/ Pengalaman Inspiratif

Keserakahan Akhirnya Tak Direstui

Cerita Pengalaman Inspiratif:

Suatu ketika pada tahun 2000 Sebuah lembaga tk Kab. mengadakan jalan santai untuk memperingati hari lembaga itu. Kami lembaga dibawahnya dikenakan partisipasi sumbangan 1 jt rupiah dan diberi 10 bendel kupon yang masing masing berisi 100 lembar.
Setelah dibagi semua anggota 2 lembar tersisa 4 bendel kupon. Kupon itu berhadiah dan diundi setelah jalan santai bersama.
Hadiahnya pokoknya menarik dan mungkin 100 hadiah ada. Dari mulai lemari hingga lemari plastik, dari sepeda gunung hingga sepeda anak2 dari panci presto hingga gayung plastik.
Wah pendek kata hadiah sangat diharapkan peserta. Teman pengurus memberiku 4 bendel kupon itu. Katanya ini "kalau ada yg keluar dibagi dua". Akupun mengangguk senang. Ketika teman guru melihat dan meminta kupon aku tidak berikan. Dengan harap 400 lembai ini pasti ada yang keluar nomornya. Apalagi pesan temanku katanya dibagi dua.
Pas pelaksanaan jalan santai giliran undian dikocok dan diumumkan langsung. Aku cukup melihat nomer kuponku nomer 1.401 hingga 1.800 karena memang kupon itu berurutan. Panitia jalan santai pun mengumumkan undian yg keluar dari mulai hadiah terkecil nilai rupiah nya hingga terbesar. Aku pun berharap besar Masa ia, 400 lembar gak dapat? Hingga nomor2 hadiah diumumkan tak satupun dari mulai nomor itu keluar. Sampai aku putus asa. Hingga hadiah terakhir sebuah mesin cuci merk Sharp dibuka. Aku juga berharap cemas.
Ternyata tak kunjung keluar juga. Akhirnyab4 bendelan itu saya lempar ke comberan di depan temanku sambil tertawa. Di rumah aku merenung. Ternyata kita bukan termasuk orang yg berharap dari hadiah. Seumur hidup tak pernah dapat undian atau hadiah. Ini 400 lembar pun tak keluar. Akhirnya saya menyesal. Andai 400 lembar itu dibagi bagi guru tentu ada yang keluar angkanya. Karena rezeki setiap orang tidak sama. Karena itu aku sampai hari ini tidak mau mengharap hadiah, lebih baik kerja.
Kata temamku. Kau pancen awak apes. He he he. Ya bener berharap besar, dosa iya. Orang lain tidak diberi, keserakahan akhirnya tak direstui.