/ Tokoh Sastrawan Indonesia

101.Tan Lioe Ie

101.Tan Lioe Ie (lahir di Denpasar, Bali, 1 Juni 1958; umur 62 tahun) adalah seorang penyair Indonesia terkenal asal Bali. Ia merupakan penyair pertama Indonesia yang melakukan eksplorasi atas ritual dan mitologi Tionghoa dalam puisi bahasa Indonesia. Walaupun bernuansa etnik kental, puisi-puisinya tetap mempunyai daya pikat bagi kalangan luas. Hasil karyanya pernah dimuat di berbagai media massa seperti; Bali Post, Horison, Berita Buana, Suara Merdeka, Kompas, Media Indonesia, CAK, Coast Lines (Australia), dan Bali The Morning (Indonesia–Inggris).
Tan Lioe Ie tercatat banyak menghasilkan puisi yang berkualitas. Buku antologi puisinya, Kita Bersaudara (1991), telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris menjadi We Are All One (1996) oleh Dr. Thomas Hunter Jr. Selain itu, buku puisi Malam Cahaya Lampion yang telah mengantarkannya memenangi lomba penulisan sastra buku, juga telah diterjemahkan ke dalam bahasa Belanda menjadi Nach Van De Lampionen oleh Linde Voute. Buku yang diterbitkan Uitgeverij Conserve ini, memuat 64 puisi yang seluruhnya merupakan karya-karya terbaiknya. Karya-karya lainnya terdapat dalam buku Catatan Gila, Perahu Daun, Mimpi Buruk, Tak Lagi dalam kumpulan sajak bersama Perjalanan, Taksu, dan The Gingseng.
Karya-karyanya termuat di media massa seperti Bali Post, Horison, Berita Buana, Suara Merdeka, Kompas, Media Indonesia, CAK, Coast Lines (Australia), Bali The Morning (Indonesia–Inggris), Antologi Menagierie 4 (Bahasa Inggris), Utan Kayu Tafsir dalam Permainan, Mimbar Penyair Abad 21 (1996), Bonsai’s Morning (Bahasa Inggris), Living Together Utan Kayu International Literary Biennale (Indonesia-Inggris, 2005).