SEBUAH NAMA YANG PERNAH SINGGAH DI HATI, Heru Patria

Heru Patria

SEBUAH NAMA YANG PERNAH SINGGAH DI HATI

Padamu sebuah nama yang pernah singgah di hati
Pada siapa kau berikan secuil asa yang kau curi
Sedang di sini aku masih setia menanti
Walau kita sama-sama ada yang memiliki
Mungkin sekarang
Dirimu sudah bahagia dengan orang tersayang
Merenda hari menyulam cinta bagai benang
Tapi aku tak gamang
Di sudut hatimu aku masih kau kenang
Tidakkah kau ingat janji yang terukir pada batu-batu sungai
Juga nama kita yang tergurat di pasir pantai
Empat mata satu pandangan
Dua tangan satu remasan
Dua bibir satu ciuman
Dua hati satu tujuan
Selayak nahkoda kukayuh bahtera di samudra cinta
Seteguh karang aku teguh menggenggam janji jiwa
Hingga undanganmu datang mencipta badai
Hempaskan hati sampai bercerai berai
Masih pantaskah dirimu kusebut mantan
Jika bayang dirimu tetap datang dalam impian
Melebur paksa senyum indah dari pasangan syah
Meski tuk memilikimu mustahil sudah
Hanya namamu kueja di waktu sepiku
Dalam larik-larik puisi berdiksi rindu
Mungkin nanti jika ada iblis berbaik hati
Bibir lembutmu akan kulumat lagi
Di tempat kita pernah memadu kasih
Dan andai kini dirimu sudah tak ingat aku lagi
Aku terima kenyataan walau sakit hati
Kudoakan semoga lelaki penggantiku itu
Di sambar petir lalu
Mampus
Blitar, 8 Januari 2024

Heru Patria
*Heru Patria adalah seorang novelis dari Blitar yang juga gemar menulis puisi dan cerpen. Karya cerpen dan puisinya sudah banyak dimuat di berbagai media massa baik cetak maupun online. Karyanya juga dimuat di lebih dari 50 buku antologi. Adapun buku puisinya yang sudah terbit adalah : Berita dari Kolong Tol (2017), Senyawa Kopi Sekeping Hati (2022), Orasi Anak Negeri (2023), Rapsodi Dua Hati (2023).
*