/ Tokoh Sastrawan Indonesia

91.Sitok Srengenge

91.Sitok Srengenge , lahir 22 Agustus 1965 yang punya nama asli Sunarto, adalah sastrawan berkebangsaan Indonesia yang juga mendalami seni teater dan telah menghasilkan banyak karya tulis. Ia dikenal sebagai seorang penyair serta penulis novel dan esai. Karya-karyanya banyak dimuat di media massa Indonesia maupun luar negeri seperti Amerika Serikat, Belanda, dan Australia. Menurut Janet de Neefe, meskipun puisi-puisinya banyak berisi mengenai kondisi umat manusia, fokus utamanya adalah tema cinta. Beberapa karya puisi Sitok juga diaransemen oleh Ubiet menjadi musik puisi yang dinyanyikan oleh Hedi Yunus.
Antologi puisi
Persetubuhan Liar (kemudian diterbitkan ulang dengan judul: Kelenjar Bekisar Jantan)
Anak Jadah
Nonsens
Ambrosia
On Nothing (kompilasi dari empat buku puisi Ambrosia, Nonsens (Nonsense), Anak Jadah (Bastard), dan Persetubuhan Liar (Wild Coupling))
Trilogi Tripitakata (himpunan tiga buku puisi dari tahun-tahun awal kepenyairan Sitok Srengenge: (1) Kelenjar Bekisar Jantan dan Stanza Hijau Muda, yang adalah metamorfosis dari Persetubuhan Liar menjadi Kelenjar Bekisar Jantan, ditambah sejumlah puisi sezaman; (2) Anak Badai dan Amsal Puisi Banal, jelmaan Anak Jadah setelah ditambah puisi-puisi sezaman; (3) Gembala Waktu dan Madah Pereda Rindu, memuat puisi-puisi yang ditulis Sitok pada masa SMA dan kuliah.)
Novel: Menggarami Burung Terbang;
Trilogi Kutil (terbit bersambung di harian Suara Merdeka)
Esai
Cinta di Negeri Seribu Satu Tiran Kecil
Teater
Sebagai aktor Sitok berperan dalam beberapa repertoar yang disutradarai Rendra, antara lain: Panembahan Reso, Hamlet, Buku Harian Seorang Penipu, Selamatan Anak Cucu Sulaiman. Sitok juga bermain pertunjukan karya sutrada lain, seperti Jam Berapa Sekarang? (Ikranagara), Pesta Terakhir (Ratna Sarumpaet), Karna (Goenawan Mohammad), bermonolog keliling bersama grup ansambel dari Belanda membawakan naskah Baron von Munchhausen, serta berperan sebagai Rahwana dalam konser Mahacinta Rahwana (Sujiwo Tejo di Jakarta) dan Surabaya (2013).
Sebagai sutradara, Sitok pernah menggarap beberapa lakon, di antaranya: Perampok (Friedrich Schiller), Allah Jang Palsoe (Kwee Tek Hoay), Pengakuan Pariyem (Linus Suryadi AG), dan Surti dan Tiga Sawunggaling (Goenawan Mohamad).
Sebagai penulis naskah, Sitok menghasilkan karya Blewah atau Kabur Kanginan, Perempuan di Titik Nol (saduran atas novel Nawal el Saadawi), Sembilan Puluh Menit yang Hilang Darimu (dipentaskan oleh Teater Satu, Lampung).