/ Nominasi Buku Sastra 2024

Rindu Yang Tak Pernah Sirna, Nominasi Buku Sastra 2024

051. Rindu Yang Tak Pernah Sirna

Rindu Yang Tak Pernah Sirna, antologi suara batin Sang Penyair dari berbagai persoalan yang mendera dan berbagai fenomena yang dijadikan inspirasi puisi. Terkumpul dalam Rindu Yang Tak Pernah Sirna dan masuk Nominasi Buku Sastra 2024 versi Lumbung Puisi.
Ternyata kepedihan hidup seseorang dapat dijadikan contoh pelajaran yang berharga. Buktinya misalnya kerinduan cinta pada seseorang yang didambakannya tak berujung kebahagiaan bisa menjadi pelajaran berharga, bahwa semua tentu ada yang menghendaki. Kepasrahan keikhlasan dan kekuatan iman seseorang perlu menghadapi seperi ini. Membaca Rindu yang Tak Pernah Sirna pembaca menjadi tahu bahwa penyair yang menulis ini tengah menceritakan diri. Tetapi banyak manfaat pembaca yaitu pelajaran menghadapi peristiwa serupa dengan kekuatan dan kesabaran. Hingga akhirnya ditemukan tempat yang tenang dan menikmati hidupnya dengan berkarya.
Rindu yang Tak Pernah Sirna ditulis oleh perempuan penyair Cirebon Umi Amy Kemuning. Umi Amy Kemuning nama aslinya Aan Aminah Budiarsih kelahiran Tasikmalaya, 16 Juni 1966. Menulis beberapa antologi tunggal dan puisinya dijumpai di beberapa antologi bersama nasional. Tinggal di Pleret , Cirebon.
Rindu yang Tak Pernah Sirna, diterbitkan oleh Guepedia, Jakarta 2020. Dari judulnya sudah pasti berisi kerinduan terhadap seseorang. Buku asyik ini berisi lebih dari 100 puisi yang memenuhi 116 halaman. Puisi puisinya membikin trenyuh pembaca. Beberapa judul menggunakan kata "rindu" namun akhirnya ada Lenbaran Hidup Baru, tetapi juga Masih Cerita Tentang Dia karena ada Hari yang Angkuh dan akhirnya Pasrah. Agaknya penulis antologi ini bercerita tetang pengalanan pribadinya namun kemasan puisi menjadi enak untuk berbagi pada pembaca.
Mari kita ligat cuplikan puisinya:

**Puisi Ooh Puisi **
//Terkadang aku benci puisi
Kenapa selalu hilir mudik dalam hati
Mencumbu bayang yang rak pernah menjadi nyata
Mendamba rindu yang tersungkur sebatas deru/
/puisi hanya menyulut api rindu
Mendekap afeksi yang terealisasi /
/Ooh puisi
Sampaikan diksiku kepada penghuni puisiku
Kapan dia hendak menhemputku
Membawakanku seikat kembang
Dan mengajakku berlayar, mengarungi samudra kebahagiaan//
Demikian Umi Ami Kemuning dalam Puisi Ooh Puisi. Mendamba sesuatu yang rahasia.
Selamat!

(rg bagus warsono, kurator utama di lumbung puisi.)
049-1