/ Tokoh Sastrawan Indonesia

Joko Pinurbo (11-5-1962-27-4-2024)

Selamat Jalan Mas Joko Punirbo

Gaya puisi Joko Punirbo tersendiri dibanding penyair kebanyakan. Joko Pinurba banyak menulis puisi mengungkap keadan sosial masyarakat. Puisinya mengungkap apa-apa yang kita rasakan di masyarakat tetapi tak disadari. Sebagai potret kehidupan di negeri Ini. Terkadang Joko Pinurbo dalam puisi-puisi nya itu menghunus karena bidikannya yang tepat sehingga menuai banyak apresiasi pembaca.
Berikut puisi Joko Punirbo :
Wawancara Kerja
Coba sebutkan tiga macam pekerjaan
yang pernah Anda jalani sebelum ini.

  1. Saya pernah bekerja sebagai
    hujan yang bertugas menimbulkan
    rasa galau dan sendu di hati
    insan-insan romantis yang rajin
    merindu melalui puisi dan lagu.
  2. Setelah itu, saya bekerja sebagai
    tong sampah digital yang harus
    siaga 24 jam sehari. Saya sering
    bingung harus buang sampah
    di mana karena semua tempat
    pembuangan sampah sudah penuh.
  3. Terakhir saya bekerja sebagai
    kursi anggota dewan yang kerjanya
    nyinyir dan ngibul. Saya dipecat
    karena beberapa kali membuat
    beliau terjungkal di tengah sidang.
    Nah, jika Anda diterima di instansi ini,
    apa pekerjaan yang paling cocok
    bagi Anda dan Anda minta gaji berapa?
    Oh, saya ingin sekali bekerja sebagai
    nomor rekening yang menampung
    kelebihan gaji pimpinan dan karyawan
    yang sesungguhnya tidak layak
    mereka terima. Saya tidak perlu digaji.
    Oke. Terima kasih. Anda memang asyu.
    (Jokpin, 2018)
    Fotoku Abadi
    Saban hari ia sibuk
    mengunggah foto barunya
    hanya untuk mendapatkan
    gambaran terbaik dirinya.
    ”Siapa yang merasa
    paling mirip denganku,
    ngacung!” ia berseru
    kepada foto-fotonya.
    Semua menunduk, tak ada
    yang berani angkat tangan.
    Dan ia makin rajin berfoto.
    Teknologi narsisisme
    terus dikembangkan
    agar manusia selalu
    mampu menghibur diri
    dan merasa bisa abadi.
    (Jokpin, 2018)
    Joko Pinurbo , lahir 11 Mei 1962 telah menerbitkan sejumlah buku puisi, antara lain Surat Kopi (2014), Selamat Menunaikan Ibadah Puisi (2016), dan Buku Latihan Tidur (2017).
    439695197_7446690845407282_3527467749921580725_n
    (rg bagus warsono)