Sartikah akhirnya ditambat di Pelabuhan Terakhir, Kita Dalam Aksra
Sartikah akhirnya ditambat di Pelabuhan Terakhir,
Kita Dalam Aksra
Antologi tebal dengan 201 puisi oleh penyair yang cukup terkenal yang tinggal di sebuah desa di Garut adalah prestasi tersendiri.
Kita Dalam Aksara yang artinya orang orang yang berada di seputar aksara. Ya tak ada lain yaitu guru, sastrawan dan pewarta. Ketiganya menyatu dalam jiwa seseorang hingga melekatlah aksara dalam kehidupannya. Begitu gambaran singkat Kita Dalam Aksara, aksara yang menceritakan jejak penyair dan pesan keindahan. Jauh hingga bersandar di Pelabuhan Terakhir. Berikut cuplikannya:
Pelabuhan Terakhir
//Kugenggam kelam samudra jiwa
Gelombang pasang cerita using
Deburan ombak kehidupan
Menepis bibir pantai sunyi jiwa hampa/
/Burung camar ramai berceloteh tentang indahnya
Samudra
Melayang menukik mencengkeram paham
Tak pernah ragu menyelam utuk hari esok
Adakah kerinduan pada hari kemarin
Yang telah memberi warena/
/Angin berhembus menerpa nyiur di dada
Berbisik lirih ingatan masa
Masa yang akan berakhir pada hitungan takdir
Merambat pelan menuju pelabuhan
Pelabuhan terakhir yang akan menyimpan
Segalabeban dalam damainya keabadian //
Perjalanan pun akhirnya samapi pada persinggahan sebuah Pelabuhan Terakhir. Ya memang kita ini hidup hanya melakoni. Sebuah cacatatan bagus seorang penyair perempuan yang menyadari hidup ini sanya menjalani. Puisi indah untuk dapat diapresiasi dan dipelajari.
(rg bagus warsono)