/ artikel

DARI TEMPAT KECIL MENUJU DUNIA, Eryanto Kamis

Catatan lepas Temu Kecil Lumbung Puisi :
DARI TEMPAT KECIL MENUJU DUNIA
Oleh : Eryantho Kamis

"Kegiatan adalah sebuah proses penulisan, sebab yang ditulis adalah kehidupan" (Rg Bagus Warsono)
Luar biasa apa yang dilakukan Rg Bagus Warsono bersama dengan teman - temannya melalui Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia ? Karena untuk membuat sastra di Indonesia makin bergairah malah datang dari kota kecil, jauh dari Jakarta. Karena biasanya, kota - kota besarlah jadi tujuan atau tempat bagi sebagian penyair atau sastrawan untuk berkumpul, saling mengkritik, saling menyanjung dan saling berbagi pengalaman.
Kenapa kota yang besar ? Disitulah mereka akan mudah terkenal. Selain dengan interaksi antara mereka sendiri, juga bisa saja datang ekpos dari media - media online atau televisi, walaupun kita kurang bisa berharap banyak dari media itu.
Belum lagi kemudahan transfortasi bagi para penyair yang datang. Tempatnya juga bisa di gedung atau memang tempat khusus untuk berdialog, mereka yang datang berkunjungpun para penyuka sen8.
Tetapi siapa kira perhelatan besar bagi penyair Indonesia itu di gagas dari kota kecil Inderamayu. Kota berpenduduk sekitar 1,92 juta jiwa, dengan luas kabupaten 2040,11 kilometer persegi atau 204.011 hektar.
Selain itu lokasi pertemuan juga tempat yang dangat sederhana. Bukan di gedung seperti kegiatan sastra lainnya. Dekorasinya pun sangat minim, begitu juga penerangan malamnya. Yang menarik perhatian para pengunjung yang datang itu buah mangga bergantungan di pohonnya. Maklum Inderamayu di kenal dengan ikon buah mangganya.
Tetapi hebatnya Rg Bagus bersama rekan Wawan Hamzah Arpan dan lainnya mampu menarik minat para penyair, penulis dan penikmat sastra datang berkunjung dari wilayah Indonesia. Walau hanya sekedar silaturahmi, atau hanya numpang ngopi, atau barangkali hanya pikin tahu Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia itu seperti apa sih ?
Setiap kegiatan yang mereka lakukan banyak menarik perhatian dan pujian dari para penyair. Walaupun untuk menyelenggarakan kegiatan itu mereka sering menggunakan biaya kantong sendiri. Seperti misalnya mengelar penulisan antologi bersama, mengelar pertemuan kecil untuk menjalin silaturahmi diantara penyair, mengelar pemberian penghargaan (lencana) kepada penyair yang konsisten berkarya 30 tahun (Satyasatra Nagari) sebagai penghargaan kepada penyair atas karyanya, dan yang baru tadi diadakan pemberian penghargaan Pemilihan Buku Sastra Nasional 2024 (versi lumbung puisi) bagi para penyair yang sudah membukukan karyanya. Di lanjutkan dengan temu kecil para nominator pada tanggal 3 Nopember lalu. Banyak acara diadakan Lumbung Puisi sebagai pusat dokumentasi sastra moderen yang sudah dilakukan.
Dalam acara yang di gelar di markas Lumbung Puisi, kegiatan berlangsung meriah dan seru. Apalagi hadirnya para guru, dosen dan mahasiswa. Dialogpun berlangsung penuh semangat, lalu dilanjutkan dengan pemberian penghargaan bagi nominator Buku Sastra Nasional 2024.
Dari sebanyak ratusan buku yang datang di markas Lumbung Puisi, terpilih 55 sastrawan yang bukunya terpilih. Dari sebanyak itu setidaknya ada 20 orang yang hadir pada saat pemberian sertifikat dalam Temu Kecil Lumbung Puisi pada 3 Nopember lalu. Mengutip catatan kurator utama Lumbung Puisi Rg Bagus Warsono seperti : Denting Kemuning (Surabaya), Mita Katoyo (Jakarta), Moel Sonarko (Bandung), Umi Ami Kemuning (Cirebon), Ali Arsy (Banjarbaru), Soekardi Wahyudi (Kutai Kartanegara), Bambang Widiatmoko (Jogyakarta), Tri Astoto Kodarie (Pare Pare), Marlin Dinamikanto (Palembang) dll, ini menjadi penyemangat mereka untuk Lumbung Puisi Sastrawan, sekaligus bagi para kurator dan pengelolanya.
Selain kehadiran para nominator, juga datang para sastrawan, seperti : Nana Sastrawan (Cirebon), Oom Somara (Majalengka), Yahya (Jakarta), Acep Syahril (Indramayu), Erndra Acher (Purbalinga). Datang juga para guru, dosen, mahasiswa dan para pemerhati sastra disana.
Sekali lagi luar biasa apa yang dilakukan Rg Bagus bersama kawan - kawan dengan lumbung puisinya. Tidak semua orang bisa secara konsisten melakukannya. Semoga dari tempat yang kecil akan lahir penyair - penyair besar untuk merambah mendunia. @
ERYANTHO KAMIS - Lahir di Sepang Simin (60). Menulis puisi 80 - an, aktive sebagai jurnalis di Kalteng. Kini menetap di Bekasi. Puisinya menghiasi beberapa antologi puisi bersama.
465923628_8334230113372740_577150822914295773_n