/ Ulasan Puisi

Putri Bungsu, Menapak Candi Sukuh, Dalam Ketika Aksara Bicara

Putri Bungsu, Menapak Candi Sukuh, Dalam Ketika Aksara Bicara

Adalah Putri Bungsu penyair yang memiliki nama asli Tusilah asal Kulonprigo yang mengajar di sekolah menengah di Karanganyar. Putri Bungsu guru yang menulis sejak lama, karyanya juga banyak. Seorang guru yang menyumbangkan karyanya bagi pendidikan di daerahnya berupa sentuhan sastra yakni puisi. Antologinya terbilang apik dengan puisi-puisi yang mencatat apa yang dilihatnya. Judul judul puisinya cukup mantap dan penuh makna menggunakan judul sing ka seperti, Ta'ziah, Sepi, Luruh, Diam, Pulang, Tegar, Hujan, Sendu, Kerinduan, dan lain-lain.
Semuanya terkumpul dalam antologi Ketika Aksara Bicara, sebuah kumpulan puisinya yang ditulis pada 2017.
Dalam buku itu ada juga terdapat puisi puisi lain yang tak kalah bagusnya. Ia populair kan Candi Sukuh di daerahnya dalam puisi,
Berikut penggalan puisinya:

Menapak Candi Sukuh

//Yang ter pahat di masa lalu terungkap kembali
Hingga menyusup ke pori-pori negeri ini
Adalah kisah purba terengah dalam legenda/

/"Duk naluka semana ing taun 1410 M
Bte Panjang, wanita sulustya ing warni
Duwe penguasa, amrentah hambangun candi" /

/Yang tertata kala itu tersaksi zaman kini
Hingga sejarah usang terbaca kenbali
Dalam bangunan kokoh sarat filosofi/

/... /

/Adalah makna yang tereka
Diatas keterbatasan
Kini terlacak jembali
Bersama gairah ahli arkrologi//

Demikian** Putri Bungsu (Tusilah)** menceritakan dengan apik ketika Menapak Candi Sukuh. Puisi yang tampak runtut tak sekedar puisi tetapi juga ada sisipan edukasi bagi pembacanya.
(Rg Bagus Warsono)
1c2fe7a5-a543-4afb-8f88-db7fdec8a671-88