/ puisi

KATAMU KDRT ITU KODRAT SEPERTI MANUSIA TEMPATNYA DOSA, Gilang Teguh Pambudi

KATAMU KDRT ITU KODRAT SEPERTI MANUSIA TEMPATNYA DOSA
kekerasan dalam rumah tangga selalu
viral jadi berita paling memalukan bahkan
tidak sedikit yang berakhir
pada pembunuhan yang memilukan bahkan
sampai beberapa mati dalam satu peristiwa
kemiskinan dan perselingkuhan sering
dituding biang kekerasan rumah tangga
dikepung angin busuk kesepakatan tak tertulis
kemiskinan adalah hal memalukan
yang mengijinkan syetan berkuasa
sebab tanpa uang agama tak berguna
kekayaan adalah hukum dan mahkota
perselingkuhan tidak dilihat sebagai
kelemahan pasangan yang butuh penguatan cinta
melainkan akhir dari jatuhnya martabat kemanusiaan
sehingga kekerasan masyarakat merangsek
budaya grebek pemuas segala kecurigaan
pesing memusar dendam di rumah-rumah
perselingkuhan tragedi halal untuk pembunuhan
Indonesia terancam!
rumah-rumah tidak cuma sarang hantu:
buku-buku dicibiri
kitab suci bukan solusi
nasehat-nasehat cuma deretan pendapat
lebih dari itu... (jika puisi ini dibaca, sampai di sini lanjutkan ke bait pertama lagi, terus demikian sampai KDRT hilang dari kehidupan kita)
Kemayoran, 19 12 2023

NALIKAN POLITIK DUKALARA
politik//
cuma
akal-akalan//
yang terhina dikasihani//
pemimpin
jadi//
diangkat-angkat//
meski merugikan//
di atas//
kursi
sah diduduki//
kakinya menginjak hati//
korupsi//
isme
yang rahasia//
cukup tahu sama tahu//
kepada
wakil//
hatinya patah//
kemana mencari tautan?//
terpilih
wakil//
artis populer//
dulang suara tumpul kerja//
Kemayoran, 21 12 2023

Tentang Penulis:
Gilang Teguh Pambudi tinggal di Kemayoran. Lahir di perkebunan kopi Curug Sewu, Kendal, Jawa Tengah, tetapi dari masa kanak-kanak domisili di perkebunan Sukabumi, Jawa Barat bersama ayahnya, Soetoyo Madio Saputro. Memasuki usia kerja, dari radio di kota Sukabumi pindah ke radio Bandung, Purwakarta dan Jakarta ---meski ibu kandungnya Ustj. Hj. Dra. Siti Djalaliyah sejak tahun 70-an sudah domisili di Kemayoran, Jakarta. Di radio-radio tersebut sejak tahun 1991 juga membawakan acara Apresiasi Sastra dan Apresiasi Senibudaya. Aktif menulis sejak SMP, dimuat koran sejak berseragam putih-abu. Puisi-puisi dan cerpennya termuat dalam berbagai buku antologi bersama selain antologi tunggal. Beberapa buku antologi puisi tunggalnya adalah, Syair Wangi, Air Situ (Nokturno), JALAK (Jakarta Dalam Karung), TAGAR (Tarian Gapura), Mendaki Langit, Zira, Orang Radio (berisi puisi-puisi pendek tema radio dan tips sukses orang radio), Bumi Cintaku, dan Hari Kesaktian Kopi. Catatan harian puisinya terbit dalam buku, Dinding Puisi Indonesia. Catatan teaternya yang sudah diterbitkan, TEATER SOSIAL. Antologi cerpennya, Alamat Titik Dua.
27.Gilang-TP