Jejak Rindu, Nominasi Buku Sastra 2024
Jejak Rindu, masuk Nominasi Buku Sastra Nasional versi Lumbung Puisi 2024. Antologi yang mengangkat perjalanan hidup ini berhasil untuk menjadi bacaan sastra dikarenakan puisi-puisi didalamnya tidak hanya nengutarakan pengalaman diri tetapi mampu memberi sentuhan rasa kepada pembacanya, berbagi rasa, sehingga layak masuk nominasi buku sastra.
Penyair ini juga menceritakan pengembaraannya di luar negeri, tak hanya karena menunaikan ibadah haji tetapi kunjungannya ke Eropa dituangkan dalam puisu-puisi yang manis dan enak dinikmati pembaca. Berikut kita lihat bait bait dan puisinya :
Antara Brussele-Paris
//Negeri ini tak punya matahari
Apalsgi katulistiwa terbentang panjang
Yang bisa hangatkan badanku dari balik jebdela
langit biru mu/
/Neneri ini hanya hamparan hijau kiri kanan jalan dan anggur yang memabukkan
dengan runah asri panca warna
atap mengepul diubunnya
hangatkan tawa riang petani berdasi di dalamnya./
/Aku iri pada sapi yang makmur
palawija tumbuh subur/
/tak seperti negeri tempat aku dibesarkan
semua hampir mengaduh
menyerah pasrah dalam kekalahan
Oh, inikah nasib yang harus dipikul sang Dwi Warna//.
Dalam puisi diatas, demikian rasa, penyair meski perjalanan di suatu tempat ke tempat yang lain ( Brussele dan Paris) ingatannya selalu Tanah Air.
Tampak puisi memberi perbandingan itu. Situasi di luar sana dan di negeri kita ini.
Pada judul-judul lain pun ditemukan banyak puisi apik memperkuat antologi ini yaitu tentang keluarga, namun Soekardi Wahyudi penyair dari Titik Nol Indonesia (IKN) ini juga menberikan rasa seakan bukan tema keluarga penyair tetapi memberi sentuhan kedamaian pembacanya. Kita simak satu puisi lainnya:
Wisata Untuk Ibu
//Di pucuk jemari pinus tanah merah
dari titik satu ke titik lainnya
ada perjalanan panjang terbentang
ada telapak sejarah mengalir menuju muara
jangan tanya apalagi mengaduh
karena disana ada surga untuk semua
agar tak terlepas dari genggaman keabadian//.
Demikian puisi-puisi dalam Jejak Rindu yang membuat kerinduan bagi pembacanya.
Soekardi Wahyudi lahir di Samarinda 17 Januari 1960. Menulis di berbagai media di rahun 80-an hingga 90-an, menulis antologi tunggal dan bersama. Sambil menulis juga ASN di pemerintah daerah Kalimantan Timur juga menyukai olah raga tenis meja. Kini tinggal di Kutai Kertanegara.
Selamat!
( Rg Bagus Warsono, kurator utama di lumbung puisi)
Subscribe to Literanesia
Get the latest posts delivered right to your inbox