Talenta Lain Mendukung Popularitas
Talenta Lain Mendukung Popularitas
Adalah Denting Kemuning perempun penyair asal Surabaya, memulai debutnya sebagai penyair ketika masih sekolah. Perjalanannya hidupnya penuh liku namun ia tergolong perempuan yang tangguh. Dibawanya diri untuk slalu bersama anak-anak di sebuah Taman kanak-kanak sehingga kesempatan untuk menulis ada. Tulisannya asli seorang penyair. Penulis membaca puisi penyair Surabaya ini diberbagai antologi bersama yang diikutinya yang diselenggarakan di berbagai komunitas sastra di Nusantara ini seakan merajut Nusantara. Akhirnya penyair ini mulai dikenal di Indonesia. Kenapa? Ada talenta lain disamping menyanyi lagu anak-anak yaitu menyulam. Sebuah ketrampilan yang kini jarang dimiliki gadis-gadis melenial. Ia bisa merajut bentuk apa saja dengan benang. Sulamannya yang indah tentu memakan waktu dan kesabaran. Ternyata dari sinilah Denting Kemuning (yang bernama asli Kanti) ini dikenal yaitu Penyair karena kepiawaiannya merajut benang. Bila menyebut penyair ini bayangan orang adalah penyair yang pintar menyulam. Demikian bahwa sebuah talenta mampu mengangkat nama seseorang hingga ternama. Lain Denting lain pula Arya Setra penyair asal Bandung yang tinggal di Jakarta. Arya Setra dengan kemampuannya melukis nekat pergi ke Jakarta dan menetap di Pasar Seni Ancol. Tentu ini perjuangan berat karena produk lukisan bukan menjadi produk kebutuhan masyarakat kebanyakan. Tetapi Arya Setra mampu hidup di sana. Dan disela-sela adonan cat air dan kanvas habis ia meracik puisi. Bakat seninya membuahkan karya yang bisa diperhintungkan. Orang menyebut Arya Setra penyair yang juga pelukis. Hal mengenai kegemaran ganda juga ditampilkan penyair Sarwo Darmono , ia adalah penyair dengan karya berbahasa Jawa. Di Magetan Darwo Darmono dikenal sebagai onthelis dan memiliki komunitasnya sendiri, tetapi di dunia sastra rajin menulis geguritan. Baginya menulis geguritan adalah upaya pelestarian budaya bahwa puisi Indonesia telah ada ratusan tahun lalu dalam bentuk geguritan. Di sini nama Sarwo Darmono mulai dikenal sebagai penyair. Di tempat lain Ritawati Jassin tak ingin ia sebagai penyair karena namanya dikaitkan dengan nama keluarga Jassin. Apalagi ia bekerja di PDS HB Jassin. Karena itu ia terus mengasah jiwa kepenyairannya dengan tulisan-tulisan yang pada akhirnya ditemukan ke-khasannya. Ciri tulisan itulah yang membawanya diterbitkan di Balai Pustaka. Oleh penulis ini merupakan sesuatu ketetapan hati yang dapat menjadi inspirasi kita semua.
(Rg Bagus Warsono)