WORKER, PROFESSIONAL, EXPERT (Ada di Mana Kamu, Sastrawan?),Wardjito Soeharso

WORKER, PROFESSIONAL, EXPERT
(Ada di Mana Kamu, Sastrawan?)
Worker
Worker, bila diartikan secara umum, artinya adalah pekerja. Ya orang yang bekerja, orang yang menjual kempuan kerja yang dimiliki boleh disebut sebagai pekerja. Istilah kerennya, di dunia global populer disebut worker.
Ya, pekerja adalah orang yang menjual kemampuan kerjanya pada pihak lain. Secara umum, menjual kemampuan atau kebisaan kerja boleh didikatakan identik dengan menjual tenaga. Menjual kekuatan otot.
Oleh karena itu, yang disebut pekerjaan adalah sesuatu yang mesti dikerjakan dengan lebih banyak memakai kekuatan tenaga. Sedang kemampuan otak atau berpikir dan kreativitas nilainya relatif kecil saja. Maka, persyaratan utama sebuah pekerjaan, yang disodorkan oleh iklan lowongan kerja, kebanyakan adalah keterampilan atau skill. Di dalam pekerjaan, yang dibutuhkan memang kebanyakan pekerja yang sudah terampil atau berpengalaman mengerjakan pekerjaan itu. Keterampilan atau skill, bisa diperoleh seseorang dengan berlatih sehingga seseorang mempunyai pengalaman cukup lama dan banyak dalam mengerjakan pekerjaan yang dimaksud.
Ya. Yang penting dalam pekerjaan adalah keterampilan yang diperoleh dari pelatihan dan pengalaman. Semakin banyak dan lama pengalaman yang didapat, seseorang bisa disebut sebagai tenaga terampil atau terlatih atau berpengalaman atau skilled person.
Kata kunci dalam pekerjaan adalah terampil, terlatih, berpengalaman.
Lalu, kalau begitu apa definisi yang paling tepat untuk sesuatu agar bisa disebut sebagai pekerjaan? Pekerjaan adalah sesuatu yang untuk memperoleh hasil kerja yang baik secara khusus harus dikerjakan dengan keterampilan atau pengalaman yang memadai. Misalnya pekerjaan tukang bangunan, tukang narik becak, dan sejenisnya. Artinya, pekerjaan adalah sesuatu yang pada dasarnya bisa dikerjakan oleh semua orang yang sudah terlatih dan berpengalaman di bidang pekerjaan itu. Di dalam pekerjaan, sangat sedikit tuntutan untuk ilmu atau teori. Orang yang tanpa pemahaman ilmu dan teori pun, kalau mau rajin berlatih mengasah keterampilan untuk memperoleh pengalaman atau skill, akan mampu mengerjakan pekerjaan dengan baik.
Professional
Lalu, apa yang disebut professi dan professional? Professi pada dasarnya juga pekerjaan. Tetapi menuntut persyaratan yang lebih berat dan rumit untuk disebut sebagai sekedar pekerjaan.
Kalau dalam pekerjaan, yang mengerjakan disebut pekerja atau worker, dalam professi, yang mengerjakan disebut professional. Bedanya, kalau dalam pekerjaan yang dituntut adalah keterampilan atau skill, dalam professi, selain skill, masih ada tuntutan yang lain, yaitu konwledge atau ilmu pengetahuan.
Seorang professional pasti nemiliki skill (keterampilan) dan knowlege (pengetahuan) yang cukup baik tentang seluk beluk pekerjaannya. Skill dan knowledge ini sering disebut kompetensi. Kompetensi tentu saja meliputi dua hal mendasar untuk melaksanakan tugas dan fungsi, yaitu teori (ilmu, pengetahuan) dan praktek (aplikasi, praktik). Sehingga, seorang professional pasti memiliki kemampuan how to think dan how to deal with tentang hal-hal penting terkait konsep dasar argumentasi dan prinsip prosedur kerja tugas dan fungsi dalam pekerjaannya.
