/ Ulasan Puisi

Marlin Dinamikanto Yang Terasing dan Mampus

Marlin Dinamikanto Yang Terasing dan Mampus
Gebrakan puisi modern muncul dari penyair Palembang. Ia tipe penyair yang melekat dengan badannya. Sedikit urakan, nyeleneh, petualang, renyah gembira, dan terserah hari-harinya. Penyair ini mirip WS Rendra, mirip juga Sitok Srengenge, mirip juga Yang Terasing dan Mampus antologinya yang menghentak-hentak.
Sampai-sampai Eko Tunas, ngalem penyair ini karena mungkin mirip dirinya diwaktu muda.
Sedang penulis pertama kali kenal Marlin Dinamikanto ini lewat Pok Ame Ame, di sebuah tayangan status face book yang berasa memiliki pembaharu dalam sastra Indonesia.
Namun jangan dulu hanyut oleh cerita ini sebelum membaca puisinya apakah demikian. Mari kita lihat salah satu puisinya dari Yang Terasing dan Mampus ini, berikut cuplikannya:

Yang Terasing dan Mampus

//Saat hampa menggigit sukma
Kusapa siapa/
/Tuhan di sama terlalu direpotkan
bermilyar-milyar proposal yang dilangitkan
pengikutnya yang jauh lebih banyak dari akun facebook/
/Tubuhku terasing dan gemetar-tak sanggup menyapa/
/Mampus-aku telah kehilangan rupa
Kehilangan warna.Semua sama
Gelisahku pun bertanya
Kusapa siapa?/
/Kadang aku berguman pada diri sendiri
Sejatinya aku ini siapa seenak udelnya
Berdendang menyadur ayat Tuhan
Dengan jiwa yang belepotan./
....//

Demikian cuplikan puisinya, terrnyata memang tidak terlalu mbeling tetapi menusuk diri pembacanya. Bahwa kita kadang lupa diri kita ini siapa.
(rg bagus warsono, kurator sastra di Lumbung Puisi)
313968211_5592905234119195_3720756813345120478_n-28