044. Biarkan Cinta Pergi Naik Kereta

Biarkan Cinta Pergi Naik Kereta, masuk Nominasi Buku Sastra Nasional 2024. Antoligi puisi ini berisi 'catatan-cataran perjalanan sang penyair, dan apa yang dijumpainya untuk berbagi rasa dengan pembaca. Antologi ya menarik dengan mengetengahkan perjalanan kereta.
Seperti Menunggu di Stasiun Senen, Antarkan Aku Ke Kora Tua, Malam di Jalan Mampang Prapatan dan lain merupakan judul puisi-puisi perjalanan dalam buku ini. Tri Astoto Kodarie seorang penyair yang menulis dan mengisahkannya ini lewat puisi.
Biarkan Cinta Pergi Naik Kereta diterbitkan oleh penerbit Yogyajarta Interlude, yogyakarta 2023 .berisi 80 halaman. Buku ini dikatapengantari oleh Kurnia Effendi. Dakam pengantarnya. Kurnia Effendi memberikan apresiasinya yerhadap buku ini yaitu : untuk membaca buku Tri Astoto Sebelum mengunjungi Parepare Sukawesi Selatan.
Berikut kita tampilkan cuplikan dari bait puisinya;

Dua Mata Saya yang Kiri dan Kanan

// Di depa mata, bayang-banyang nampak lunglai kehilangan mantra
padahal dua mata saya yang kiri dan kanan sungguh menjadi netra.
Mata kiri dan kanan selalu tak sepaham jika nengambil keputusan
Merasa tidak adil saat dunia nemberikan cahaya untuk penglihatan
mata kiri selalu nyalang setaham pisau bermata ansk anak petir
mata kanan merawat zikir sambil mengalirkan aur berbutir-butir./
/.../
/ Dua mata saya yang kiri dan kanan
Melepaskan bulu-bulunya mengusir keraguan
Kedua mata bila malam akan meniru mata burung hantu
agar bisa memberi isyarat pada ajal di sudut waktu.//
Pare-pare 2022

Demikuan cuplikan puisi Tri Astoto Kodarie yang sangat menarik tentang mata kiri dan kanan. Puisi yang memberi kita sadar akan anugerah Allah untuk bisa melihat , dan membaca puisi.
Selamat

*(Rg Bagus Warsono, kurator sastra di Lumbung Puisi) *.