Sebuah Catatan di Lembar Perjalanan, Nominasi Buku Sastra Nasional 2024
Sebuah Catatan di Lembar Perjalanan, karya Sriyanti S Sastroprayitno, (@ Yanti S Sastro Prayitno ) antologi sepilihan puisi yang diterbitkan oleh Boenga Ketjil, Jombang mampu mengungguli buku puisi lain karyanya masuk Nominasi Buku Sastra Nasional 2024 versi Lumbung Puisi.
Puisi-puisi pulihan yang ditulis tahun-tahun 2017- 2019 dan diterbitkan tahun 2023 ini mrngetengahkan gambaran perempun dalam perjuangannya sebagai gerakan kemandirian menuntut kesamaan hak sepenuhnya sebagai perempuan dengan laki-laki pada apa yang di alami dirinya. Sebuah feminimisme penyair perempuan yang ditulis melalui puisi-puisinya.
Meski berkisah pada lembar perjalanan hidupnya namun mampu menjadi puisi-puisi yang bernas sastra dan membawa pembacanya hanyut dalam judul-judul puisi yang dibawakannya.
Buku pilihan puisi yang di pengantari oleh Didik Eros Sudarjono ini dijumpai puisi-puisi yang menggelitik. Berikut beberapa cuplikan bait puisi puisinya:
Jika Aku Jatuh Cinta
//.../
/ Boleh jadi suatu hari
apa yang kutangkap tak serupa dengan yang kau eja
tapi selalu ada resonasi yang kembali membuatnya senada/
/.../
/Ah...andai aku jatuh cinta
kuhamparkan dada setenang telaga
hingga saat semua sirna
tak akan ada luka dan air mata
sebab cinta telah mengendap di dasar jiwa//
Demikian Jika Aku Jatuh Cinta tampak puisi Sriyanti S Sastroprayitno ini begitu kuat membumbung metafora bagi pembacanya yang sapat mengundang apresiasi tak hanya perempuan tetapi juga laki-laki.
Pada Judul puisi lainnya tampak feminisme yang dibawakan penyair ini seperti dalam: Ketika Sejarah Terlupakan. Menggarisbawahi D Eros Sudarjono:
Ketija Sejarah Terlupakan
//.../
/gadis remaja lumbung
buat apakah ilmu san gelar setinggi langit
Jika kelak hanya terlipat dalam bilik yang sempit./
/...//
Pada puisi lain tampak feminisme yang ditampilkan lebih kuat lagi seoerti dalam judul:
Jika Kini Aku Jatuh Hati
//.../
/hingga suatu saat aku terpana
Menengok dunia yang lama tak pernah kukira
di kota lumpia ketemu jiwa-jiwa peramu aksara
Rangkaian kata-kata indah yang menjadi penghubung
Dan jiwa-jiwa pencinta
Membukakan pintu lebar agar aku memasukinya....//
Dalam puisi Jika Aku Kini Jatuh Hati ini Yanti S Sastroprayitno sebagai perempuan terbuka lebar bagi dirinya untuk menjadi seorang sastrawan. Tentu akibat dari pergaulan bersama jiwa-jiwa peramu aksara. Ia menemukan tempatnya!
Yanti S Sastroprayitno lahir di Sragen 5 Februari 1969, memasuki fakultas MIPA di UGM hingga pasca sarjana. Sekarang adalah dosen di Universitas Diponegoro Semarang. Menulis buku dan menyukai musik keroncong dalam kesehariannya, tinggal di Semarang.
Selamat !
(Rg Bagus Warsono, Kurator utama di Lumbung Puisi 5 september 2024).