahasiswa
    kuliah dengan biaya menggila
    sehabis lulus bingung kerja dimana
    banyak sarjana berjualan kembang gula
    tuan tak bicara
    berjuta anak sekolah
    berjuta anak tak sekolah
    menyanyikan Indonesia Raya
    tanpa irama dan air muka
    tuan diam saja
    lihatlah tuan,
    jutaan pekerja terancam di phk
    karena investor tak lagi berdaya
    sedang pekerja asing siap bersaing
    tuan masih bisa tertawa
    dengar tuan, suara jeritan tercekik
    ibu yang menangis di tengah pasar
    tak cukup uang untuk berbelanja
    harga berlompatan naik sesukanya
    kutak katik angka tanpa matematika
    tuan masih tak bicara
    tuan tuan
    mustahil kalau tuan tak mendengar
    tangisan pilu di kelam pekat gerhana
    pura pura atau tak melihat angkara
    menenggelamkan banyak keinginan
    dan memuntahkan sisa kotoran
    selalu dalam bentuk kesengsaraan
    dan tuan sama sekali tak bergeming
    berarti kuping tuan kehilangan nada
    mata tuan kehilangan penglihatan
    sedang hati kehilangan kepekaan
    jadilah tuan buta tuli tanpa nurani
    dapat dikatakan tuan sudah mati
    mati yang sebenar benarnya mati
    karena tuan cacat dan mati
    kami tak butuh tuan lagi !
    cimanggis 13 januari 2016
    Ismail Sofyan Sani
    DI ETALASE TANPA KACA
    orang orang tersingkir tak berumah
    menggelepar sansai dan tergerus
    tanpa upaya tanpa doa dan mantera
    hanya menelan udara tak bersuara
    tak punya hak menjerit dan bicara
    tercampak dan tak bernama
    atas nama keadilan aku menuntut
    bersama caci maki dan sakit hati
    orang orang yang termarjinalkan
    tersisih dari kepatutan kemanusiaan
    terpentang pucat menatap tak bermuka
    tak berdaya dan tak punya harga
    selalu disiapkan untuk binasa
    lusuh dan menyampah tersia
    atas nama keadilan aku menggugat
    bersama sumpah dan liar serapah
    orang orang bukan orang
    tak pernah mengorangkan
    orang orang seperti orang
    entah orang atau orang
    tak pernah dianggap orang
    dan dijadikan orang orangan
    orangkah orang orang itu ?
    orang orang
    dan orang orangan
    di etalase tanpa kaca
    tak ada cermin untuk mematut muka
    cimanggis 29042016
    Ismail Sofyan Sani

Edi Purwanto
ANOMALI
di tempat kami, angka-angka
bisa tumbuh kurus atau gemuk
tanpa kita tahu siapa penghitungnya
di tempat kami, kertas-kertas menjelma
jadi mobil mewah, rumah megah, tanah lapang
tanpa kita tahu siapa penyulapnya
di tempat kami, orang- orang begitu
susah temukan putih
kita akan mudah temukan abu-abu
atau sekalian hitam
Bandarlampung, 29042016
(25)
Yusiteha
Sampah Ranjang
tubuh-tubuh berserakan
berlendir keruh
sebagian saling menempel
rekat
sebagian ada yang berteriak
menyebut nama binatang dan tuhan
bergantian
bantal guling mengempes
hingga menjadi serupa puing-puing
dari anggota badan yang telanjang
hasil mutilasi
bau pengar pekat menyengat
bercampur aroma susu
menguar di sekitarnya
kelak dari sana akan lahir
iblis-iblis kecil
hingga menjelma generasi setan yang baru
menyerbu tempat-tempat yang mulus
mereka suka bergoyang-goyang
tanpa celana sampai tua
sampai mati
Yuditeha/03052016
(26)
Wadie Maharief
Bencana
Di sana hujan
di sini panas
di sana kering
di sini banjir
hujan tidak merata
tentu bukan salah hujan
panas di mana-mana
tentu bukan salah panas
hujan dan panas
banjir dan kering
bencana dan kematian
terjadi setiap saat
alam rusak
musim kacau
manusia
lupa diri dan serakah
penyebabnya....!
----- Yogya 30 April 2016
(27)
Aloeth Pathi
Capung di Lampu Mercury
:Pengakuan Sri
Segelas red wine
Temaram lampu berayun
Musik blues midnight hantam kepala
kaki-kaki telanjang di meja
diantara gelas-gelas kristal
Lekuk sintal perempuan
Menari tepat di depan birahi lelaki
Perempuan dulu bernama “Sri”
Sambil meletakan telunjuk di bibirku
“aku Shinta mas! Shinta yang selalu setia pada Rama.
