/ Artikel Sastra

BUKU PUTIH SASTRAWAN INDONESIA Mementingkan Karya Daripada Nama

BUKU PUTIH SASTRAWAN INDONESIA
Mementingkan Karya Daripada Nama.
Oleh : Heru Patria
Sebuah gebrakan baru yang akan diluncurkan grup fesbook LUMBUNG PUISI SASTRAWAN INDONESIA XI 2023 yang dikomandani bapak RgBagus Warsono dengan tajuk Buku Putih Sastrawan Indonesia, mulai 1 April 2023 mendatang bisa jadi merupakan sebuah terobosan dalam dunia dokumentasi sastra yang sekarang mulai langka.
Dengan jargon Mementingkan Karya Daripada Nama, seolah ingin membuka mata dunia (dunia sastra) khususnya bahwa tidak diperlukan nama besar untuk menjadi sastrawan, tapi cukup menunjukkan karya nyata. Hal ini tentu bisa menjadi peluang bagi para sastrawan yunior yang belum memiliki nama besar di kancah dunia sastra nasional. Adalah sebuah kewajaran apabila orang lebih mengenal karya dari seorang sastrawan daripada nama penulisnya.
Mengingat sifat sastra yang universal tentu saja ide-ide segar dalam sebuah karya tidak menutup kemungkinan lahir dari para penulis pemula yang memiliki pola pikir lebih fresh dari para seniornya. Masing masing penulis (sastrawan) punya masanya sendiri seiring dengan jaman yang dilakoni. Maraknya media sosial saat ini telah melahirkan sastrawan sastrawan baru yang hidup dan berkembang dari napas digital.
Sudah barang tentu hal ini merupakan fenomena positif yang patut diapresiasi semua pihak. Maraknya dunia sastra gawai akan memberi warna tersendiri bagi dunia sastra Indonesia. Sehingga gagasan peluncuran Buku Putih Sastrawan Indonesia akan menjadi pelopor dokumentasi sastra di era digital.
Terlepas dari adanya beragam sudut pandang tentang hal ini, yang jelas langkah konkrit dokumentasi sastra mutlak diperlukan. Pengakuan dari sebuah eksistensi merupakan pelecut semangat bagi pegiat literasi.
Sebagai sebuah kekayaan intelektual, karya sastra sangatlah pantas untuk dihargai. Meski bukan sebuah penghargaan mewah dan bergengsi, tetap saja pengakuan dari sesama penulis serta komunitas satu frekuensi akan memberikan suntikan motivasi untuk berkarya yang lebih baik.
Sekecil apa pun sebuah apreasiasi akan menorehkan sejarah baru bagi pelaku dunia sastra yang selama ini belum punya nama. Besarnya persaingan dalam dunia sastra yang selama ini selalu dimenangkan oleh pemilik nama nama besar, sudah saatnya untuk sedikit bergeser dan memberi ruang bagi wajah wajah baru dengan ciri khas karyanya masing masing.
Fenomena ini yang sepertinya sedang ditangkap oleh seorang kurator partikelir Bapak Rg. Bagus Warsono. Keinginan besar beliau untuk memajukan dunia sastra dengan program program brilian memberikan warna baru dalam dunia sastra saat ini. Semangat ini patut mendapatkan dukungan dari semua pihak utamanya para pelaku dunia sastra.
Buku Putih Sastrawan Indonesia, tidak menutup kemungkinan akan menjadi pembeda dari dokumentasi sastra yang ada sebelumnya. Sebab seperti yang ditulis dalam status beliau, bahwa dalam buku ini yang diutamakan adalah karya terbaik dari nama nama yang ada nantinya, tanpa pandang bulu, dan tanpa membedakan status senior atau yunior sang pelaku sastra.
Semangat obyektivitas ini akan mendorong lahirnya sastrawan sastrawan baru yang selama ini belum dikenal banyak orang. Hanya karya bermutu yang bisa mensejajarkan nama nama sastrawan yang belum ternama. Bahkan untuk proses pensejajaran ini beliau sudah mengawalinya dengan program Puisi Tandem (nulis bersama antara seorang penyair senior dengan penyair yunior).
Besar harapan banyak pihak semoga program Buku Putih Sastrawan Indonesia ini nantinya akan mampu memunculkan sesuatu yang baru dari berbagai jenis dokumentasi sastra yang telah ada. Sehingga kelak bisa dijadikan bahan referensi dan rujukan untuk dunia sastra di masa depan.
Jika bagian terindah dari tidur adalah mimpi, maka bagian terindah dari literasi adalah adanya sistem dokumentasi yang obyektif.
Blitar, 27 Februari 2023
Penulis Sastra Pedalaman
d_white_book