/ Antologi Bersama

Anak Cucu Pujangga

Penulis :
Anak Cucu Pujangga (ACP) Antologi Puisi Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia VII 2019 Penyair Indonesia
Penulis :
1.Raeditya Andung Susanto (Brebes)
2.Carmad.(Indramayu)
3.Anisah (Magelang)
4. Ure Maran (Larantuka)
5. Zaeni Boli (Larantuka, Flores)
6. Sarwo Darmono (Lumajang)
7.Gilang Teguh Pambudi (Jakarta)
8. Bd'oel Santri Bangor
9. Mohd Zainal Bin Abdul Karim
(Pasangkayulawesi Barat)
10. Teguh Ari Prianto (Cimahi)
11.Rg Bagus Warsono (Indramayu)
12. Pensil Kajoe (Didit Kristianto) (Banyumas)
13.Heru Mugiarso (Semarang)
14.Emby B. Metha (Lama Halla, Flores)
15.Sami’an Adib (Tegal)
16. M. Sapto Yuwono (Muara Bungo)
17. (Arie Png Adadua) Syaiful B. Harun.(Palembang)
18.Agus Mursalin (Kebumen)
19. Sugeng Joko Utomo. (Gombong)
20.M Dhaun El Firdaus (Gombong)
21.Karan Figo (Jakarta).
22.Anom Triwiyanto (Gombong)
23.Buanergis Muryono (Depok)
24.Lela Hayati (Bandung)
25.Barokah Nawawi (Semarang)
26.Sukma Putra Permana (Kota Gede)
27.Fian N,Dalam Waktu (Maumere)
28.Wanto Tirta (Banyumas)

Mengenang Pujangga

Ternyata banyak tokoh penyair yang menjadi kesan generasinya, Tokoh-tokoh seperti Ane Matahari ditulis dalam puisi-puisi Zaeni Boli, Emha Ainun Nazib oleh Teguh Ari Prianto, Rendra oleh Pensil Kajoe , Ronggo Warsito oleh Karan Figo , Chairil oleh Sukma Putra Permana sedangkan Barokah Nawawi tentang Toto Sudarto Bachtiar.
Pada lain puisi yang menarik lainnya Mas Yono Buanergis Muryonomengagumi penyair yang juga nabi yaitu nabi Sualaiman As Salomo, sedang M Dhaun El Firdaus menulis tentang Gus Candra Malik.
Tentu saja buku ini menarik untuk dibaca generasi muda pecinta sastra Indonesia bahwa penyair itu menjadi perbincangan sebagai manusia yang patut dikenang karena jasanya.

Lebih menarik lagi ada penyair menulis tentang Widji Thukul, seorang penyair yang fenomental sebagai tokoh reformasi negeri yang hilang di masa reformasi Indonesia berkecamuk. Seperti penyair Sugeng Joko Utomo dan Karan Figo, sedang Heru Mugiarso menulis tentang Afrizal Malna. Sisi lain penyair Sami’an Adib menulis tentang Gus Mus. Dan Sapardi Djoko Damono ditulis oleh penyair Sukma Putra Permana Dukamu Sapardi .