Hari ini bilang setia “Hahh..”
Aku Sri yang ditiduri beberapa lelaki
beberapa pejabat termasuk asisten menteri
pernah menjamahku
Petinggi partai pernah memakaiku
mereka adalah lelaki kanak-kanak
Aku, kehangatan
Dopping buat pejabat
Tiap malam aku memeluknya
Menyusuinya hingga tidur terlelap
Tapi lihat..
Esok pagi mereka bersolek di layar kaca,
mereka piwai dalam menutup kebusukannya.
berita kelicikan
dielu-elukan layaknya pejuang pembawa kedamaian..
Sebenarnya mereka itu rapuh....
Aku, kehangatan
Dopping buat pejabat
Segelas red wine
Temaram lampu berayun
Musik blues midnight hantam kepala
kaki-kaki telanjang di meja
diantara gelas-gelas kristal
Lekuk sintal perempuan
Menari tepat di depan birahi lelaki
Sekarjalak, 23 April 2016
Aloeth Pathi, lahir di Pati- Jawa Tengah. Karyanya dimuat Mata Media antologi bersama, Puisi Menolak Korupsi 2 (Forum Sastra Surakarta 2013), Dari Dam Sengon Ke Jembatan Panengel (Dewan Kesenian Kudus dan Forum Sastra Surakarta 2013), Komunitas Harmonika Kehidupan ; Harmonika Desember (Sembilan Mutiara 2014), Kemilau Mutira Januari (Sembilan Mutiara 2014), Mom: The First God that I Knew (Garasi 10 Bandung 2014). Kepada Tuan Presiden, (Family Camar 2014), Solo Dalam Puisi (Sastra Pawon, 2014), Lumbung Puisi Sastrawan 2014, kelola Buletin Gandrung Sastra Media & Perahu Sastra. Tinggal di Jln. Ronggo Kusumo 204, Sekarjalak, Margoyoso-Pati. FB: Aloeth Pathi II, E-mail : [email protected] . No hp; 085225149959
(28 )
Masgampang Prawoto
PERSETUBUHAN SENONOH
apa kamu takpernah sedikitpun melihat mataku
kemana arah mataku tertuju mencuri pandang
curi pandang itu hatiku
rasa yang terpendam oleh waktu
coba rasakan sedikit saja rasa seperti yang kurasakan
curilah pandang sedikit untukku
saat berpapasan
sedikit saja
lihatlah
cinta yang bersemayam dalam mataku.
ingin kutulis kata
kata bermuara, luas arti, tinggi makna
terkait benda purba, berhubungan dengan rasa
hati berkatakata tanpa logika
kata apa
lupa!.
Katakata itu telah berkeringat, bermilmil lambaian tanganmu hanya sebagai penyeimbang langkah kaki yang gontai karena lelah telah bersemayam dalam pikiranmu sebelum kaki kanan terangkat kaki kirimu lebih awal melangkah bahkan tiga langkah sebelum hasrat berkata "iya".
Benar memang kata itu sudah terajut indah menjadi puisi, karena katakata itu kau katakan sebagai sebuah puisi. puisipuisi yang kau rangkai dari sebuah "keterpaksaan" itu dulu memang rimbun dan hijau kemarin telah menguning bahkan sekarang telah mengering
bersimpuh pada tanah menemani ranting kering yang telah lapuk berserakan di antara kering rerumputan yang mulai bersemi dari panjangnya kemarau bermusim.
Puisipuisi itu memang kering bahkan lebih kering dibandingkan kopi yang diangkat dari penanangan, harum memang bahkan aroma khasnya sangat menyengat menghampiri lubanglubang pernapasanmu atau mungkin puisipuisi itu sudah tertumbuk antan pejantan di lumpanglumpang hingga remuk, lembut menjadi bubuk.
Atau kalau tidak sudah terjebak dilemanya kehidupan dari persetubuhan senonoh dengan seduhan manisnya gula menggila dalam hangatnya secangkir kopi.
Sastrowidjojo - Bojonegoro, ,25042016
Masgampang Prawoto
Aktif di Sanggar Sastra ( PSJB ) Pamarsudi Sastra Jawi Bojonegoro dan KOSTELA ( Komunitas Sastra Teater Lamongan ).
