Jejak, Nominasi Buku Sastra 2024
035. Jejak
Jejak, sebuah antologi puisi dengan jejak perjalanan penulisnya masuk nominasi Buku Sastra Nasional versi Lumbung Puisi. Buku ini berhasil menarik simpati pembaca dikarenakan menuliskan jejak yang di lalui penyair yang pantas untuk berbagi cerita lewat puisi.
Judul-judul puisi dalam Jejak mampu memberikan gambaran bahwa ada khabar di sana yang perlu diketahui sehingga pembaca mendapatkan sesuatu yang baru bagi dirinya yang menimbulkan apresiasi dan tertarik untuk membaca lembar-lembar halaman berikutnya dalam Jejak.
Mari kita lihat bait-bait puisi-puisi itu:
Seekor Cicak di Kamar Mandi
//.../
/ "tolong kirimkan aku satu atau dua serangga untuk kumakan sebagai pengganjal perutku sejak suang keroncongan tak terisi makanan
beritahukan pula pada nyamuk-nyamuk agar ia sudi mampir ke kamar mandi ini sebentar saja, aku tak akan mencaploknya./
/aku hanya pinjam tubuhnya untuk memgisi kerongkonganku dan akan kuhangatkan di dalam perutku/
/aku tak peduli, kubiarkan cicak itu tetap sendiri di kamar mandi/
Demikian gaya Sulistyo penulis Antoligi Jajak ini. Gaya penulisan dengan bait seperti kalimat tak terpenggal memberi makna kejelasan maksud. Namun pada akhirnya pembaca bertanya dan berfikir, apa arti puisi ini. Du sinilah apresiasi itu mulai terlihat puisi Seekor Cicak di Kamar Mandi, dibiarkan meski pernah dilihatnya, diacuhkan tetapi sempat berfikir makannya apa. Yang pada akhirnya dibiarkan sendiri.
Gaya kepenulisan Sulistyo juga terlihat di puisi-puisi lain seperti di Empat Pemabuk Terkapar di Trotoar. Mari kita lihat:
Empat Pemabuk Terkapar di Trotoar
//bermimpi bagai superstar meneriakkan highway star
botol vodka bergelimpangan di oerut dan kerongkongan
membakar mimpi remaja frustrasi
cita-cita tak terbeli
ambisi terinjak kaki-kaki sendiri_
/melayang dalam khayal
terlelap dalam cacian dan serapah siang
terbuang di pusaran metropolitan//
Berbagi kisah menarik ini tema tang diambil dalam Jejak. Masih banyak puisi menarik lainnya yang terdapat dalam antologi Jejak.
Jejak diterbitkan oleh Intishar Publushing, Kebumen 2021. Penulisnya Sulistyo penyair kelahiran Kudus yang menetap di Jakarta. Ia seorang fotografer yang menyukai sastra. Menulis antologi tunggal dan antologi bersama tang diselenggarakan berbagai komunitas penyair.
Selamat!
(rg bagus warsono, kurator utama di lumbung puisi)
Subscribe to Literanesia
Get the latest posts delivered right to your inbox