KOMPLEKSITAS PUISI Oleh : Heru Patria
Seperti halnya seni teater, karya puisi juga merupakan salah satu seni yang komplek. Dalam seni puisi menyangkut seni tulis, seni baca, seni peran, dan seni panggung. Untuk itu banyak hal yang menarik dari sebuah puisi, meski amat jarang orang yang punya kepedulian terhadap puisi.
Kekosongan proses dokumentasi dan kurasi terhadap puisi kiranya ditangkap oleh Pak RgBagus Warsono untuk melakukan aksi sosial tersebut.
Diawali dengan dirintisnya penghargaan Sastra Setya Nagari, beliau terus berinovasi untuk memberikan penghargaan pada para penyair yang selama ini menjadi kaum pinggiran. Tentu dedikasi seperti itu bukanlah sebuah perjuangan yang mudah.
Menilik kompleksitas puisi yang di dalamnya menyatu antara seni tulis, baca, peran, dan panggung sudah barang tentu butuh banyak waktu untuk memilah dan memilah berbagai kriteria puisi yang ada saat ini.
Dengan wadah Lumbung Puisi Sastra, bisa jadi ini merupakan satu satunya kegiatan dokumentasi yang dilakukan secara mandiri. Semua bisa berjalan karena dorongan rasa cinta pada dunia literasi dan sastra (khususnya puisi). Sekaligus merupakan pemantik bagi para penyair agar terus berkarya yang lebih baik.
Penghargaan penghargaan kecil yang justru bernilai besar seperti ini, mutlak diperlukan untuk kemajuan dunia sastra Indonesia. Sebab di era sekarang sebagian besar penerbitan puisi selalu didanai secara mandiri oleh penulisnya. Maka jangan heran jika ada istilah Berani Tekor Untuk Kesohor.
Kurangnya perhatian berbagai pihak terhadap perkembangan dunia puisi di tanah air, semakin memperpanjang kompleksitas puisi yang bukan hanya dari sisi penciptaan dan fungsinya, tapi juga merambah ke persoalan penerbitannya.
Jadi jelasnya, sekarang ini seorang pemuisi tidak hanya dituntut soal daya kreativitasnya tapi juga dituntut siap dana untuk publikasi karyanya.
Angkat topi untuk Lumbung Puisi Sastra dengan segenap aktivitasnya sastranya. Salam hormat untuk Pak Bagus Warsono yang sudah berjuang untuk memberikan apresiasi bagi puisi karya karya penyair Indonesia.
Salam sastra,
Blitar, 6-1-2023
Subscribe to Literanesia
Get the latest posts delivered right to your inbox