(29)
Hadi Sastra
Jajan
Seorang anak merengek pada ibunya
minta uang untuk beli jajan
diberi recehan
Seorang suami merengek pada istrinya
minta uang untuk beli jajan
diberi umpatan
Ya, jajan
mengundang ragam makna
undang tanda tanya
berpulang ke kita
Tangsel, 11 Mei 2016
(30)
Artvelo Sugiarto
SAJAK SETELAH MALAM
Begitu panjang
jalan menuju rumahMU
lewati dzikir dan doa
aku diam tanpa kata
dalam keranda...
hitam putih jalan panjang
Setelah perempatan dimana tentukan arah
sedang lampu tak pernah berubah dari merah ke hijau lalu ganti kuning
biarkan aku sendiri dalam liang
setelah nisan engkau tancapkan dengan puisi puisi purbaMU
Semarang 14-5-2016
(31)
Muhammad Lefand
JANUARI
jangan ada dusta
antara hubungan kita
nanti pada akhirnya cinta
ubah segala derita yang ada
apapun yang terjadi sejak semula
rasa akan memberi rindu pada cerita
isyarat ombak pada pantai menjadi tanda
FEBRUARI
fitnah yang ada
erat dengan tipu daya
bertubi menyerang kepada
rasa kita yang lemah akan coba
utamanya sifat cemburu dan curiga
retakkan hubungan yang diikat oleh cinta
ini sudah semestinya menjadi pelajaran nyata
MARET
mungkin akan ada salah sangka
ambisi nafsu yang menjadi sebabnya
resahkan gejolak hati yang menyimpan bara
engkau dan aku terpengaruh sesuatu yang fana
tetapi semua itu akan kalah oleh keyakinan utuh cinta
APRIL
apabila ada
perumpamaan cinta
rahasia lebih tahu segalanya
ini sebagaimana tertulis sebelumnya
lalu kenapa engkau selalu memendam rasa
MEI
mestinya
engkau itu bahagia
ihwal cinta yang dalam rasa
JUNI
jari telah menulisnya
ungkapan cinta dan maksudnya
namun mata tak bisa membaca risalahnya
ikatan cinta yang tak bisa diputuskan dengan dusta
JULI
jelaskan pada kata
upaya-upaya meraih cinta
lebih dari sekadar rangkaian cerita
ialah tidak semudah membuat puisi cinta
AGUSTUS
aku yakin pada-Nya
gelombang bermuatan cinta
ujung dan pangkalnya saling percaya
saling setia meski badai mendatangkan lara
tangisan tak berarti apa-apa dan tiada memberi guna
untuk apa menyesali sesuatu yang telah menerpa rasa kita
seharusnya kita bersyukur pada Tuhan telah meneguhkan cinta
SEPTEMBER
semoga saja
engkau bijaksana
pada pertemuan kita
terlebih lagi pada rahasia
entah bagaimanapun caranya
memang tidak mudah menjalaninya
berat terasa guncangan bermacam goda
empedu pahit tapi cinta akan memaniskannya
rasa pada akhirnya akan menemukan kebahagiaannya
OKTOBER
obor yang menyala
kalah oleh cahaya cinta
tetapi kita tak menyadarinya
oleh sebab hebatnya tipu daya
banyak pasangan jadi korbannya
enggan mengambil hikmah darinya
rela pada derita yang tak mengenal cinta
NOVEMBER
nasib hubungan kita
ombak tak mungkin bisa
veto dengan hempasannya
empat mata angin jadi saksinya
mengapa engkau masih berair mata
belum cukupkah cinta ini memberi rasa
elok bunga telah memberi tanda harumnya
rumput dan angin dengan kesederhanaannya
DESEMBER
dengan cinta dan kebahagiannya
engkau tak seharusnya ragu dengan kata
seperti waktu yang terus bergerak maju ke muka
engkau seharusnya yakin dan percaya penuh pada cinta
manisnya hidup ditentukan oleh kadar tingginya kesetiaan kita
bukan oleh keinginan yang bercampur nafsu birahi dan sifat curiga
eratkan keyakinanmu teguhkan hatimu agar kebahagiaan menyemesta
Rahman Rahim-Nya akan menjadikan kita pasangan setia hingga di surga
Jember, 14-05-2016
(32)
Wardjito Soeharso
Sang Pejalan Malam
Gelap
Tak berarti buntu
Tak tampak
Tak berarti tak ada
Jalan
Tak berarti tak berujung
Pergi
Tak berarti tak pulang
Aku
Tak berarti lupa kamu!
15.05.2016
(33)
Denis Hilmawati
CINTA KERITING
Moksa gairah bercinta
Saat ranjang serasa bara
Aroma menyengat dari neraka
Tujuh tanjakan di depan mata
Aroma maut terasa bagai surga
Gelitik manja penjaja cinta
Malam membelah peraduan nafsu
Kesetiaan dan angkara murka beradu
Angka di neraca bergulirke kiri kau pun tahu
Cintamu kau gadaikan dengan nafs
Lelah dan sesal tak dapat kau tebus
Harga diri seolah mati
Tipu daya dunia mempesonamu
Kau lupa jalan pulang kembali
Solo, 17 Mei 2016