/ Mengenal Sastrawan Indonesia

Mengenal Sastrawan Indonesia: A.A. Navis

Horison_08_1990_-page_33_crop-_A.A._Navis-
**Haji Ali Akbar Navis **(17 November 1924 – 22 Maret 2003; dikenal dengan nama A.A. Navis) adalah seorang sastrawan, kritikus budaya, dan politikus Indonesia asal Sumatera Barat. Ia terkenal karena cerita pendeknya Robohnya Surau Kami (1956). Novelnya yang berjudul "Saraswati" diterbitkan kembali oleh Gramedia Pustaka Utama pada 2002.
A.A. Navis telah menghasilkan 65 karya sastra dalam berbagai bentuk sejak mulai menulis pada 1950, meskipun baru mendapat perhatian media cetak sekitar tahun 1955. Karya-karyanya meliputi 22 buku, ditambah lima antologi bersama sastrawan Indonesia lain dan delapan antologi luar negeri, serta 106 makalah akademis yang dihimpun dalam buku Yang Berjalan Sepanjang Jalan.
Buku terakhirnya, berjudul Jodoh, diterbitkan oleh Grasindo atas kerjasama Yayasan Adikarya IKAPI dan The Ford Foundation, sebagai kado ulang tahun pada saat usianya genap 75 tahun. Jodoh berisi sepuluh buah cerpen yang ditulisnya sendiri, yakni Jodoh (cerpen pemenang pertama sayembara Kincir Emas Radio Nederland Wereldemroep pada 1975), Cerita 3 Malam, Kisah Seorang Hero, Cina Buta, Perebutan, Kawin (cerpen pemenang majalah Femina pada 1979), Kisah Seorang Pengantin, Maria, Nora, dan Ibu. Ada yang ditulis tahun 1990-an, dan ada yang ditulis tahun 1950-an.
A.A. Navis menjadikan menulis sebagai kebutuhan dalam hidup. Baginya, menulis adalah alat yang membantu mencetuskan ide dan gagasan. Dalam setiap tulisan, ia menganggap penting untuk mengajukan topik dengan bahasa yang menarik. Namun, demikian, hal yang paling penting bagi seorang penulis adalah apakah karyanya akan awet atau tidak. Meskipun ada banyak karya yang bagus, beberapa hanya sebatas tren sementara dan cepat dilupakan. Ia mengaku menulis dengan satu visi dan bukan mencari popularitas.
Karyanya antara lain: Kemarau (1967)
Saraswati: Si Gadis dalam Sunyi (1970)
Gerhana (2004