Dengan persyaratan yang rumit ini, professi hanya bisa dikerjakan oleh para professional saja. Ini pekerjaan yang menuntut persyaratan khusus untuk mereka yang ingin jadi pekerja di dalamnya. Oleh karena itu, tidak semua orang, hanya mereka yang memenuhi syarat kualifikasi saja, yang bisa dan boleh terlibat dalam pekerjaannya. Contoh professi yang hanya tersedia bagi professional, misalnya, tenaga medis (dokter, perawat, bidan) atau konstruksi (insinyur, designer), tentara (perwira, prajurit, inteligen), pengajar (dosen, guru, motivator), dan semacamnya.
Semakin tinggi derajat kompetensi seorang professional, tentu akan semakin mahal harganya. Karena derajat kompetensi yang tinggi menjadi ukuran pengetahuan (knowledge) yang luas dan pengalaman ketrampilan (skill) yang komplit tentang professi yang digeluti.
Expert
Lalu apa itu expert atau yang lebih dikenal sebagai tenaga ahli? Expert (ahli) dan expertise (keahlian) adalah ukuran kapasitas seseorang di bidang tertentu. Expert lebih menunjukkan pada bidang penguasaan ilmu pengetahuan. Semakin dalam seseorang mengerti dan mengetahui bidang ilmunya, semakin tinggi kualitas penguasaannya tentang bidang ilmunya tersebut.
Tingkat expertise bisa diperoleh dari belajar dan pengalaman. Keahlian adalah hasil dari proses belajar dan mengalami secara intens terhadap ilmu dan keterampilan tertentu.
Expert di bidang keilmuan berarti orang yang betul-betul sudah menguasai bidang ilmu yang sudah dipelajari. Belajarnya sudah sampai pada jenjang terakhir pembelajaran ilmunya. Misalnya sudah sampai jenjang S3. Sudah mendapat gelar doktor dalam ilmunya. Seorang yang sudah menyandang gelar doktor mestinya sudah layak disebut expert dalam bidang ilmunya. Dalam profesi pengajar, di level perguruan tinggi, mereka yang sudah bergelar doktor dan peroleh sebutan profesor, sudah termasuk kelompok expert di bidang ilmunya.
Expertise juga bisa diperoleh dari pengalaman panjang. Seseorang yang sudah menekuni pekerjaannya, sejak dari tingkat worker, dan terus rajin belajar pengetahuan tentang bidang tugas dan fungsinya, bisa meningkat status dan derajatnya menjadi professional. Dan bila terus rajin menambah pengetahuan dan keterampilan, pada akhirnya dia bisa mencapai derat ahli di bidangnya dan pantas atau layak disebut expert (tenaga ahli) di bidangnya.
Boleh dikata sebutan expert dengan expertisenya adalah puncak capaian seseorang dalam bidang pekerjaannya. Mengingat ukuran kualitas yang sangat tinggi, tidaklah mudah bagi seseorang untuk bisa mencapai tingkat tertinggi ini. Sebutan expert dengan expertisenya hanya bisa dicapai oleh sedikit orang yang benar-benar punya komitmen dan integritas tinggi untuk pengembangan dan peningkatan kualitas professionalitas dalam bidangnya. Dari setiap dinamika gerak langkah terkait pengembangan dan peningkatan kualitas professionalitas, seorang expert harus sudah selalu siap dengan reason and argument yang mendasari dinamika gerak langkahnya.
Bagaimana dengan sastra?
Ini pertanyaan yang menarik. Apakah sastra kita sudah memiliki tuntutan pengembangan dan peningkatan kualitas professionalitas? Misalnya, apakah seorang Sarjana Sastra ketika menulis di media sosial juga harus memperhatikan kualitas bahasa tulisnya? Apakah bahasa tulisnya dituntut harus selalu benar dan baik? Sepertinya pertanyaan seperti ini belum ada yang mencoba menjawab dengan gamblang dan jelas.
Termasuk kategori apa sastra, belum ada ukuran kejelasan yang pasti. Apakah sastra itu suatu pekerjaan, sehingga yang sibuk di sana bisa disebut pekerja sastra? Apakah sastra itu sudah boleh disebut professi, sehingga sastrawan juga boleh digolongkan professional? Apakah kalau sudah menyandang sebutan sastrawan lalu juga bisa disebut sebagai professional atau expert atau ahli sastra yang sudah memiliki keahlian teoretikal dan praktikal tentang sastra? Atau cukup disebut pekerja sastra saja?
Ah, sudahlah! Aku malah pusing sendiri menulis sampai di sini.
14.12.2023 - 22:13