I Gusti Ngurah Parsua

I Gusti Ngurah Parsua, lahir di Bondalem, Buleleng, Singaraja. Selain menulis puisi dikenal juga sebagai cerpenis yang menulis novel dan esai sosial-budaya. Karya-karyanya pernah dimuat di Bali Post, Karya Bakthi, Nusa Tenggara, Bali Cuier, Merdeka, Berita Buana, Beritha Yudha, Suara Karya, Sinar Harapan, Simponi, Swadesi, Eksperimen, Srikandi, Suara Pembangunan, Mutu, Arena, Bukit Barisan Minggu Pagi, Prioritas, Suara Pembaharuan, El Horas. Majalah Umum dan Budaya: Ekspresi, Basis, Horison, Topik, Tifa Sastra, Dewan Budaya maupun Dewan Sastra, Malaysia.

Sandyakala#32_Ngurah ParsuaKumpulan puisinya: “Matahari” (1970), “Setelah Angin Berembus” (1973), “Sajak-sajak Dukana” (1982), “Sepuluh Penyair Indonesia Malaysia” (1983), Duka Air Mata Bangsa” (1998), “Bahana Di Margarana”, (2005), dll. Di bidang prosa antara lain: “ Hakikat Manusia dan Kehidupan” (Esai Seni Budaya, 1999), “Sekeras Baja” (Kumpulan cerpen, 1984), “Sembilu Dalam Taman” (Novel, 1986), “Rumah Penghabisan” (kumpulan cerpen, 1995), “Perempuan Di Pelabuhan Sunyi” (Kumpulan cerpen 2001), “Senja Di Taman Kota” (Kumpulan cerpen, 2004), dll.